TRIBUNWOW.COM - Pemutusan kerja sama antara Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia oleh PSSI menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola.
Keputusan yang diumumkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, didasarkan pada evaluasi mendalam terkait dinamika internal tim dan isu komunikasi.
Erick Thohir menegaskan bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk meningkatkan performa tim nasional ke depannya.
Dalam konferensi pers yang digelar di Menara Danareksa pada Senin (6/1/2025), Erick Thohir menyampaikan bahwa langkah ini diambil dengan pertimbangan matang.
“Kalau saya lihat, memang dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga,” ujarnya.
Kontrak Shin Tae-yong sebenarnya masih berlaku hingga 2027, namun hasil dari beberapa pertandingan terakhir, termasuk kekalahan 1-2 dari China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 memicu diskusi internal.
Meski demikian, Erick menggarisbawahi bahwa waktu pemecatan dipilih dengan cermat agar persiapan tim untuk pertandingan selanjutnya tetap optimal.
“Yang terbaik ya hari ini karena kita masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan. Saya tidak mau ambil keputusan yang hasilnya tidak baik. Setelah evaluasi dan perhitungan, waktu 2,5 bulan ini cukup, tidak tergesa-gesa,” katanya.
Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan performa meski akhirnya hanya mampu menempati posisi ketiga di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan enam poin dari enam pertandingan.
Peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka, baik melalui jalur langsung maupun putaran keempat kualifikasi.
Baca juga: Tak Melulu Dipuji Pemain, Marc Klok Sebut Kekurangan Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Erick Thohir menyebut bahwa keputusan ini mencerminkan keberanian untuk mengambil risiko demi masa depan yang lebih baik.
“Saya rasa hal yang biasa memang untuk posisi Kualifikasi Piala Dunia ini banyak negara-negara mengganti pelatihnya, tinggal dihitung risikonya. Sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi,” ujarnya.
“Makanya hari ini yang terbaik. Risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari.”
Suksesor Shin Tae-yong dijadwalkan tiba pada 11 Januari 2025, dengan pengumuman resmi dilakukan sehari setelahnya.
Fabrizio Romano, pengamat transfer sepak bola Eropa, melaporkan bahwa Patrick Kluivert, mantan penyerang timnas Belanda, menjadi kandidat kuat untuk posisi tersebut.
Baca juga: PSSI Ternyata Ingin Pecat STY Sejak Timnas Indonesia Dilibas China: Kalau Tergesa-gesa Kurang Baik
Dengan pengalaman internasional yang luas dan kemampuan berbahasa Inggris serta Belanda, Kluivert dinilai mampu mengatasi kendala komunikasi yang sebelumnya menjadi isu utama di tim nasional.
Kehadiran pelatih baru ini diharapkan membawa pendekatan taktik dan strategi yang segar.
“Mempekerjakan coach baru adalah salah satu cara kami mencapai Piala Dunia. Semua kandidat yang kami wawancarai di Eropa setuju dengan target kami,” ungkap Erick.
“Masalah komunikasi adalah salah satu isu yang kami perhatikan, tetapi tentu kami juga merasa butuh pelatih yang bisa cocok dari segi taktik,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Timnas Indonesia akan menghadapi laga penting melawan Australia pada 20 Maret 2025, diikuti oleh pertandingan kandang melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 25 Maret 2025.
Dengan waktu persiapan yang ada, pelatih baru diharapkan mampu memberikan dampak positif dan membawa Timnas Indonesia lebih dekat ke impian lolos ke Piala Dunia 2026.
(Kompas.com/Sem Bagaskara/Peserta Magang Reni Tri Rahayu)
Baca berita menarik lainnya di Google News
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Akhir Kisah STY dan Timnas Indonesia, antara Dinamika Ruang Ganti dan Komunikasi