Breaking News:

Terkini Nasional

CIMB Niaga Bantu Smoothmoves Go International: Serukan Hidup Sehat & Jaga Kelestarian Lingkungan

CIMB Niaga Bantu Smooth Moves untuk bisa go international & konsisten serukan hidup sehat serta jaga kelestarian lingkungan.

Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
HO TribunWow.com
Potret produk upcycling kemasan Smooth Moves yang bekerja sama dengan UMKM kriya StayoHandycraft. 

TRIBUNWOW.COM - Kampanye hidup sehat dan melestarikan lingkungan melalui cemilan makanan bertajuk Smooth Moves kini benar adanya terealisasikan.

Siapa sangka, dari mimpi seorang wanita pegiat dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Timur bernama Rehany Susana Kristin, kecemasan masyarakat akan kesehatan dan lingkungan dapat teratasi.

Hanny mulai mengkampanyekan hidup sehat dan jaga kelestarian lingkungan bermula dari program Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia Timur CIMB Niaga yang bekerjasama dengan BerdayaBareng.com pada akhir tahun 2023 sampai dengan 2024 lalu.

"Jadi awalnya itu bermula dari melihat di sosial media tentang adanya kegiatan yang diadakan Bank CIMB Niaga dan bekerjasama dengan BerdayaBareng, namanya Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia Timur."

"Saya daftar, ternyata ada kurasi dan lolos di sekitar Oktober atau November akhir tahun 2023, proses pelaksanaanya sampai dengan akhir tahun 2024. Jadi ada beberapa UMKM yang disasar terutama di Indonesia bagian timur, jadi mereka basecamp nya itu ada di beberapa kota, cuma Kupang jadi satu di antaranya," jelas owner Smooth Moves, Rehany Susana Kristin kepada TribunWow.com, Selasa (26/9/2025).

Perjuangan serta tekat Hanny pun saat itu membuahkan hasil.

Smooth Moves lolos kurasi bersama dengan 11 UMKM pegiat wanita lainnya di Kupang NTT.

"Karena sudah lolos kurasi, dipilih beberapa UMKM, kemudian kami itu di Kota Kupang selama 3 hari ada sesi-sesinya. Setelah itu kita disaring lagi seusai mendapatkan materi pelatihan dll, karena mereka bekerjasama dengan BerdayaBareng. Nah goals nya itu lolos atau tidaknya itu kita harus membuat pitching persis kayak presentasi ke tim BerdayaBareng," beber Hanny.

Hanny mengungkapkan, para pegiat pelaku UMKM bakal mendapatkan bantuan dari CIMB Niaga berupa pinjaman modal tanpa bunga sebesar Rp 5.000.000.

Saat itu, Smooth Moves sukses lolos bersama dengan 10 UMKM lainnya di Kota Kupang.

"Kalau lolos kita dapat bantuan dari Bank CIMB Niaga, dapat pinjaman tapi tanpa bunga, yang lolos ada 11, kita dikasih bantuan Rp 5.000.000 tanpa bunga terus dicicil selama 1 tahun."

"Jadi, dua bulan pertama itu belum menyicil, bulan ke-3 sampai ke-12 kita menyicil, satu bulannya Rp 500.000," ungkapnya.

Bantuan pinjaman modal itu pun diperuntukkan Hanny untuk memperbaiki kemasan pada produk Smooth Moves yang sebelumnya masih menggunakan standing pouch paper eco window.

"Karena kemasan saya masih yang belum full color atau tertutup, saat itu saya masih gunakan standing pouch paper eco window, masih sederhana, akhirnya dana bantuan itu saya peruntukkan untuk memperbaiki kemasan."

"Pemesanan kemasan harus dalam jumlah besar untuk masuk ke dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) karena itu pesannya harus banyak. Jadi ya bersyukur dapat bantuan dan bisa saya alokasikan semuanya untuk memperbaiki kemasan Smooth Moves," ujarnya.

Selain itu, alasan Hanny memperbaiki kemasan Smooth Moves berkaitan dengan tuntutan retail-retail yang meminta tampilan kemasan lebih full color dan tertutup.

"Saya ganti kemasan itu karena ada tuntutan dari retail-retail, kemasannya harus full color dan tertutup. Bantuan modal itu sangat membantu UMKM karena kami tidak dipusingkan dengan adanya bunga," ungkap Hanny.

