Terkini Internasional

Angka Kelahiran di Rusia Turun Drastis di Tahun 2024, Masa Depan Bangsa Terancam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Chernyshenko dalam pidato soal populasi warga Rusia, 23 Februari 2014.

TRIBUNWOW.COM - Penurunan jumlah populasi Rusia cukup tinggi hingga mencapai angka 18 persen pada tahun 2024. 

Dikutip dari Indiatoday.in, Selasa (17/9/2024), saat ini angka kelahiran di Rusia turun drastis yaitu 1,5 anak per wanita, terpaut jauh di bawah angka yang diperlukan yaitu 2,1 untuk menjaga agar populasi penduduk tetap stabil.

Pada paruh pertama tahun 2024, Rusia telah mencatat angka tingkat kelahiran terendah selama 25 tahun.

Pada periode Januari hingga Juni 2024, sebanyak 599.600 anak lahir di Rusia yang artinya angka ini 16.000 lebih rendah daripada periode yang sama pada tahun 2023. 

Baca juga: Kebakaran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Eropa: Ukraina dan Rusia Kecam Saling Tuduh

Penurunan populasi penduduk Rusia terus berlanjut dan semakin memburuk akibat adanya perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Perang tersebut mengakibatkan eksodus lebih dari satu juta penduduk Rusia, mayoritas masih muda.

Penduduk yang tidak setuju dengan kebijakan Moscow dan para pemuda yang menghindari wajib militer juga termasuk di dalamnya.

 

Vladimir Putin menyatakan bahwa melestarikan populasi penduduk Rusia merupakan prioritas nasional tertinggi. Putin ingin warga Rusia mengkuti teladannya dengan memilki banyak anak.

Putin juga mememerintahkan agar warga Rusia melakukan kegiatan reproduksi di tempat kerja disela-sela  jam makan siang dan istirahat minum kopi.

Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pidato arahan kepada warganya untuk memperbanyak keturunan, (9/16/2024) (Alexander KAZAKOV / POOL/AFP)

 

Sebagai Menteri Kesehatan Rusia, dr. Yevgeny Shestopalov menekankan bahwasanya pekerjaan bukanlah halangan untuk memperbanyak keturunan. 

"Sibuk di tempat kerja bukan merupakan alasan yang sah, akan tetapi alasan yang lemah. Karena dunia ini berlalu begitu cepat, Anda anda dapat terlibat dalam kegiatan prokreasi selama jam istirahat," kata dr. Yevgeny Shestopalov, seperti dikutip dari Metro.co.uk.

Baca juga: Sikap Vladimir Putin saat Bertemu Prabowo Subianto Disorot, Disebut Bentuk Penghormatan

Hal ini merupakan salah satu dari banyaknya tuntutan yang diajukan agar warga Rusia dapat memperbanyak keturunan.

Para pemimpin agama dan tokoh masyarakat di Rusia juga menyebutkan bahwa tugas utama seorang wanita adalah melahirkan dan membesarkan seorang anak. 

Segala upaya dilakukan untuk mencegah penuruan angka kelahiran, termasuk pembatasan akses terhadap kegiatan aborsi. Pemerintah juga menaikkan biaya untuk perceraian.

Anna Kuznetsova, Politikus Rusia, menuntut para wanita untuk melahirkan di usia muda, yakni kisaran 19-20 tahun. Secara statistik, setidaknya setiap keluarga akan memiliki tiga, empat, atau lebih anak. 

Anggota parlemen Zhanna Ryabtseva menambahkan, bahwa wanita harus melahirkan di usia 18 tahun.

Di Chelyabinsk, Rusia, pemerintah menawarkan pemberian insentif keuangan kepada perempuan yang berusia di bawah 24 tahun, sebesar 1,02 lakh rubel (Rs 9,40 lakh) setelah melahirkan anak pertama.

Baca juga: Vladimir Putin Jadi Presiden Rusia Seumur Hidup, Pelatikan Digelar Mewah dan Meriah

Akan tetapi, meskipun Pemerintah Rusia memberikan insentif keuangan untuk meningkatkan angka kelahiran, tingkat kesuburan di negara itu semakin menurun. 

Imbas dari berlangsungnya perang antara Rusia dan Ukraina berdampak pada keamanan wilayah perbatasan Rusia yang menjadi tidak menentu, kondisi tersebut menyebabkan penduduk Rusia memilih untuk menunda memiliki anak.

"Angka kelahiran yang rendah ini adalah bencana bagi masa depan bangsa," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada bulan Juli, dikutip dari Euronews.com, Selasa (17/9/2024).

Kremlin juga mengusulkan bagi penduduk perempuan di Moscow yang berusia 18 hingga 40 tahun untuk mengikuti pemeriksaan kesuburan secara gratis yang bertujuan untuk mengevaluasi potensi dan kesehatan reproduksi mereka.

Pada saat ini populasi Rusia sebanyak 144 juta, diperkirakan akan turun enjadi 130 juta atau bahkan lebih rendah pada tahun 2050.

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Chernyshenko memperingatkan, apabila tingkat angka kelahiran tidak kunjung meningkat dan populasi semakin menurun, Rusia kemungkinan akan menghadapi kekurangan hingga 2,4 pekerja pada tahun 2030.

(Magang TribunWow.com/Suci Nur Aini)

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News.