Breaking News:

HP iPhone

iPhonografi: Mitos atau Fakta iPhone Menjadi yang Terbaik Tentang Kualitas Video?

Pernahkah kalian mendengar istilah iPhonografi? Apakah benar iPhone jadi yang terbaik di segala aspek? Simak artikel di bawah ini

apple.com
HP IPHONE - Desain iPhone 17 terbaru diakses dari apple.com Rabu (17/9/2025). Pernahkah kalian mendengar istilah iPhonografi? Apakah benar iPhone jadi yang terbaik di segala aspek? Simak artikel di bawah ini untuk info selengkapnya! 

TRIBUNWOW.COM - Pernahkah kalian mendengar fenomena iPhonografi?

Mungkin kalian pernah merasakan ketika ingin mendokumentasikan sebuah acara, namun ketika kalian menunjukkan Handphone tiap orang pasti bertanya "Iphone bukan?"

Dilansir Tribunwow.com, inilah satu di antara pesona "iPhonografi", istilah yang kini jadi semacam cap prestise di kalangan pembuat konten.

Baca juga: iPhone SE 2022 vs iPhone 14: Duel Pilihan Hemat Melawan Fitur Canggih

Secara harfiah, istilah Iphonografi atau iPhoneography sebenarnya merujuk pada tindakan mengambil foto dengan Handphone yang kamu miliki biasanya Iphone dikutip Tribunwow.com dari anwickcreative.com.

Disusul dengan popularitas iPhone yang kian tahun makin meningkat, istilah "iPhoneography" pertama kali diperkenalkan oleh seorang Blogger Fotografi, Glen Evans yang kini blognya sudah tidak lagi ada (Gomez Cruz & Meyer 2012).

Ada juga momen content creator asal Jakarta Selatan, Andi yang sedang sibuk mengarahkan ponselnya, tanpa bantuan alat tambahan seperti kamera besar dan rig.

Namun hanya dengan satu ponsel yang ada dalam genggaman Andi, hasil bidikannya dalam mengunggah video dokumenter perjalanannya ke Bromo sangatlah sinematik dan memiliki tone warna khas digital.

"Hasilnya sinematik banget! Pakai kamera apa?" tanya satu diantara pengikutnya.

Menurut hasil wawancara dengankreator konten Indonesia, Januari 2025, jwaban yang Andi berikan pun sangatlah sederhana "Cuma iPhone".

Begitulah pesona iPhonografi atau iPhoneograph istilah yang kini identik dengan kualitas sinematik dari ponsel Apple.

Bahkan filmmaker Hollywood Sean Baker pernah memfilmkan Tangerine (2015) hanya menggunakan iPhone 5S, secara langsung ia juga melakukan campaign atas nama iPhone dan membuktikan kemampuan satu diantara produk Apple bukan sekadar gimmick.

Kini, di tengah agresivitas Android yang tengah meningkatkan kemampuan dan fitur kameranya dengan sensor jumbo dan zoom optik ekstrem, munculah pertanyaan baru: Apakag iPhone masih layak disebut "raja video" di tahun 2025?

Dari Tren Menjadi Fenomena: Sejarah iPhonografi

Munculnya suatu tren tidak mungkin jika tanpa sebab.

Begitulah juga yang dialami oleh fenomena iPhonografi, dimana istilah ini pertama kali muncul pada tahun 2011 di komunitas fotografi.

Seiring dengan Apple yang saat itu sudah mengeluarkan produk terbarunya yakni iPhone 4 dengan kemampuan HDR dan doto beresolusi tinggi.

Sejak saat itulah Apple secara konsisten mengembangkan kemampuan kameranya seperti fitur CinematicMode, ProRAW, dan ProRes Video (istilah yang muncul juga di seri iPhone lainnya iPhone 13).

Kini, istilah iPhonografi bukan lagi sebatas hobi, namun telah berubah menjadi fenomena global yang memengaruhi pola produksi konten, ekonomi kreatif, hingga perspektif publik tentang kualitas visual yang hanya bisa jika memakai Smartphone iPhone.

Ini adalah bagian dari generasi baru kreator yang percaya, cukup dengan iPhone mereka bisa menghasilkan karya setara produksi profesional.

