Berita Viral

Pilunya Ayah Siswi SMP Putrinya Dibunuh dan Dirudapaksa Ramai-ramai: Itu Anak Perempuan Satu-satunya

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayah korban pembunuhan dan rudapaksa menangis pilu meratapi nasib anaknya. Diketahui, jasad putri Udin ditemukan di kawasan kuburan China di Palembang, Sumsel. Sementar pelaku pembunuhan AA adalah empat orang anak di bawah umur.

TRIBUNWOW.COM - Safarudin alias Udin (43) hanya bisa menangis pilu yang menyayat hati, lantaran putrinya mengalami nasib tragis, dibunuh dan dirudapaksa rama-ramai.

Kasus pembunuhan terhadap AA (13) yang merupakan seorang siswi SMP itu pun viral di media sosial.

Diketahui, AA ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kawasan kuburan Cihna di TPU Talang Kerikil, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Adapun pelaku pembunuhan ini adalah empat orang anak yang masih di bawah umur.

Sebelum ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, AA sempat dinyatakan hilang dari rumah.

Baca juga: Viral Siswi SMP di Palembang Dibunuh dan Dirudapaksa, 3 Pelaku Tak Ditahan karena Masih Anak-anak

Tangisan Udin yang menyayat hati terekam kamera warga dan viral lewat media sosial.

Pada rekaman tersebut Udin tampak dirinya tak percaya ditinggalkan putri kesayangan begitu cepat.

"Jangan tinggalin ayah nak, Jangan tinggalin ayah nak," katanya dalam video.

Tangisan Udin membuat orang-orang di sekitarnya merasa iba.

Mereka berusaha menenangkan ayah korban dengan mengelus-elus area pundaknya.

Meskipun demikian, Udin tetap histeris meratapi kepergian AA.

'Itu Anak Perempuan Satu-satunya'

Udin dalam kesempatannya mengaku kecewa karena ada 3 pelaku pembunuhan dan rudapaksa terhadap anaknya tidak ditahan polisi.

Ia meminta semua pelaku dihukum seadil-adilnya, meskipun Udin tidak menampik keempatnya masih di bawah umur.

"Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh."

"Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal," katanya, dikutip dari TribunSumsel.com.

Udin melanjutkan ceritanya, hingga kini dirinya masih terbayang-bayang wajah AA.

AA sudah punya tempat khusus di hatinya.

Udin sudah menganggap korban sebagai anak emas.

"Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis."

"Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si AA yang ikut saya," tandasnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono membenarkan tidak menahan 3 pelaku.

Ketiga pelaku tersebut akan menjalani rehabilitasi di luar Kota Palembang.

Menurut Harryo, tidak ditahannya ketiganya karena sejumlah pertimbangan.

Antara lain, mengingat MZ (13 tahun), NS (12 tahun), dan AS (12 tahun) masih di bawah umur.

Sedangkan pelaku IS (16) sampai sekarang masih ditahan. Ia merupakan otak dari kasus tewasnya AA.

"Hal ini hasil kesempatan pihak orang tua, karena mempertimbangkan keselamatan jiwa ketiga pelaku ini," beber dia, dikutip dari TribunSumsel.com.

Baca juga: 6 Fakta Kasus Pembunuhan dan Rudapaksa Siswi SMP di Palembang, Kronologi hingga Nasib 4 Pelaku

Dibunuh Lalu Dirudapaksa Beramai-ramai

Kejadian nahas bermula saat AA berkenalan dengan seorang pelaku berinisial IS.

Keduanya kemudian memutuskan untuk berpacaran padahal baru kenal dua minggu.

Singkat cerita, AA dan IS menonton pertunjukan kuda kepang pada Minggu (19/9/2024).

Di lokasi tersebut, sudah ada tiga pelaku lainnya.

Korban lantas dibawa ke kawasan krematorium sampurana yang ada di kawasan Kuburan Cina, TPU Talang Kerikil, Kota Palembang.

Di sinilah, korban dibunuh dan jasadnya dirudapaksa.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, menjelaskan para pelaku membawa korban dari tempat pembunuhan ke TKP penemuan mayat.

"Korban sengaja dipindah tempatkan agar tidak diketahui oleh orang lain."

"Dari tempat kremasi ke TKP penemuan mayat, berjarak sekitar 30 menit, disana korban lagi-lagi dirudapaksa," urainya, dikutip dari TribunSumsel.com.

"Korban meninggal dunia, namun pelaku IS dan tiga temannya itu masih saja melakukan perbuatan itu," lanjut Kombes Pol Harryo.

Diketahui keempat pelaku semuanya masih di bawah umur.

Mereka adalah IS (16), MZ (13), MS (12) dan AS (12).

IS adalah pacar korban yang baru dua minggu berkenalan.

Sementara pelaku sisanya adalah teman-teman dari IS sendiri.

Dalam kasus ini, keempatnya memiliki peran berbeda-beda.

IS melakukan penganiayaan dengan cara menyekap korban dengan kedua tangannya.

Sedangkan tiga temannya memegangi tangan dan kaki korban, yakni MZ, MS dan A.

Keempatnya kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka dijerat pasal 76 C junto pasal 80 ayat 3, pasal 76 D Junto Pasal 81, Pasal 76 E Junto Pasal 82 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda senilai Rp3 Miliar. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangisan Menyayat Hati Udin, Orang Tua Siswi SMP Dibunuh di Palembang: Jangan Tinggalin Ayah Nak