TRIBUNWOW.COM - Jika dibandingkan dengan masa kepelatihannya di Korea Selatan beberapa waktu lalu, Shin Tae-yong telah mengalami perubahan nasib yang cukup drastis setelah menukangi Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong sendiri merupakan pelatih berusia 53 tahun asal Korea Selatan yang ditunjuk untuk melatih Timnas Indonesia sejak 2020 lalu.
Rekam jejak Shin Tae-yong pun cukup mentereng, di mana sosoknya sempat melatih Korea Selatan, Seongnam Ilhwa, dan menjadi asisten di Brisbane Roar.
Baca juga: PSSI Ungkap Perkembangan Nasib Maarten Paes yang Terganjal Aturan FIFA, Gagal Bela Timnas Indonesia?
Namun, Shin Tae-yong sendiri sempat menjadi sorotan setelah gagal membawa Korea Selatan lolos fase grup Piala Dunia 2018 lalu.
Saat itu, Korea Selatan asuhan Shin Tae-yong hanya menempati peringkat ketiga Grup F Piala Dunia 2018 dan harus rela melihat Swedia dan Meksiko melaju ke babak 16 besar.
Meski berhasil mengalahkan Jerman di ajang empat tahunan tersebut, namun prestasi Shin Tae-yong di Korea Selatan tidak dianggap cukup oleh beberapa pendukung Taeguk Warriors.
Saat hendak melakukan sesi foto bersama setelah pulang dari Piala Dunia 2018 lalu, Shin Tae-yong dan skuad Korea Selatan sempat dilempari telur dan bantal oleh fans yang kecewa.
Tak berselang lama setelah kejadian tersebut, Shin Tae-yong akhirnya mundur dari jabatannya di Korea Selatan.
Setelah mundur dari Korea Selatan, Shin Tae-yong akhirnya memilih untuk bergabung ke Timnas Indonesia, yang mana menjadi titik balik di karier kepelatihannya.
Baca juga: Arema FC dan Persija Jakarta Berebut Sosok Bek Timnas Indonesia Milik Persikabo 1973
Shin Tae-yong perlahan tapi pasti mulai membawa Timnas Indonesia naik level dan kini berpotensi lolos ke Piala Dunia 2026 setelah sukses melaju hingga ronde ketiga.
Melihat prestasi Timnas Indonesia yang terus berdatangan, Shin Tae-yong mengaku belakangan ini sering menangis berkat skuad Garuda.
Lewat kanal YouTube dari Yang Joon-hyuk, Shin Tae-yong mengaku kehangatan warga Indonesia membuat pelatih Timnas Indonesia tersebut menjadi terharu.
"Sebenarnya, saya banyak menangis di Indonesia akhir-akhir ini," tutur pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
"Karena masyarakat Indonesia memiliki hati yang hangat."
"Walaupun agak santai, ada perasaan mengalah dan memberi satu sama lain."
"Dan dengan cara ini, tidak peduli seberapa banyak saya melatihnya."
Baca juga: Kiblat Transfer PSS Menyasar Timnas Indonesia: 2 Sosok Lintas Generasi Masuk Radar, BCS-Slemania Cek
"Usai [melatih di] Piala Dunia, tidak ada seorang pun di Korea yang bermurah hati kepada saya seperti ini."
"Namun, sejujurnya ketika saya datang ke Indonesia, negara lain memperhatikan saya, dan datang ke Indonesia," lanjut Shin Tae-yong.
Setelah mendapat kehangatan dari warga Indonesia, Shin Tae-yong berjanji akan bekerja lebih keras untuk skuad Garuda.
"Bahwa saya perlu berbuat lebih baik di Indonesia di masa depan," tambah Shin Tae-yong.
"Dan akan bekerja keras di masa depan," pungkasnya.
Kini, Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia tinggal menanti lawan yang akan mereka hadapi di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia kelak yang baru akan diundi pada 27 Juni 2024 kelak.
Baca juga: Kabar Pahit Oratmangoen saat Berjuang di Timnas Indonesia, Dicoret Klub meski Kontrak Belum Habis
Mimpi Buruk Timnas Indonesia asal Irak Ali Jasim Otw Gabung Como
Klub Italia milik pengusaha Indonesia, yakni Como 1907 disebut-sebut bakal mendatangkan sosok wonderkid yang kerap menjadi mimpi buruk Timnas Indonesia, yakni Ali Jasim.
Como 1907 yang dimiliki oleh Hartono bersaudara tersebut baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan setelah berhasil meraih tiket promosi ke Serie A Italia.