Mengapa iPhone Hingga Kini Masih Diminati Konten Kreator?

Menurut data yang diambil Tribunwow.com dari beberapa situs web seperti DxOMark, CNET, dan GSMArena berikut ini tiga alasan teratas kenapa iPhone masih diminati oleh konten kreator.

1. Transisi Lensa Mulus Seperti Kamera Profesional

Menurut data yang dikutip dari DxOMark, pengujian yang dilakukan pada tahun 2024 mengatakan bahwa perbedaan luminasi yang terjadi pada iPhone berada di bawah 5 persen.

Di mana pencapaian ini merupakan hal yang jarang ditemukan pada kompetitor Android.

Saat berganti lensa, iPhone nyaris tak menunjukkan perubahan warna atau pencahayaan ekstrem.

Apple menyesuaikan warna dan eksposur di setiap lensa agar hasil video tetap natural saat pengguna berpindah zoom, fitur yang sulit ditiru pesaing Android.

Semua terasa halus, seolah memakai satu kamera dengan lensa zoom profesional.

Bahkan dari data ranking top 20 Top Smartphone by Cameras, seri iPhone tampil dominan.

Dengan posisi teratas yakni top 3 yang ditempati oleh iPhone 17 Pro dengan torehan skor sebanyak 168 dari 175 skor terbaik.

2. Video Stabil Tanpa Gimbal

Bermula sejak hadirnya fitur Action Mode, iPhone membuat standar baru untuk stabilisasi video mobile.

Mode Action dan sistem OIS (Optical Image Stabilization) generasi baru dengan teknologi sensor-shift dipadukan dengan pembelajaran mesin, menghasilkan video stabil bahkan saat direkam sambil berlari.

Pada Desember 2024, CNET bahkan menobatkan Action Mode iPhone 15 Pro sebagai benchmark stabilisasi video terbaik di kelas flagship.

3. ProRes: Senjata Rahasia Kelas Sinema

Format Apple ProRes masih menjadi daya tarik utama bagi pembuat video profesional.

Format profesional ini memungkinkan pengeditan lanjutan dengan kedalaman warna hingga 12-bit, mendukung proses color grading di perangkat lunak seperti Final Cut Pro.

Codec 10-bit ini juga digunakan pada kamera sinema seperti ARRI dan Blackmagic.

Kini, iPhone 15 Pro bisa langsung merekam ke SSD eksternal, membuat workflow lebih praktis.

Berikut ini ringkasan keunggulan iPhone vs Android yang diambil dari smashedit.co.z:

- Performance reliability : Operasi yang konsisten dan lancar

- Security assurance : Perlindungan yang kuat untuk data pribadi

- Ecosystem integration : Konektivitas tanpa batas di seluruh perangkat

- Long-term value : Harga jual kembali yang lebih baik dan dukungan yang diperluas.

Ketika iPhone Mulai Tersalip

Meskipun dalam beberapa fitur dan teknologi iPhone unggul dalam konstensi dan workflow.

Namun jika melihat dari sisi hardware mentah, iPhone mulai terkejar.

1. Sensor kecil, tantangan di malam hari

Diketahui sensor utama iPhone 15 Pro berukuran 1/1.3 inci, sedangkan kompetitor seperti Xiaomi 14 Ultra dan Vivo X100 Pro sudah memakai sensor 1 inci Sony LYT-900.

Menurut tes GSMArena (Mei 2015), menunjukkan noise level iPhone 15 Pro 40 persen lebih tinggi dibanding Vivo X100 Pro dalam cahaya rendah.

2. Zoom Masih Tertinggal

iPhone 15 Pro Max memang punya telephoto 5x, tapi kalah dari Samsung Galaxy S24 Ultra (zoom optik 10x) dan Oppo Find X7 Ultra dengan sistem dual periscope.

Dalam peringkat performa zoom yang dirilis Android Authority pada 2025, iPhone hanya menempati posisi keenam jauh tertinggal dari pemimpin pasar yang kini didominasi oleh merek-merek Android flagship.

