Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 SMA/MA Bab 2: Ayo Berlatih Halaman 61

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sampul Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi (kiri). Sampul Bab 2: Virus dan Peranannya (kanan). Cek kunci jawaban Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 SMA/MA, Ayo Berlatih: Halaman 61.

TRIBUNWOW.COM - Berikut Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, Bab 2: Virus dan Peranannya, Ayo Berlatih, Halaman 61.

Kunci Jawaban ini dapat digunakan sebagai panduan orang tua mendampingi anak dalam belajar.

Pastikan siswa secara mandiri mengerjakan terlebih dahulu soal yang ada di buku secara cermat dan saksama.

Soal ini terdapat pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka ditulis oleh Niken Resminingpuri Krisdianti , Elizabeth Tjahjadarmawan, dan Ayuk Ratna Puspaningsih, karya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2023.

Pada bab 2 ini, siswa akan diajak untuk memahami peranan virus dalam kehidupan sehari-hari dan pemanfaatannya dalam bioteknologi sehingga mampu berperan aktif dalam menyelesaikan masalah terkait virus.

Baca juga: Simak Kunci Jawaban Antropologi untuk SMA Kelas 12 Kurikulum Merdeka, Bab 4 Halaman 114-116

Ayo Berlatih

Berdasarkan artikel tersebut, jawablah pertanyaan berikut!

a. Buatlah urutan jenis kain dari yang terburuk hingga yang terbaik yang dapat menghalangi koronavirus masuk ke sistem pernapasan manusia!

b. Menurut kamu, dilihat dari kenyamanan bernapas dan kemampuan menghalangi koronavirus, jenis kain apakah yang paling tepat?

Mengapa demikian?

c. Jika kamu diberikan dua kain yang tidak diketahui ukuran seratnya, tentukan benar atau salah aktivitas yang dilakukan untuk mengukur kemampuan memilter koronavirus!

Jawaban

A. Berikut adalah urutan jenis kain dari yang terburuk hingga yang terbaik dalam hal kemampuannya untuk menghalangi virus.

Termasuk virus korona (COVID-19), dari masuk ke sistem pernapasan manusia:

1.Kain Tipis / Kain Saring Murah (terburuk): Kain jenis ini memiliki serat yang longgar dan pori-pori besar, sehingga tidak dapat menyaring virus dengan efektif.

Kain seperti kaos tipis atau kain katun yang digunakan dalam masker non-medis umumnya kurang efektif dalam melindungi dari partikel mikro, termasuk virus.

2. Kain Katun Tipis: Kain katun tipis, seperti yang biasa digunakan pada masker kain, memiliki struktur yang lebih rapat dibandingkan kain tipis biasa, tetapi masih memiliki pori-pori yang cukup besar.

Masker katun yang tidak dilapisi atau dilapisi satu lapis saja mungkin tidak cukup efektif dalam mencegah masuknya virus, meskipun dapat membantu mengurangi penyebaran droplet.

3. Kain Katun Tebal: Kain katun tebal lebih baik dalam menyaring droplet dan partikel udara besar karena seratnya lebih rapat.

Jika digunakan dalam masker dua atau tiga lapis, kain katun tebal bisa memberikan perlindungan yang lebih baik, meskipun masih kalah dengan bahan yang lebih teknis.

Baca juga: Kunci Jawaban Ekonomi untuk Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Asesmen Bab 4 Halaman 186-190

4. Kain Polyester atau Kain Sintetis Lainnya: Beberapa jenis kain sintetis, seperti polyester, dapat memberikan lapisan pelindung yang lebih baik daripada katun biasa.

Kain ini lebih padat dan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menahan droplet, meskipun tingkat filtrasi partikel mikroskopis dan virus tidak setinggi bahan filter medis.

5. Kain dengan Filter atau Lapisan Non-Woven (seperti Spunbond): Kain jenis ini, yang sering ditemukan dalam masker medis, memiliki serat yang lebih rapat dan dapat menyaring partikel lebih kecil.

Masker dengan lapisan non-woven (seperti masker bedah) cenderung lebih efektif dalam menghalangi virus, karena struktur seratnya yang halus bisa menyaring partikel mikroskopis, termasuk virus.

6. Masker Bedah (surgical mask): Masker bedah terbuat dari lapisan non-woven dan dirancang khusus untuk menyaring droplet yang mungkin mengandung virus.

Masker bedah memiliki tingkat filtrasi yang baik, melindungi pemakainya dari paparan droplet besar dan juga memberikan proteksi terhadap sebagian besar partikel kecil

Meskipun tidak sepenuhnya efektif terhadap virus dalam ukuran yang lebih kecil.

7. Masker N95 / KN95 / FFP2 (terbaik): Masker dengan sertifikasi N95, KN95, atau FFP2 merupakan yang paling efektif dalam menghalangi virus.

Masker ini dirancang untuk menyaring hingga 95 persen partikel yang sangat kecil (termasuk virus dan bakteri), memberikan perlindungan terbaik terhadap paparan udara yang terkontaminasi.

Mereka lebih rapat dan menyediakan filtrasi terbaik berkat teknologi filter dan desain yang ketat.

Secara umum, semakin padat dan rapat struktur kain, semakin efektif masker dalam menghalangi virus.

Masker medis seperti N95 dan KN95 menawarkan tingkat perlindungan terbaik, diikuti oleh masker bedah, masker kain yang dilapisi dengan filter, dan seterusnya.