Hanny menambahkan, pinjaman modal yang diberikan CIMB itu semuanya pure diserahkan dan dikelola masing-masing oleh para pelaku UMKM.

"Penggunaan modalnya itu tergantung dari pelaku UMKM, kalau kebutuhannya memang kemasan ya itu keputusan masing-masing.  Ada juga teman-teman yang kemasannya sudah oke, mereka beli bahan baku atau alat. Jadi benar-benar di kasih sepenuhnya keputusannya ke pelaku UMKM," bebernya.

Sebelum memutuskan untuk memperbaiki kemasannya, Hanny mengaku sempat merasa dilema.

Ia mengungkapkan, rasa dilema yang dialami tak terlepas dari pilihan harus meninggalkan standing pouch paper yang ramah lingkungan dan menggantinya dengan kemasan yang expired time nya lebih lama.

"Karena kalau di retail itu kan mereka ada ketentuan-ketentuan tersendiri apalagi menyangkut soal expired time itu kan saya punya standing pouch paper. Di satu sisi memang bagus karena environment friendly, tapi di sisi lain dilema karena retail butuhnya yang expired time nya lama.

"Jadi saya itu dilema sebenarnya, mau yang paper atau permintaan retail yang lebih panjang expired time nya. Itu mempengaruhi kemasan, padahal saat itu, belum banyak orang yang concern dengan environment, sedangkan kami sudah," ungkapnya.

Setelah berdiskusi dengan mentor dari BerdayaBareng, akhirnya Hanny memutuskan untuk mengikuti permintaan retail terkait kemasan yang digunakan Smooth Moves.

"Jadi akhirnya, setelah ngobrol dengan mentor, mereka beri gambaran kalau di retail mau lebih berkembang berjalan memang harus berdasarkan apa yang mereka butuhkan. Memang ideologi kita harus kuat, tapi kita juga harus tahu apa yang masyarakat butuhkan, kalau mau di retail ya harus mengikuti apa yang mereka inginkan."

"Begitu pun ketika distribusi, lebih bertahan yang packaging metalizer atau aluminium di dalamnya dibandingkan paper. Kalau paper kan kena air dikit langsung lembab. Atas pertimbangan dan dana yang ada, akhirnya coba untuk ganti packaging," jelas Hanny.

Kemasan baru Smooth Moves pun dibuat Hanny lebih eye catching dan lebih memiliki ketahanan expired time nya lama.

Hanny pun mengaku lebih percaya diri untuk bisa memasarkan Smooth Moves lebih masif lagi ke retail-retail.

"Setelah ganti dengan desain yang eye catching dan bisa memperpanjang daya expired time nya, produknya terlihat semakin oke, kita juga lebih percaya diri untuk maju menawarkan ke toko-toko. Namanya juga kan kalau packaging bagus dan menarik orang pasti lebih tertarik," lanjutnya.

Bantu Smooth Moves Go International

Hanny menceritakan, dirinya membangun Smooth Moves sudah sejak tahun 2018 lalu.

Tak mudah bagi Hanny, baru beberapa tahun berjalan, usahanya dihantam pandemi Covid-19.

Adanya pandemi Covid-19 membuat Hanny bergegas untuk mengubah menu utamanya dari yang semula Smoothies ke produk cemilan granola.

"Saya bangun Smooth Moves sudah dari tahun 2018, produk kami itu awalnya bukan produk cemilan melainkan smoothies, granola itu salah stau tooping dari produk kami. Kemudian di 2021 kita pandemi dll, itu yang membuat kami berpindah produk untuk tetap bertahan di saat pandemi," jelasnya.

Menurutnya, perubahan dari smoothies ke produk cemilan tak terlepas dari pertimbangan waktu kadaluarsanya yang singkat atau pendek dibandingkan produk kering.

"Karena kalau smoothies, dia waktu untuk kadaluarasnya lebih singkat atau pendek
Dibanding dengan produk kering, disaat pandemi kita harus berpikir produk lain yang bisa bertahan lebih lama," lanjutnya.

Selain granola, inovasi baru pun dilakukan Hanny dengan membuat hal baru mengeksplor kopi dijadikan cookies namun tetap dengan gluten free.