3. Kontrol Manual? Harus Bayar Lagi

Bagi pengguna serius, keterbatasan aplikasi kamera bawaan iPhone bisa jadi batu sandungan.

iPhone masih membatasi kontrol manual seperti shutter speed, ISO, focus peaking, atau white balance di aplikasi kamera bawaan.

Untuk kontrol manual tersebut, pengguna harus mengunduh aplikasi berbayar seperti Filmic Pro atau Blackmagic Camera.

Sementara flagship Android sudah menyediakan mode "Pro" bawaan.

Baca juga: Harga iPhone di Bawah 10 Juta dengan Panduan Lengkap Pilih Baru atau Bekas untuk Pengguna 2025

Mitos atau Realita?

Dalam MKBHD Blind Camera Test 2024, sebuah uji buta yang melibatkan ribuan responden, publik justru lebih memilih hasil video malam dari Xiaomi 14 Ultra dan Vivo X100 Pro dibanding iPhone 15 Pro, terutama karena detail dan teksturnya lebih natural.

Secara tidak langsung menunjukkan bukti bahwa persepsi superioritas iPhone mulai tergoyahkan.

Realita: iPhone masih unggul soal kemudahan, warna konsisten, dan integrasi ekosistem.

iPhonografi kini terbukti bukan sekadar mitos pemasaran, melainkan realita industri kreatif yang terbentuk dari kombinasi teknologi, tren sosial, dan ekosistem produksi yang solid.

Mitos atau Fakta?

Fenomena iPhonografi kini tak bisa dilepaskan dari aspek sosial dan budaya digital.

Memiliki iPhone dan membuat konten dengan label #ShotOniPhone bukan lagi sekadar praktik fotografi, tapi juga pernyataan identitas visual.

Menurut SocialVisual Report 2025, tagar #ShotOniPhone telah digunakan lebih dari 25 juta kali di TikTok dan Instagram, menjadikannya kampanye pengguna paling sukses di ranah fotografi mobile.

Bahkan data dari IDC 2025 juga menunjukkan Indonesia menjadi pasar ke-3 terbesar pengguna iPhone untuk produksi video kreatif di Asia Tenggara.

Secara global, mobile filmmaking meningkat 22 persen, dengan 54 persen proyek film pendek festival independen direkam menggunakan iPhone, angka yang membuktikan iPhonografi bukan sekadar tren sesaat.

Dalam MKBHD Blind Camera Test 2024, sebuah uji buta yang melibatkan ribuan responden, publik justru lebih memilih hasil video malam dari Xiaomi 14 Ultra dan Vivo X100 Pro dibanding iPhone 15 Pro, terutama karena detail dan teksturnya lebih natural.

Secara tidak langsung menunjukkan bukti bahwa persepsi superioritas iPhone mulai tergoyahkan.

Fakta: iPhone masih unggul soal kemudahan, warna konsisten, dan integrasi ekosistem.

iPhonografi kini terbukti bukan sekadar mitos pemasaran, melainkan realita industri kreatif yang terbentuk dari kombinasi teknologi, tren sosial, dan ekosistem produksi yang solid.

Mitos: Klaim "kualitas video terbaik di dunia" kini sudah mulai usang.

Dalam urusan low-light, zoom ekstrem, dan fleksibilitas kontrol manual, Android sudah menyalip.

Meski tidak lagi memegang keunggulan absolut di sisi teknis, iPhone tetap menjadi perangkat paling konsisten dalam hal pengalaman visual, kemudahan pasca-produksi, dan integrasi lintas platform.

Pilihan Ada di Tangan Anda

Jika kamu menginginkan hasil instan tanpa banyak setting, sudah terbiasa dalam ekosistem Apple, fokus pada workflow cepat (shoot–edit–upload), dan lebih sering syuting di siang hari

iPhone tetap menjadi pilihan terbaikmu.

Namun jika sebaliknya, sering merekam di malam hari, butuh zoom ekstrem, dan suka bereksperimen manual.

Flagship Android seperti Xiaomi 14 Ultra, Vivo X100 Pro, atau Samsung S24 Ultra lebih cocok.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Sebelas Maret/Mareta Galuh Ayuningtyas).

Tags:
iPhoneVideoKameraiPhonografiApple
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved