TRIBUNWOW.COM - Sriwijaya FC kini menduduki posisi kedua terbawah di klasemen Liga 2 2024/2025.
Untuk meghindari degredasi ke Liga 3, Sriwijaya FC banyak mendapat dukungan dari klub lain, termasuk Persib Bandung yang meminjamkan sepuluh pemainnya.
Namun, bantuan ini justru menuai respons kritis dari pelatih Sriwijaya FC, Hendri Susilo.
Menurut Hendri Susilo, kualitas pemain yang dipinjamkan tidak memenuhi ekspektasi, terlebih mereka berasal dari Liga 3 dan Liga 4 yang kualitasnya dianggap belum memadai untuk memperkuat Sriwijaya FC.
Baca juga: Kejelasan Nasib Mailson Lima setelah Persib Bandung Datangkan Gervane Kastaneer, Jadi ke Sriwijaya?
Ia mengungkapkan bahwa kemampuan mereka berada jauh di bawah standar pemain yang sudah ada di Sriwijaya FC.
“Kalau mau mendatangkan pemain, harusnya di atas level pemain yang kita punya,” ujarnya.
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi pelatih berusia 59 tahun tersebut, mengingat para pemain baru dianggap belum memiliki pengalaman cukup di level profesional.
“Di sini itu kita ikut bertanding, bukan Akademi,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa lima dari sepuluh pemain yang dipinjam bukanlah pilihannya, melainkan keputusan manajemen klub, PT Digi Sport.
Pada Senin (6/1/2025), CEO PT Digi Sport, Anggoro Prajesta, memberikan penjelasan terkait kebijakan ini.
Menurutnya, langkah meminjam pemain muda dari Bandung United dilakukan untuk mengatasi masalah finansial yang sedang dialami Sriwijaya FC.
“Sriwijaya FC masih dalam fase krisis finansial dan untuk mengamankan posisi klub agar tetap bertahan di Liga 2, kita akan dibantu oleh Persib Bandung dan beberapa klub lain, seperti Bandung United,” ujar Anggoro.
Baca juga: BREAKING NEWS Persib Bandung Resmi Rekrut Gervane Kastaneer, Manajemen Beberkan Nasib Mailson Lima
Tak hanya itu, pelatih asal Padang tersebut juga menyoroti bahwa tim mengalami kesulitan bahkan ketika seluruh pemain inti masih lengkap.
Dengan kondisi saat ini, Sriwijaya FC menghadapi tekanan yang lebih besar, terlebih dengan kedatangan pemain baru yang kualitasnya dinilai lebih rendah.
“Kita masih full team, itu saja masih berat untuk bersaing, dan yang tersisa saat ini adalah pemain level 2 kita,” ungkap Hendri.