"Jadi kalau cerita dari 2018 sampai ke 2021 produknya berbeda, kemudian dari 2021 sampai sekarang awalnya kami keluarkan produk granola hingga saat ini, tahun lalu kami coba hal baru dengan mengeksplor kopi dengan membuat cookies, tetap benang merahnya itu gluten free," ungkap Hanny.

Tantangan yang harus dihadapi Hanny tentu saja berkaitan dengan pengenalan produk miliknya yang terbilang baru di Kota Kupang.

Hinggga akhirnya, kesempatan untuk memperkenalkan produk Smooth Moves membuahkan hasil.

Bermula dari media sosial, Smooth Moves tercatat pernah kirim makanan ke Jakarta, Bali, Sulawesi dan beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur.

"Sepanjang empat tahun ini memang kami awalnya saldo kak, karena kan produknya baru apalagi di kota Kupang. Kalau dibandingkan Jakarta, atau kota-kota lebih maju kita sudah familiar.
Tapi kalau di Kota Kupang kita harus mengedukasi lagi. Nah itu butuh proses dan memakan waktu lumayan lama untuk memperkenalkan."

"Sudah sampai 4 tahun tapi sekarang bersyukurnya kami punya kesempatan memperkenalkan produk, contohnya kami pernah mengirim gara-gara lihat di media sosial kita kirim ke Jakarta, Bali, Sulawesi dan beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur," bebernya.

Terkini, Hanny yang semakin percaya diri seusai mendapatkan bantuan pinjaman modal dari CIMB Niaga dan digunakan untuk memperbaiki kemasan baru untuk Smooth Moves.

Hanny untuk pertama kalinya menjajakan produk Smooth Moves ke luar Indonesia.

Satu di antara negara yang jadi sasaran Hanny yakni Timor Leste.

"Sekarang saya ikut Expo trade di Timor Leste di Kota Dili. Jadi kami memang berproses juga, bagusnya semua kesempatan kami ambil apapun di depan kami coba. Contohnya ke Expo trade daftar sendiri, explore sendiri, hari ini sebenarnya sudah pulang tapi saya masih survei pasar di sini
Dan kemarin, bagus sih menurut saya, banyak yang mengenal, jika dibandingkan dengan Kota Kupang, di sini mungkin lebih familiar," jelasnya.

Produk Smooth Moves Peduli Kesehatan

Bentuk nyata produk Smooth Moves peduli akan kesehatan tubuh dapat dilihat dari cemilan gluten free yang aman dikonsumsi oleh penderita penyakit auto imun, diabetes dan pencernaan lainnya bisa mengkonsumsi tanpa mencemaskan akibatnya.

"Produk kami memang sudah niche market, produk ini kenapa gluten free artinya semua produk kami tidak menggunakan tepung terigu. Yang mana, dua produk kami menggunakan oat atau havermut kemudian produk yang Chocoffee itu kita menggunakan dari tepung mocaf. Mocaf itu modified cassava flour tepung dari ubi," jelasnya.

"Jadi kenapa memilih lebih spesifik ke gluten free karena kami pingin menyasar target market kami itu untuk orang-orang yang sensitif gluten yang mana gluten itu proteinnya ada di tepung terigu yang membuat kadang-kadang membuat pencernaan itu agak berat. Jadi market kami memang cocok untuk yang auto imun, atau gluten intolerance, atau orang-orang yang punya diabetes, permasalahan di pencernaan," jelasnya.

Smooth Moves memilih untuk menggunakan gula lontar ciri khas dari NTT terutama berasal dari Pulau Rote daripada gula pasir.

Hal itu tak terlepas dari kandungan gula lontar yang memiliki indeks glikemik lebih rendah ketimbang gula pasir.

"Kita juga menggunakan gulanya bukan gula pasir tapi kita menggunakan gula lontar ciri khas dari NTT, terutama dari Pulau Rote. Jadi kalau dilihat, produk kami kaya serat dan less gula," lanjutnya.

Tak sekadar gunakan bahan lokal dari NTT, Reyhana juga menggunakan bahan internasional yakni oat pada produk Smooth Moves.

Penggunaan oat dalam produk Smooth Moves tak terlepas dari gluten free yang terkandung di dalamnya.

