TRIBUNWOW.COM - Cek peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk sejumlah wilayah di Indonesia, Rabu 12 Juni 2024.
Menurut peringatan dini BMKG besok, sejumlah wilayah perlu waspada cuaca ekstrem hujan lebat, hujan petir dan angin kencang.
Dilansir TribunWow.com dari BMKG, berikut rincian peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia:
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Besok Rabu 12 Juni 2024: Jakarta dan Semarang Cerah, Jambi Waspada Hujan Petir
Wilayah berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Bengkulu
Jambi
Kep. Bangka Belitung
Lampung
Banten
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat
Papua
Wilayah berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
Kep. Riau
Sumatera Selatan
Jawa Barat
DKI Jakarta
Nusa Tenggara Barat
Wilayah berpotensi angin kencang:
Nusa Tenggara Timur
Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG mengatakan, sirkulasi antisiklonik terpantau di Perairan Utara Kalimantan Barat. Sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia Barat Sumatra Barat, di Filipina bagian Selatan, dan di Samudra Pasifik Utara Papua, yang membentuk daerah Pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia Barat Sumatra Barat, di Laut Sulu.
Kemudian di Filipina bagian Selatan, dan di Samudra Pasifik Utara Papua, serta membentuk daerah konfluensi memanjang dari Laut Natuna hingga Laut Cina selatan, dan dari Pesisir Selatan kalimantan Timur hingga Laut Jawa.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Laut Jawa hingga Sumatra Selatan, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah, dari Laut Maluku hingga Sulawesi Tengah, dan dari Laut Banda hingga Laut Maluku.
Daerah konfluensi lain terpantau di Samudra Hindia Barat Aceh, dan Samudra Hindia Barat Lampung.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut. (*)