Gerindra Beri Data Tandingan tentang TKA: Di Salah Satu Pabrik Semen Hampir 100 Persen Diisi TKA
Partai Gerindra mengkritik dan memberikan data tandingan terkait kehadiran tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra mengkritik dan memberikan data tandingan terkait kehadiran tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia.
Data tersebut dilontarkan melalui kicauan Twitternya, Jumat (27/4/2018).
Menurut Gerindra, ada perbedaan pendapatan antara gaji tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing.
• Moeldoko Mengatakan Beri Kesempatan Presiden Jokowi Untuk Berpikir Lebih Besar dari Kasus Novel
Data tersebut diperoleh diperoleh Gerindra dari klipingan koran yang diunggahnya di media sosial.
Dalam klipingan koran tersebut tertulis jika Ombudsman Republik Indonesia (ORI) telah menemukan bahwa sopir lokal hanya dibayar Rp 5 juta. Sedangkan sopir asing dibayar Rp 15 Juta.
@Gerindra, "Dan jika sudah seperti ini apakah tidak miris kita melihatnya? @arisanto_catur"
• Rustam Ibrahim: di Pemerintahan Jokowi IHSG Melonjak, Jangan mau Dibohongi Politisi Berkedok Ekonom
• Diberi Waktu sampai 18 Mei, DPR RI Minta Menaker Laporkan Jumlah Tenaga Kerja Asing di Indonesia
Gerindra menambahkan, Ombudsman telah menemukan banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia setiap harinya.
Sebagian besar tenaga kerja asing tersebut berasal dari China dan bekerja sebagai buruh kasar.
"Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menemukan banyak Tenaga Kerja Asing (TKA), khususnya yang berasal dari China masuk ke Indonesia setiap hari. Sebagian besar TKI asal China itu bekerja sebagai buruh kasar. Sekali lagi buruh kasar," kicau Gerindra.
"Tenaga Kerja Asing khususnya dari Tiongkok arusnya deras, setiap hari masuk ke negara Indonesia," imbuhnya.
Tenaga kerja asing, menurut Gerindra juga banyak ditemukan di Morowali, Sulawesi Tengah.
"Tenaga Kerja Asing yang bekerja sebagai buruh kasar salah satunya banyak ditemukan di Morowali, Sulawesi Tengah. Bahkan sopir angkutan barang kebanyakan berasal dari luar negeri," kicau Gerindra.
"Untuk anda ketahui dan renungi, sekitar 200 sopir angkutan barang di perusahaan di Morowali itu adalah Tenaga Kerja Asing," imbuh Gerindra.
Gerindra juga menilai adanya ketimpangan data antara data dari pemerintah dan kenyataan di lapangan.
"Ada ketimpangan antara data yang diberikan oleh Pemerintah Jokowi dengan kenyataan di lapangan," kicau Gerindra.
"Berdasarkan data resmi Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA tahun lalu mencapai 126 ribu orang atau meningkat 69,85 persen dibandingkan akhir 2016 sebanyak 74.813 orang."
"Padahal jumlah Tenaga Kerja Asing yang ada di lapangan masih lebih banyak lagi dari data yang diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja."
Bahkan Gerindra mengatakan jika salah satu pabrik semen di Manokwari, Papua diisi hampir 100 persen tenaga kerja asing.
"Di Papua saja, di Monokwari tahun 2017 di salah satu pabrik semen hampir 100 persen diisi oleh tenaga kerja asing. Datanya jauh berbeda di Pemerintah."
"Pernah ditemukan setidaknya 500 orang asing yang menggunakan visa turis untuk bekerja di Indonesia. Perusahaan yang bersangkutan, juga tidak memberikan sanksi kepada orang-orang asing itu."
"Kenapa tidak ada penindakan terhadap pelanggaran penggunaan visa itu? Terkesan seperti ada pembiaran."
(*)