TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial, perayaan ulang tahun Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah, berujung duka.
Pasalnya, sang ketua OSIS yang berinisial FN (18) meninggal dunia setelah diceburkan ke kolam di depan kelas oleh teman-temannya, sebagai bentuk perayaan ulang tahun, Senin (8/7/2024).
Aliran listrik di dalam air ini diketahui setelah korban merasa kram, dan dua orang temannya langsung masuk ke kolam untuk membantu naik.
Namun, ketika dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tidak tertolong, sedangkan satu temannya masih dirawat lantaran sesak napas.
Keluarga korban pun mencabut laporan ke polisi, dan menerima kematian FN dengan ikhlas sebagai musibah.
Selengkapnya, berikut ini fakta-fakta viral Ketua OSIS SMAN 1 Cawas tewas tersetrum saat ulang tahun.
Baca juga: Fakta Viral Ibu di Indramayu Lahirkan Bayi Kembar 5: 4 Perempuan dan 1 Laki-laki, Hanya Beda 1 Menit
Awal Mula
Menurut keterangan Kapolsek Cawas, Iptu Umar Mustofa, peristiwa ini bermula saat puluhan anggota OSIS SMAN 1 Cawas datang ke sekolah untuk rapat.
Rapat tersebut membahas rencana kegiatan sponsorship untuk acara lomba pengembangan prestasi minat dan bakat siswa yang akan dilaksanakan 25 Juli 2024 mendatang.
Setelah acara selesai, sekitar pukul 13.00 WIB, salah satu siswa yang menghadiri rapat mengetahui bahwa FN tengah berulang tahun.
Atas dasar itu, setelah makan siang, sejumlah siswa berinisiatif merayakan hari ulang tahun FN dengan cara menaburkan tepung ke badan korban.
Kemudian, menceburkan korban ke dalam kolam berisi air sedalam 1,7 meter di depan ruang kelas.
Saat itu, FN dan teman-temannya sempat bergurau.
"Kemudian korban sempat berusaha untuk mentas (keluar dari dalam kolam)."
"Tapi ternyata dia tidak sadar menginjak setrum. Bagi dia, kakinya kok kram, padahal itu setrum," ucap Umar, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (9/7/2024).
Setelah itu, dua orang teman FN masuk ke kolam untuk menolong korban.
Ketika menolong korban itulah, baru mereka mengetahui bahwa itu setrum (aliran listrik).
Salah seorang siswa itu lantas keluar dari kolam dan mematikan listrik.
Sementara itu, satu siswa lain yang masih berada di dalam kolam sempat mengalami sesak napas.
Akhirnya, FN dan siswa yang mengalami sesak napas itu diantar ke rumah sakit terdekat.
Namun, setibanya di rumah sakit, nyawan korban sudah tidak tertolong.
"Sementara, siswa satunya kini masih dirawat di rumah sakit," tutur Umar.
Baca juga: Fakta Baru Viral Balita Dibuang Ibu di Teras Toko Warga, Dianggap Ganggu Kencan Pelaku dengan Pacar
2. Keluarga Korban Cabut Laporan
Lebih lanjut, Umar menyatakan pihak kepolisian telah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi mengenai peristiwa tersebut.
Kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Namun, pihaknya belum bisa melanjutkan penyelidikan lantaran keluarga korban sudah mencabut laporan.
"Keluarga korban tidak mau melanjutkan laporan sehingga kami dari kepolisian juga tidak bisa melanjutkan proses penyelidikan," ungkapnya.
Menurutnya, keluarga FN telah menanggap peristiwa itu sebagai musibah.
Oleh sebab itu, perwakilan keluarga dan kepala desa dari rumah korban datang ke Polsek Cawas guna mengurus surat pernyataan.
"Surat pernyataannya langsung dibikin oleh ayah korban," kata Umar.
3. Jenazah Dimakamkan Hari Ini
Dinukil dari TribunJogja.com, sejumlah karangan bunga tampak terpasang di sepanjang jalan menuju rumah FN (18), warga Dusun Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Selasa (9/7/2024).
Ratusan orang tampak berdatangan ke rumah duka pada Selasa pagi.
Mereka yang hadir kebanyakan adalah teman-teman korban dan warga sekitar.
Duka tampak menyelimuti para pelayat. Isak sesekali terdengar ketika tokoh agama setempat membacakan doa untuk korban.
Tangis pecah saat korban dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Adapun peti jenazah korban dipanggul oleh sejumlah pasukan Paskibraka SMAN 1 Cawas.
Peti itu lalu dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk dibawa ke pemakaman umum Dusun Sepi, Desa Barepan.
Lokasi tempat pemakaman umum itu sekitar 1 km dari rumah duka.
Baca juga: Viral Orang Utan Setinggi Rumah di Kaltim, Warga Hanya Bisa Menyaksikan, Lihat Penampakannya
4. Keluarga Menerima sebagai Musibah
Suparno (53) yang merupakan paman korban mengaku memperoleh kabar duka tersebut pada Senin sore, setelah kejadian.
Ketika memperoleh kabar tersebut, tuturnya, pihak keluarga sangat kaget.
"Setelah kejadian, kami dari pihak keluarga syok. Tapi setelah dipikir-pikir semua itu adalah musibah."
"Sehingga kami dari pihak keluarga sudah bicara dengan bapak ibunya, semua keluarga bisa menerima itu sebagai musibah," ucap Suparno kepada awak media, Selasa.
Suparno menyebut FN adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan ramah kepada orang lain serta keluarga.
"Anaknya baik, rajin salat. Di kampung juga terkenal baik, begitu juga di sekolah. Dia menjadi Ketua OSIS dan pintar," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Fakta Ketua OSIS SMA Klaten Meninggal Dunia Tersengat Listrik di Kolam Sekolah