Respon Wamenkes soal Sepatu Indonesia Terpapar Radioaktif: Pengelolaan Limbah Buruk Jadi Biang Kerok

Sebelumnya, udang dan cengkeh dari Indonesia juga sempat ditolak untuk masuk di AS karena temuan Cs-137.

Cs-137 yang menjadi biang kerok itu disebut berasal dari PT Peter Metal Technology (PMT), sebuah pabrik besi di wilayah Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Kementerian Lingkungan Hidup sebelumnya juga menyampaikan bahwa 22 perusahaan yang terpapar radioaktif sudah dilakukan proses dekontaminasi.

"22 perusahaan yang tercemar sudah selesai, selanjutnya radiasi portal monitoring mungkin sampai beberapa minggu ke depan masih kita pasang untuk mengantisipasi kalau ada deteksi," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang juga Ketua Satgas cs-137, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Mengenal Rencana Redenominasi Rupiah oleh Menkeu Purbaya, Pangkas Rp1000 Jadi Rp1

Efek Paparan Radioaktif

Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika RS Permata Jonggol, dr. Fitri Firdausiya menjelaskan soal efek paparan Cs-137.

Menurutnya, Cs-137 merupakan isotop radioaktif yang memancarkan radiasi gamma berenrgi tinggi serta partikel beta.

Jika terpapar dalam jumlah banyak, zat ini akan berbahaya bagi tubuh.

Namun, jika hanya terpapar sedikit, efek yang biasanya timbul terbatas pada iritasi atau kemerahan pada kulit.

“Radiasi gamma dari cesium-137 memiliki energi tinggi sehingga dapat menembus jaringan tubuh," jelas Fitri, Kamis (13/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Maka dari itu, jika terpapar dalam jumlah besar, seseorang bisa mengalami luka bakar radiasi, penyakit radiasi akut, hingga meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang.

Namun, jika sudah terlanjur menggunakan barang-barang yang dicurigai terpapar radiaktof seperti sepatu, ia menyarankan agar segera membilas kulit dengan air mengalir.

“Prinsip utamanya adalah segera melepas barang yang diduga tercemar, lalu mencuci kulit dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan sisa partikel,” katanya.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Airlangga/Afifah Alfina)