"Produk kami menggunakan oat, tapi, kami padupadankan dengan ide luar yang kami adaptasikan dengan bahan baku lokal NTT. Target sasaran, kami ingin meningkatkan atau memberikan nilai lebih untuk bahan baku lokal biasa contoh dari NTT namun bisa di campur dengan ide luar dan produk luar juga, Jadi memang kalau dibilang granola, oat, cookies itu agak-agak belum familiar terutama di NTT," ujarnya.

Dalam produksinya, Smooth Moves memiliki tiga produk unggulan yakni Granola, Oat Cookies dan Chocoffee Cookies.

Untuk Granola ada tiga varian yakni original, choco chips sama moringa NTT.

Sedangkan Oat Cookies ada empat varian yakni original, choco chips, moringa NTT dan campuran atau mix.

Sementara untuk produk chocoffee cookies, cookiesnya terbuat dari tepung mocaf gluten free yang dicampur dengan kopi NTT.

Jaga Kelestarian Lingkungan

Bukan semata memasarkan produk dan mencari keuntungan saja, Smooth Moves juga turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan melalui konsep upcylcing kemasan.

Hanny menjelaskan, ia mengimbau kepada para pelanggannya untuk mau mengembalikan kemasan Smooth Moves kepadanya dengan memberikan reward berupa potongan harga atau diskon.

"Kita ada program upcycling kemasan jadi produk kriya, cara pengumpulannya dengan menghimbau para pelanggan untuk tidak membuang sampah kemasan. Namun mau mengembalikan kemasan Smooth Moves yang akan kami berikan reward berupa potongan harga atau diskon.”

"Dikumpulkan sampai jumlah tertentu dengan muatan diskon yang berbeda-beda, kalau kumpulnya 12 dapat berapa persen, lebih dari 12 misal 24 nanti dapat potongan sekian, atau nanti kalau produknya sudah jadi dapat diskon dari saya, misal harga tas sekian itu dapat diskon dari saya," jelasnya.

Konsep upcycling kemasan itu dilakukan Hanny sebagai bentuk kepeduliannya terhadap isu lingkungan imbas limbah sampah jika tidak dimanfaatkan dengan baik.

Dalam proses upcycling, Hanny juga turut menggandeng rekannya bernama Margaretha Liliweri yang bergerak di bidang UMKM kriya di Kupang yang bernama StayoHandycraft.

Produk-produk yang dikreasikan StayoHandycraft dari limbah kemasan Smooth Moves di antaranya aneka tas, dompet, gantungan kunci dan lain sebagainya.

Selain untuk upcycling, keputusan kerjasama dengan StayoHandycraft juga bisa berdampak pada terbukanya lapangan kerja selebar-lebarnya untuk para penjahit kriya.

"Pertama untuk isu lingkungan, kedua kita kerjasama dengan UMKM kriya yang bisa buka lapangan kerja juga karena kan ibu Margaretha menjahit sehingga membutuhkan karyawan."

Meski ide itu tercetus dari dirinya, Hanny membuka diri bagi para pelaku atau pegiat UMKM lainnya yang tertarik untuk upcycling kemasan seperti Smooth Moves.

"Ketiga kita bantu UMKM kuliner yang punya kemasan untuk mereka bisa ikut branding. Karena gini, kalau kita kuliner, kita branding susah agak bingung, masak tiap hari kita bawa kemasan kita tunjukkin.”

“Kalau teman-teman kriya kan punya tenunan, bisa buat anting, bisa digunakan kalau kuliner kan agak susah apalagi packaging snack-snack kering, jadi saya berpikiran bahwa bisa juga ini jadi branding dengan kemasan mereka, akhirnya buat tas yang bisa saya kenakan berbahan dasar dari kemasan produk Smooth Moves," pungkasnya.

Potret produk upcycling kemasan Smooth Moves yang bekerja sama dengan UMKM kriya StayoHandycraft.
Potret produk upcycling kemasan Smooth Moves yang bekerja sama dengan UMKM kriya StayoHandycraft. (HO TribunWow.com)

Keberlanjutan CIMB Niaga untuk Smooth Moves & UMKM di NTT

Tak berhenti pada peminjaman Rp 5.000.000 melalui program Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia Timur, CIMB Niaga juga menawarkan program peminjaman modal serupa jika suatu saat ada kendala permodalan yang dialami para pelaku UMKM.

