TRIBUNWOW.COM - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan serangan ledakan pager dan walkie-talkie merupakan 'deklarasi perang' oleh Israel.
Dikutip dari Al Jazeera.com pada Jumat (20/9/2024), serangan ledakan melalui perangkat komunikasi telah melewati 'semua batas merah'.
Ledakan yang mengguncang Lebanon selama dua hari berturut-turut itu menyebabkan 37 orang tewas, 2.900 orang luka-luka, dan 287 orang kritis.
Baca juga: Ledakan Pager Hizbullah Guncang Lebanon: 9 Orang Tewas, 2750 Luka-luka
Hassan Nasrallah menyebut serangan itu sebagai pukulan yang besar dalam hal kemanusiaan dan keamanan.
Ia juga mengatakan kelompok Hizbullah akan membalas serang tersebut.
Kelompoknya tidak gentar dan akan tetap mendukung Palestina berjuang melawan Israel.
Sama seperti sebelumnya, Israel belum membuka suara perihal insiden ledakan tersebut.
Baku tembak yang terjadi di antara Hizbullah dan Israel dikhawatirkan akan meningkat menjadi perang habis-habisan.
Beberapa pekan terakhr, para pemimpin Israel memperingatkan potensi operasi militer yang lebih besar kepada Hizbullah.
Israel bertekad menghentikan tembakan kelompok Hizbullah.
Baca juga: Kali Ini Ulah Walkie-Talkie, Ledakan Gelombang Kedua Guncang Lebanon: 20 Orang Tewas, 450 Luka-luka
Selain itu, Israel berupaya mengembalikan puluhan ribu warga Israel kembali ke rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon.
Diketahui Israel melancarkan ledakan sonik di atas Lebanon selama pidato Nasrallah berlangsung.
Nasrallah menyebut serangan ledakan yang bertubi-tubi itu sebagai 'tindakan teroris' dan 'deklarasi perang'.
Serangan ini dianggap mengancam rakyat dan kedaulatan negara Lebanon.
Nasrallah kembali mengatakan Hizbullah akan tetap mendukung Palestina apapun yang terjadi, tidak peduli apapun konsekuensi dan pengorbanannya.
"Pasukan Israel tidak menarik satu pun personel militernya di wilayah utara sejak 8 Oktober," kata Nasrallah dalam pidatonya.
Ia juga memperingatkan warga Israel yang telah berpindah ke wilayah tersebut tidak akan diizinkan untuk kembali.
Baca juga: Komandan Palestina Tewas akibat Aksi Saling Tembak Israel dan Hizbullah di Lebanon Selatan
Menyoroti insiden ledakan yang telah terjadi, Israel diduga sengaja menargetkan 4.000 pager dan 1.000 walki-talkie untuk membunuh orang sebanyak mungkin.
Beberapa ledakan terjadi di tempat umum seperti rumah sakit, pasar, apotek, toko-toko, jalan umum, bahkan rumah pribadi.
Tempat-tempat tersebut merupakan pusat di mana ribuan warga sipil beraktivitas, termasuk wanita dan anak-anak.
Akan tetapi, serangan tersebut ternyata berhasil digagalkan sebagian karena beberapa perangkat tidak berfungsi, dijauhkan, dan telah dimatikan.
"Saya yakinkan bahwa infrastruktur Hizbullah tidak tersentuh," ujar Nasrallah.
Hizbullah telah terlibat konflik dengan Israel sejak 7 Oktober, saat Israel melancarkan serangan terhadap Gaza.
Pada akhir Juli, Israel membunuh Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.
Israel juga membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr di Beirut pada saat yang hampir bersamaan.
Hal ini memicu kekhawatiran akan terjadinya eskalasi perang.
Baca juga: Pimpinan Hizbullah Kembali Jadi Korban Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Selatan
"Kemungkinan akan terjadi ekalasi dalam beberapa waktu mendatang saat Hizbullah menanggapi serangan tersebut," kata Analis Politik Senior Al Jazeera, Marwan Bishara.
"Dia memang kalah, namun dia tetap menantang," sambung Bishara.
Hingga kini, belum terungkap mengenai bagaimana Hizbullah akan menanggapi serangan tersebut.
Dalam pidatonya, Nasrallah menekankan tentang menjaga akuntabilitas dan pembalasan dalam lingkaran yang kecil.
"Saya pikir ia berbicara mengenai penyelidikan internal, dalam organisasi Hizbullah," kata Wartawan Al Jazeera, Ali Hashem.
Analis Sultan Barakat mengatakan pidato Nasrallah bertujuan untuk menujukkan 'kemenangan parsial' bagi Hizbullah.
Sementara itu, dua Tentara Israel tewas dan beberapa lainnya luka-luka akibat serangan Hizbullah di Israel Utara pada hari Kamis.
Tentara Israel mengumumkan target serangan baru terhadap Hizbullah untuk melemahkan kemampuan dan infrastruktur teroris Hizbullah.
Israel menyatakan hal itu sebagai upaya untuk mengembalikan warga sipil Israel yang berpindah ke rumah mereka di utara.
(Magang TribunWow.com/Suci Nur Aini)
Baca Berita Menarik Lainnya di Google News.