Como 1907 menjadi runner-up Serie B dan bakal promosi ke kasta pertama Liga Italia bersama Venezia dan Parma.
Menariknya, setelah Como 1907 berhasil meraih tiket promosi, klub berjuluk I Lariani tersebut langsung gencar mencari pemain baru untuk mengarungi Serie A Italia musim 2024/2025 kelak.
Satu nama yang masuk radar Como 1907 ialah mimpi buruk Timnas Indonesia asal Irak, yakni Ali Jasim.
Ali Jasim sendiri adalah winger muda dari Irak berusia 20 tahun yang belakangan kerap bertemu Timnas Indonesia.
Saat Kualifikasi Piala Dunia 2026 lalu, Ali Jasim mencatatkan satu gol dan dua assist dari dua pertemuan antara Irak dengan Timnas Indonesia.
Sedangkan di Piala Asia U-23 2024 kemarin, Ali Jasim mencetak satu gol yang membuat Irak mengalahkan Timnas Indonesia U-23.
Melihat peran apiknya tersebut, Como 1907 akhirnya segera mendatangkan Ali Jasim dari klubnya saat ini, yakni Al-Kahrbaa meski sebelumnya sempat ada drama, di mana pemain berusia 20 tahun tersebut sempat hendak tak dilepas.
Dilansir dari cuitan X @Indostransfer pada Selasa, 18 Juni 2024 lalu tampak rumor Ali Jasim merapat ke Como 1907 dapat diketahui.
Como 1907 dikabarkan bakal mengontrak Ali jasim selama empat musim, atau hingga 2028/2029 kelak.
"Wonderkid Timnas Irak, Ali Jasim (20/FW) bakal gabung klub promosi Serie A yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, yakni Como untuk musim 2024/25. Kontrak selama 4 musim atau hingga akhir musim 2028/29," cuit @Indostransfer.
Ali Jasim tentu bisa mengisi slot asing di Como 1907 yang sebelumnya sempat dikaitkan dengan Thom Haye meski urung terjadi.
Melirik dari Transfermarkt, Ali Jasim memiliki harga pasaran di kisaran angka Rp 7,82 miliar.
Di sisi lain, Como 1907 pun hendak digembosi oleh PSS Sleman jelang gelaran musim 2024/2025.
Melirik dari unggahan Instagram story @gosballfc pada Senin, 17 Juni 2024 tampak sosok kiper asal Italia milik Como 1907, yakni Pierre Bolchini masuk radar transfer PSS Sleman.
Praktis, melihat posisi dari Pierre Bolchini yang juga seorang kiper, tak menutup kemungkinan kiper berusia 25 tahun dan memiliki postur dua meter itu bakal menggeser Anthony Pinthus jika direkrut oleh PSS Sleman.
"PSS Sleman dikabarkan bakal mendatangkan kiper Italia setinggi 2 meter, Pierre Bolchini (25 th). Musim lalu ia bermain di Liga 2 Italia bersama Como FC," unggah @gosballfc.
Meski menjadi bagian dari promosinya Como 1907 ke Serie A Italia, namun Pierre Bolchini merupakan kiper ketiga dari klub milik Hartono bersaudara itu.
Di musim 2023/2024 ini, Pierre Bolchini tampil di kompetisi Primavera 2 bersama klub junior Como 1907, di mana ia mencatatkan tiga penampilan dengan satu cleansheet dan lima kali kebobolan.
Dengan kontrak yang akan habis dan harga pasaran di kisaran angka Rp 869,08 juta saja, sosok Pierre Bolchini tentu bakal menjadi perjudian yang cukup layak dicoba oleh PSS Sleman.
Jika melihat tren belakangan ini, jebolan Liga Italia yang hijrah mampu memberi gelar kepada klub barunya, sebagai contoh Stefano Beltrame yang berlabel jebolan Juventus tersebut mampu membawa Persib Bandung menjadi kampiun Liga 1 2023.
Tak menutup kemungkinan, Pierre Bolchini mampu berbicara banyak di bawah mistar PSS Sleman dan membawa Super Elja terbang hingga papan atas Liga 1 2024 mendatang.
(TribunWow.com/Aulia)
Baca Berita Lainnya di Google News
Sebagian artikel ini telah diolah dari BolaSport.com dengan judul Shin Tae-yong Banyak Menangis Usai Empat Tahun di Timnas Indonesia - Warganya Pemurah dan Berhati Hangat