Bahkan, para pelaku UMKM bisa melakukan peminjaman modal sampai di atas nominal Rp 5.000.000.

"Untuk keberlanjutannya, setelah program Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia Timur dan cicilannya selesai, CIMB Niaga juga menawarkan peminjaman lagi dengan sistem yang sama. Bisa dengan jumlah yang sama atau bisa juga di atas dari peminjaman sebelumnya," ungkap Hanny.

Hanny membeberkan, waktu penawaran pertama dari Bank CIMB Niaga, dirinya masih belum begitu membutuhkan modal tambahan.

Wanita asli Kupang itu memilih untuk mengkreasikan konsep distribusi dengan packaging baru.

Meski sempat menolak tawaran pertama, hal itu tak lantas membuat Hanny kehilangan kesempatan untuk kembali melakukan peminjaman dengan konsep 0 persen bunga.

Hanny bisa mengajukan peminjaman dengan konsep 0 persen jika sewaktu-waktu membutuhkannya kembali.

 "Tapi waktu itu masih mikir nanti aja dulu karena lebih fokus ke distribusi, bagaimana berjualan lagi karena packaging nya baru, jadi waktu itu tidak ambil kesempatan itu."

"Tapi syukurnya, kemarin itu gara-gara diliput sama media lagi dan mereka kayaknya kroscek juga ke Bank CIMB di Kota Kupang, akhirnya mereka tawarin lagi. Kalau misalnya mau, sistemnya tetap sama jadi kesempatan itu tetap terbuka bagi kalau sewaktu-waktu butuh dengan sistem yang sama tidak ada bunga," ungkapnya.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, komitmen CIMB Niaga dalam membantu UMKM bukan sekedar dalam peminjaman modal semata.

Melainkan juga bisa dirasakan saat para pelaku UMKM ketika melakukan transaksi transfer menggunakan Qris (Quick Response Code Indonesian Standard) yang ada pada aplikasi keluaran CIMB Niaga yakni Octo Mobile.

Menurut Hanny, adanya Qris CIMB Niaga buat dirinya tak cemas lagi saat bertransaksi.

Hal itu tak terlepas dari nol biaya admin yang dibebankan kepada para pengguna atau nasabahCIMB Niaga jika transaksi ke beda bank.

"Karena saya juga nasabah dan melihat bahwa Bank CIMB Niaga ini memudahkan kami secara transfer karena itu tidak ada beban biaya. Kemudian Qris juga tidak ada biaya juga. Yang paling membuat agak lega itu transfer ataupun pembelian di beda bank itu kan tidak ada tambahan administrasi.  Jadi gratis gitu, saya juga untuk top up gratis tidak ada tambahan-tambahan lainnya," lanjutnya seraya tertawa.

Di sisi lain, Hanny mengaku dirinya memang baru menjadi nasabah CIMB Niaga saat lolos program Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Indonesia Timur.

Meski begitu, seiring berjalannya waktu, ia mengaku jatuh hati dengan program yang ditawarkan oleh CIMB Niaga.

Satu program lain yang buat Hanny jatuh hati yakni program tabungan khusus pelaku atau pegiat UMKM.

Potongan per bulannya yang terbilang rendah berada di kisaran Rp 3.000 sampai Rp 5.000 jadi sebab.

"Jujur, saya jadi nasabah itu setelah lolos jadi yang dapat bantuan. Nah saya pikir, awalnya ya sudah tinggal buka akun dan ya sudah kita cicilnya dari bank CIMB. Tapi, dengan berjalannya waktu, ternyata kita dibedakan jenis tabungannya itu khusus untuk para pelaku atau pegiat UMKM.”

"Potongan untuk per bulan biaya admin kalau nggak salah Rp 3.000 sampai Rp5.000 jadi benar-benar tidak banyak gitu biaya admin, Kalau untuk potongan di bank lain itu bisa mencapai Rp15.000," jelas Hanny.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Tags:
Bank CIMB NiagaPelestarian LingkunganKesehatanUMKMKupangNusa Tenggara Timur (NTT)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved