Ramadan 2025

Tanya Ustaz: Tidak Sholat 5 Waktu saat Bulan Ramadhan Dapat Membatalkan Puasa? Simak Penjelasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanya Ustaz: Tidak Sholat 5 Waktu saat Bulan Ramadhan dapat Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Ustaz Wahid ahmadi selaku mantan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah. Diakses dari kanal YouTube Tribunnews pada Rabu (19/3/2025).

TRIBUNWOW.COM - Berikut ini penjelasan mengenai hukum berpuasa Ramadhan tapi tidak sholat 5 waktu, apakah dapat membatalkan atau tidak?

Sholat 5 waktu merupakan ibadah wajib yang harus dilaksanakan setiap muslim.

Tidak hanya saat Ramadhan saja tetapi sholat 5 waktu wajib dilaksanakan setiap hari dengan tertib.

Terkadang sebagian orang mungkin menemui seorang muslim yang melaksanakan puasa tetapi tidak melaksanakan sholat 5 waktu saat bulan Ramadhan.

Sehingga terkadang  muncul pertanyaan bagaimana hukum bila seorang muslim meninggalkan sholat 5 waktu? Serta apakah tidak melaksanakan sholat 5 waktu dapat membatalkan puasa?

Simak penjelasan Ustaz Wahid Ahmadi selaku mantan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah berikut ini:

Baca juga: Tanya Ustaz: Apa Sanksi Bagi Umat Muslim yang Bersenggama ketika Siang Hari di Bulan Ramadhan?

Dikutip dari kanal YouTube Tribunnews Ustaz Wahid ahmadi menjelaskan bahwa para ulama membagi orang yang meninggalkan sholat ini dalam 2 kategori yaitu ingkaron dan tahawunan.

"Kalau para ulama begini, soal tidak melaksanakan salat 5 waktu itu ada dua."

"Pertama ingkaron, yang kedua tahawunan," ujarnya.

Orang yang ingkaron, yaitu yang menolak atau mengingkari kewajiban sholat, dianggap telah keluar dari Islam.

Hal ini terjadi karena ia menolak salah satu rukun Islam yang telah ditetapkan secara jelas dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Para ulama sepakat bahwa orang seperti ini tidak lagi dianggap sebagai muslim, karena salah satu syarat keimanan adalah menerima dan mengakui semua kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah.

Di sisi lain, ada orang yang tetap beriman dan mengakui bahwa sholat itu wajib, tetapi belum melaksanakannya karena merasa belum siap, malas, dan sebagainya.

Kondisi ini disebut tahawunan, yaitu mengabaikan sholat meskipun hatinya tetap meyakini bahwa sholat adalah kewajiban.

Orang seperti ini masih dianggap muslim, tetapi ia melakukan dosa besar.

"Kalau ingkaron itu artinya orang yang tidak melaksanakan salat 5 waktu, itu artinya mengingkari kewajiban," ujarnya.

"Nah kalau sudah mengingkari tidak dianggap sebagai muslim, kafir itu kalau mengingkari kewajiban sholat."

"Tapi ada orang yang tidak melaksanakan salat tapi hatinya beriman, dia mengakui bahwa sholat itu wajib, hanya dia merasa belum bisa melakukan, tahawun namanya, jadi mengabaikan," tambahnya.

Ia juga menejelaskan bagi orang yang ingkaron, yaitu yang mengingkari kewajiban sholat, maka ia tidak lagi dianggap sebagai muslim. 

Jika seseorang sudah tidak dianggap sebagai seorang muslim, maka seluruh kewajiban ibadah dalam Islam tidak lagi berlaku baginya, termasuk puasa.

Artinya, ia tidak wajib berpuasa, dan meskipun ia tetap menjalankan puasa maka puasanya tidak sah di mata Allah.

Sementara itu, bagi orang yang tahawunan, yaitu yang masih beriman dan mengakui kewajiban sholat tetapi meninggalkannya, ia tetap diakui sebagai seorang Muslim. 

Karena itu, puasanya tetap sah dan ia tetap wajib menjalankannya. 

Secara hukum fiqih, selama seseorang memenuhi syarat sah puasa, seperti niat, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga magrib, maka puasanya tetap diterima.

Tetapi meskipun puasanya sah secara hukum, secara nilai ibadah puasa tersebut menjadi kurang sempurna.

"Nah, untuk kasus yang pertama, tidak wajib puasa, karena kafir hukumnya, yang wajib berpuasa pertama adalah orang mukmin."

"Nah untuk orang yang kedua yang tidak sholat tapi hanya karena tahawunan tadi, mengabaikan, tetap wajib puasa, puasanya sah," ujar Wahid Ahmadi.

Baca juga: Tanya Ustaz: Seberapa Penting Ibadah Sholat Tarawih saat Bulan Ramadhan? Simak Penjelasannya

Bagi mereka yang masih meninggalkan sholat karena alasan lalai atau malas (tahawunan), mereka tetap diwajibkan berpuasa.

Tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban, puasa juga diharapkan bisa menjadi jalan bagi mereka untuk lebih dekat kepada Allah sehingga terdorong untuk melaksanakan sholat lima waktu.

Puasa adalah ibadah yang cukup berat, karena seseorang harus menahan lapar, haus, serta mengekang hawa nafsu sepanjang hari.

Jika seseorang mampu menjalankan puasa dengan niat ikhlas karena Allah, maka seharusnya menjalankan sholat lima waktu akan terasa lebih ringan. 

Diharapkan, dengan terus berpuasa dan menjaga niatnya untuk beribadah, Allah akan membukakan pintu hidayah bagi orang tahawunan.

"Silakan berpuasa dan diharapkan dengan puasa itu, dia akan terdorong melakukan sholat 5 waktu, karena berpuasa itu jauh lebih berat dari melaksanakan sholat," ujarnya.

"Jadi diharapkan dengan puasa, dia ikhlas puasa, dia niat karena Allah."

"Kemudian Allah memberikan hidayah untuk akhirnya mudah terdorong menjalankan ibadah sholat 5 waktu," pungkasnya.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Muhammadiyah Karanganyar/Najwa Nandhita Divananda)

Baca berita menarik lainnya di Google News