5 Masjid Megah di Asia Tenggara, 3 dari Indonesia dengan Arsitektur Termegah

TIBUNWOW.COM - Asia Tenggara dikenal sebagai rumah bagi penduduk Muslim yang besar, dan hal ini tercermin dalam kemegahan dan ukuran masjid-masjidnya.

Bangunan-bangunan ibadah ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai mahakarya arsitektur yang melambangkan sejarah, budaya, dan toleransi. 

Berikut adalah lima masjid terbesar dan paling ikonik di kawasan Asia Tenggara:

1. Masjid Istiqlal – Jakarta, Indonesia

Dilansir dari seasia.co Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat, Indonesia, merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan menjadi simbol penting kemerdekaan negara.

Pembangunannya dimulai pada tahun 1961 dan diresmikan pada 22 Februari 1978. 

Masjid ini berdiri megah di atas lahan seluas kurang lebih 9,5 hingga 10 hektar, menjadikannya mampu menampung hingga lebih dari 200.000 jemaah. 

Arsitekturnya yang bergaya modern dan minimalis, didominasi warna abu-abu, menampilkan satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang oleh 12 tiang utama. 

Secara filosofis, angka-angka ini melambangkan tahun proklamasi kemerdekaan (1945) dan tanggal lahir Nabi Muhammad (12 Rabiul Awal). 

Lokasinya yang strategis, berhadapan langsung dengan Gereja Katedral Jakarta, menegaskan perannya sebagai simbol toleransi dan harmoni antarumat beragama di Indonesia.

Baca juga: 5 Kuil Terbesar di Dunia: Borobudur Menempati Posisi ke-3, India Mendominasi, Kamboja Teratas

2. Masjid Raya Baiturrahman – Banda Aceh, Indonesia

Terletak di jantung Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Masjid Raya Baiturrahman adalah ikon sejarah dan ketahanan masyarakat Aceh. 

Masjid ini memiliki sejarah panjang, yang awalnya didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 M. 

Namun, bangunan yang dikenal saat ini adalah hasil pembangunan kembali oleh Belanda pada tahun 1877 setelah yang asli dibakar. 

Masjid ini memiliki arsitektur megah bergaya Mughal India dan saat ini diperluas hingga mampu menampung lebih dari 30.000 jemaah termasuk di halaman luarnya.

Ciri khasnya meliputi 7 kubah dan 5 menara, serta halaman yang kini dilengkapi payung hidrolik raksasa yang diadopsi dari Masjid Nabawi. 

Masjid Raya Baiturrahman  menjadi saksi kebesaran Tuhan karena tetap kokoh dan menjadi tempat perlindungan saat bencana Tsunami tahun 2004.

3. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) – Semarang, Indonesia

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) berlokasi di Jalan Gajah Raya, Semarang. 

Pembangunannya dimulai pada tahun 2001 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006. 

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 10 hektar dan dapat menampung hingga 15.000 jemaah di dalam dan di halaman utama. 

Arsitekturnya merupakan perpaduan unik antara gaya Jawa (terlihat pada motif batik di tiang), Arab (ditandai dengan kaligrafi dan 6 payung hidrolik otomatis di pelataran), dan Roma (terlihat pada desain interior).

Masjid ini memiliki satu kubah besar, empat kubah kecil, dan satu Menara Asmaul Husna setinggi 99 meter yang berfungsi sebagai menara pandang.

4. Masjid Nasional (Masjid Negara) – Kuala Lumpur, Malaysia

Masjid Negara atau Masjid Nasional Malaysia berlokasi di Kuala Lumpur dan diresmikan pada tahun 1965 sebagai simbol kemerdekaan dan persatuan negara. 

Masjid ini dibangun di atas lahan seluas sekitar 5,3 hektar dan memiliki kapasitas menampung hingga 15.000 jemaah. 

Masjid ini terkenal dengan arsitektur modernis yang berani. 

Karakteristik paling khasnya adalah atap utamanya yang berbentuk payung terbuka dengan 16 sisi yang melambangkan payung kerajaan dan negara bagian Malaysia. 

Selain itu, terdapat menara tunggal setinggi 73 meter. 

Keberadaannya dengan kolam refleksi dan taman yang luas, menjadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan sekaligus monumen nasional yang penting.

5. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien – Bandar Seri Begawan, Brunei

Terletak di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darussalam, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien diakui sebagai salah satu masjid terindah di Asia Pasifik. 

Pembangunannya selesai dan diresmikan pada 26 September 1958. 

Meskipun kapasitasnya sekitar 3.000 jemaah dan luas lahannya sekitar 2 hektar, kemegahan arsitekturnya yang memadukan gaya Mughal India dan Italia membuatnya sangat menonjol. 

Ciri khas utamanya adalah kubah utama berlapis emas yang mencolok dan menara marmer setinggi 52 meter.

Masjid ini dibangun di atas sebuah laguna buatan, lengkap dengan miniatur bahtera (kapal) kerajaan yang meniru kapal Mahligai Sultan Bolkiah, menciptakan pemandangan yang tenang dan ikonik.

Baca juga: Deretan 7 Danau Terluas di Dunia, Laut Kaspia Masih Jadi yang Terbesar, Ada dari Indonesia?

Lima masjid terbesar di Asia Tenggara yang disebutkan adalah simbol penting dari kekuatan iman, warisan arsitektur, dan sejarah Islam di kawasan ini. 

Masjid Istiqlal memimpin sebagai yang terbesar, melambangkan kemerdekaan dan toleransi Indonesia. 

Masjid Raya Baiturrahman di Aceh menunjukkan ketahanan budaya dengan arsitektur Mughalnya. 

Sementara itu, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Nasional Malaysia, dan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien di Brunei, masing-masing menampilkan perpaduan gaya arsitektur unik dan mewakili identitas nasional yang kuat. 

Kesemua masjid ini adalah mahakarya yang berfungsi sebagai pusat spiritual dan ikon budaya bangsa-bangsa di Asia Tenggara.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Terbuka Surakarta/ Sayyida Aulia Rahma)