B. Menurut saya, masker bedah (surgical mask) atau masker dengan lapisan non-woven adalah pilihan yang paling tepat.

Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Uji Kompetensi Bab 2: Demokrasi Berdasarkan UUD NRI

Hal tersebut dilihat dari kombinasi kenyamanan bernapas dan kemampuan menghalangi virus, termasuk koronavirus (COVID-19).

Berikut alasan mengapa masker bedah atau masker dengan lapisan non-woven lebih tepat:

a. Kemampuan Menyaring Partikel dan Virus

Masker bedah dirancang dengan tiga lapisan: lapisan luar untuk menahan droplet besar, lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter untuk partikel kecil, dan lapisan dalam yang menyerap kelembapan.

Masker ini dapat menyaring banyak partikel mikro, termasuk virus, dengan tingkat filtrasi yang baik, meskipun tidak seefektif masker N95.

b. Kenyamanan Bernapas

Masker bedah lebih nyaman dipakai daripada masker N95 karena memiliki lapisan yang lebih ringan dan desain yang memungkinkan aliran udara yang lebih baik.

Meskipun dapat sedikit terasa sesak, masker bedah tidak membuat pengguna merasa sesak napas seperti halnya masker N95, yang lebih ketat dan dapat mengurangi kenyamanan bernapas dalam jangka waktu lama.

c. Praktis dan Terjangkau

Masker bedah mudah didapatkan, terjangkau, dan sekali pakai, sehingga praktis digunakan dalam situasi sehari-hari tanpa mengorbankan perlindungan yang memadai.

Meskipun masker N95 atau KN95 menawarkan perlindungan terbaik terhadap virus, kenyamanan bernapas menjadi tantangan bagi sebagian orang, terutama dalam jangka waktu lama.

Masker bedah memberikan kompromi terbaik antara kenyamanan dan perlindungan yang cukup efektif.

Membuatnya menjadi pilihan tepat untuk penggunaan umum di luar ruangan atau dalam situasi sosial di mana risiko paparan virus tidak terlalu tinggi.

Namun, jika berada di situasi dengan risiko tinggi atau dalam lingkungan medis, masker N95 lebih dianjurkan karena memberikan perlindungan yang lebih tinggi meskipun kurang nyaman.

C. Untuk mengukur kemampuan kain dalam menyaring virus, termasuk koronavirus, terdapat beberapa aktivitas atau metode yang dapat digunakan. 

Berikut adalah penilaian benar atau salah untuk beberapa aktivitas yang biasa dilakukan:

1.Menggunakan Uji Filtrasi Partikel dengan Alat Ukur Partikel: Benar.

Salah satu cara yang paling tepat untuk mengukur kemampuan kain dalam menyaring virus adalah dengan menggunakan alat yang bisa mengukur ukuran dan jumlah partikel yang dapat melewati kain tersebut.

Alat seperti partikel counter dapat digunakan untuk menentukan seberapa banyak partikel (termasuk partikel yang seukuran virus) yang dapat melewati kain.

Uji ini dapat memberikan informasi langsung tentang kemampuan kain dalam menyaring partikel mikro dan virus.

2. Menguji Kemampuan Kain untuk Menahan Tetesan Air (Water Repellency Test): Salah.

Menguji ketahanan kain terhadap air dengan cara meneteskan air di atas kain dapat memberi informasi tentang sifat air-resistansi kain, tetapi tidak langsung mengukur kemampuan kain dalam menyaring virus.

Virus seperti koronavirus lebih kecil dari tetesan air, jadi tes ini tidak memberikan gambaran tentang kemampuan kain dalam menghalangi partikel yang sangat kecil seperti virus.

3. Menilai Ketebalan Kain Secara Visual: Salah.

Meskipun ketebalan kain mungkin berhubungan dengan kemampuannya untuk menyaring partikel besar, ketebalan kain tidak cukup sebagai indikator akurat untuk kemampuan kain dalam menyaring partikel mikro atau virus.

Banyak faktor lain, seperti kepadatan serat dan struktur kain, yang lebih penting untuk menentukan seberapa efektif kain dalam menyaring virus.

4. Menggunakan Tes Penyaringan Udara (Misalnya, menyaring udara yang mengandung virus melalui kain dan mengukur jumlah virus yang tertinggal di belakang kain): Benar.

Uji ini lebih langsung dan akurat untuk mengukur kemampuan kain dalam menyaring virus.

Dengan metode ini, kita bisa mengukur seberapa banyak virus yang bisa melewati kain dan berapa banyak yang terhalang.

Hal ini memberikan gambaran yang lebih tepat tentang kinerja kain dalam menghalangi virus yang sangat kecil seperti koronavirus.

5. Menggunakan Uji Penguapan atau Penyerapan Cairan: Salah.

Mengukur kemampuan kain dalam menyerap atau menguapkan cairan mungkin berguna untuk menguji ketahanan atau kenyamanan kain, tetapi tidak memberikan informasi yang relevan tentang seberapa baik kain dapat menyaring virus.

Uji ini lebih fokus pada sifat kain dalam menyerap cairan, bukan pada kemampuan untuk menahan partikel kecil seperti virus.

Secara keseluruhan, uji filtrasi partikel (seperti uji menggunakan alat penghitung partikel) dan tes penyaringan udara adalah metode yang lebih tepat untuk mengukur kemampuan kain dalam menyaring virus.

Sedangkan pengujian lainnya, seperti ketebalan visual atau penyerapan cairan, tidak relevan untuk tujuan tersebut.

Disclaimer:

Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, pastikan siswa mengerjakan soal secara mandiri terlebih dahulu.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Sebelas Maret/Ni Putu Marcilla)

Baca berita menarik lainnya di Google News.