TRIBUNWOW.COM- Simak penjelasan mengenai hukum tidur saat berpuasa, benarkah bernilai pahala atau tidak.
Setiap amalan baik yang dilakukan saat berpuasa bernilai pahala berlipat ganda, baik itu membaca Al-Qur'an, berdzikir, bersedekah, dan sebagainya.
Dalam konteks ibadah puasa, sebagian orang meyakini bahwa tidur seseorang yang berpuasa bisa mendatangkan pahala.
Keyakinan ini beredar luas di kalangan umat Muslim, terutama saat bulan Ramadan, ketika umat Islam menjalankan ibadah puasa sepanjang hari.
Anggapan ini sering dikaitkan dengan hadis yang berbunyi "Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni" (HR Baihaqi).
Namun, benarkah tidurnya orang yang berpuasa dihitung sebagai ibadah dan bernilai pahala?
Simak penjelasan berikut ini:
Baca juga: Tanya Ustaz: Bolehkah jika Membersihkan Telinga saat Berpuasa? Simak Penjelasannya
Dikutip dari kanal YouTube Tribunwow official, Siti kasiyati selaku dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta menjelaskan bahwa umat muslim harus mengingat kembali tujuan puasa yaitu memperbanyak ibadah dan meraih pahala sebanyak-banyaknya.
"di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa, barangsiapa yang berpuasa dengan ikhlas penuh iman maka dia akan diampuni dosanya" ujar Siti kasiyati.
Siti kasiyati juga menjelaskan bahwa umat muslim harus menjalani puasa dengan penuh keikhlasan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, memberbanyak amalan seperti dzikir, sedekah, ibadah qiyamul lail, dan sebagainya.
Siti Kasiyati juga menjelaskan bahwa umat Muslim hendaknya menjalani ibadah puasa dengan penuh keikhlasan, bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah SWT.
Keikhlasan dalam berpuasa dapat diwujudkan dengan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, baik dalam perkataan maupun perbuatan serta mengisi waktu dengan berbagai amalan yang mendatangkan kebaikan.
Beberapa di antaranya adalah memperbanyak dzikir untuk mengingat Allah, bersedekah kepada mereka yang membutuhkan, serta melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti qiyamul lail atau salat malam.
"Nah bagaimana yang disebut ikhlas pada bulan Ramadhan? tentu dengan beribadah yang meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat."
"Kita memperbanyak dzikir, kita memperbanyak sedekah, kita memperbanyak qiyamul lail" ujarnya.
Baca juga: Tanya Ustaz, Mencicipi Makanan Apakah Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Hukumnya
Ia menjelaskan bahwa memang tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, tetapi hal ini berlaku jika tidurnya hanya sekedar untuk beristirahat sebentar, bukan tidur sepanjang hari.
"Tidurnya orang puasa ibadah itu kalau sekedar beristirahat, tapi kalau sepanjang hari tidur terus, terus bagaimana?" ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah mampu menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat.
"Padahal ada dalam surat al mu'minun disebutkan salah satu ciri orang beriman itu adalah dari hal hal yang tidak bermanfaat itu menghindari."
"Nah kita ini sebaiknya juga menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat" tambahnya.
Sebagai umat Muslim, sebaiknya mengisi waktu dengan aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku , membaca Al-Qur'an, atau bahkan membantu menyiapkan makanan bagi orang yang berbuka puasa.
Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mendekatkan kita pada Allah, tetapi juga memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW kepada umat muslim untuk memperbanyak amalan-amalan yang baik dan bermanfaat pada bulan suci Ramadhan.
Sehingga, puasa tidak hanya menjadi ajang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk memperbanyak amal ibadah serta berbuat baik.
(TribunWow.com/peserta magang dari Universitas Muhammadiyah Karanganyar/Najwa Nandhita Divananda)
Baca berita menarik lainnya di Google News