TRIBUNWOW.COM - Sebagai pelabuhan terbesar di Provinsi Jawa Tengah, membuat PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Tanjung Emas menjadi pelabuhan tersibuk dengan berbagai macam aktivitas penumpang hingga bongkar muat.
Terlebih setelah melakukan merger dan memulai operasionalnya per 1 Agustus 2023 lalu.
Transformasi pun terus digalakkan oleh SPMT Branch Tanjung Emas dengan berlandaskan pada enam pilar yakni proses, teknologi, equipment, HSSE, infrastruktur dan sumber daya manusia.
Satu di antaranya yang paling dirasakan berkaitan dengan transformasi digitalisasi proses dan teknologi.
Baca juga: Kombinasi Ciamik PTOS - M dan Planing & Control SPMT Tekan Zero Accident di Area Pelabuhan
Digitalisasi transformasi yang dimaksud tak lain adalah penggunaan Pelindo Terminal Operational System - Multipurpose (PTOS - M) yang resmi dirilis pada Jumat (22/12/2023).
Branch Manager SMPT Branch Tanjung Emas, Hardianto menjelaskan adanya PTOS - M ini merupakan bentuk transformasi dan standarisasi operasional yang bisa dimanfaatkan oleh para pengguna untuk merasakan pelayanan yang sama di pelabuhan manapun.
"SPMT Branch Tanjung Emas melakukan Go Live Sistem PTOS-M hari ini, yang menjadi bagian dari transformasi dan standarisasi operasional yang manfaatnya juga dapat dirasakan pengguna jasa sehingga bisa merasakan pengalaman pelayanan yang sama di pelabuhan manapun," kata Hardianto dalam keterangan tertulis, Jumat (22/12/2023).
Sementara itu, SVP Pengelolaan Operasi SPMT Zevy Wandono Diargo membeberkan jika Branch Tanjung Emas menjadi terminal ke-25 yang telah melakukan tranformasi dan standarisasi operasional di lingkungan SPMT.
Zevy berharap, adanya PTOS - M ini dapat menurunkan angka port stay yang tentu bisa berdampak pada penurunan beban biaya logistik.
"Transformasi ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan, untuk terus mengoptimalkan pelabuhan yang dikelola SPMT. Transformasi dan standarisasi pelabuhan ini difokuskan untuk meningkatkan performa operasional hingga dapat menurunkan port stay yang kemudian akan berdampak pada penurunan biaya logistik di Indonesia," ungkap Zevy.
Senada dengan hal itu, Deputy Branch Manager Operasi II Tanjung emas, Joko Sasmito menjelaskan implementasi manfaat besar digunakannya PTOS - M dalam beberapa waktu terakhir.
"Kinerja bongkar muat misalnya, kinerja bongkar muatnya berapa, bisa memenuhi standar kinerja atau tidak baik sudah ditentukan dari Dirjen Perhubungan Laut atau dari standar kinerja sendiri, kami biasanya mencanangkan minimal sama atau lebih baik," jelas Joko kepada TribunWow.com, Senin (14/5/2024).
Hal itu juga digunakan sebagai dasar dalam pengoperasian planing setiap kapal dalam menentukan kegiatannya.
Terutama guna memangkas port stay yang berdampak pada ongkos yang lebih murah.
"Karena itu juga nanti akan digunakan sebagai dasar operation plan setiap kapal untuk melakukan kegiatan, karena kita ditekankan untuk kapal tidak terlalu lama atau stak di suatu pelabuhan sehingga ongkos menjadi lebih murah," lanjutnya.
Menurut Joko, adanya PTOS - M juga bisa memaksimalkan pelayanan menjadi 24x7 atau 24 jam sehari dan 7 hari baik untuk pemantauan logistik, kapasitas muatan gudang.
"Kita bisa berkegiatan 7x24 jam, bagaimana sampai logitsiknya ke tempat yang dituju, internalnya bagaimana, gudangnya bisa gak kerja 7x24 jam, artinya harus saling keterkaitan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Deputy Branch Manager Perencanaan dan Pengendalian, Faisol Ali Ahmad juga mengungkapkan perbedaan mencolok sebelum dan sesudah adanya PTOS - M.
"Dulu permohonan, operation plan, pembayaran, pelunasan, SPMK lalu kegiatan."
"Sekarang sudah pakai PTOS - M kemudian kita terima terus kami terbitkan SPMK (surat perintah mulai kerja) untuk mendapatkan barcode masuk gate non petikemas (itu garis besar proses)," lanjut Faisol menambahkan.
Bukti keberhasilan PTOS - M dalam meningkatkan pelayanan dapat dilihat dari berkurangnya durasi port stay yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada kegiatan bongkar muat kemasan curah cair dan peningkatan produktivitas T/S/D.
Hal itu disampaikan langsung oleh Branch Manager Tanjung Emas Hadianto dalam pers rilis yang diterima TribunWow.com, Kamis (23/5/2024) menyatakan jika adanya PTOS - M satu di antaranya dapat mengurangi
Penurunan angka port stay bongkar muat kemasan cair turun hingga mencapai 31,6 persen.
Periode Agustus-November 2023 rata-rata portstay sampai dengan 47,4 jam.
Hingga akhirnya berhasil terpangkas menjadi 33 jam periode Desember 2023-April 2024.
Selain mampu menekan angka port stay, adanya PTOS - M juga dapat meningkatkan produktivitas bongkar muat general cargo.
"Branch Tanjung Emas mencatat pada kuartal I 2024 terjadi peningkatan produktivitas bongkar muat General Cargo dari sebelumnya 2.098,22 T/S/D pada Kuartal I 2023 naik 23,49 persen menjadi 2.591,10 T/S/D secara year on year (yoy) pada Kuartal I 2024. Hal yang sama juga tercatat pada produktivitas Curah Kering yang meningkat 24,91?ri 2.480,03 T/S/D menjadi 3.097,77 T/S/D dan peningkatan paling tinggi dicatat oleh bongkar muat Curah Cair yang meningkat 67,06?ri T/S/D 1.363,62 T/S/D menjadi 2.278,06 T/S/D pada periode yang sama," jelasnya.
Tak hanya itu, PTOS - M juga mampu meningkatkan arus penumpang di kuartal I 2023 sebesar 43,9?ri semula 64.448 mengalami peningkatan pada kuartal I 2024 menjadi 92.752 penumpang.
Begitu pun dengan catatan kunjungan kapal pesiar ke Jawa Tengah sebanyak 13 kapal yang berangkat dari berbagai pelabuhan menuju ke Tanjung Emas dengan turut membawa 10.392 wisatawan mancanegara.
Sedangkan untuk catatan pengiriman jalur logistik terutama gas, sekitar 40 persen energi gas ke Jawa Tengah serta ketersediaan CPO juga disuplai dari SPMT Branch Tanjung Emas.
Pelayanan di Genggaman Tangan, Ongkos pun Jadi Ringan
Senada dengan penjelasan yang diberikan SPMT Branch Tanjung Emas, satu di antara pengguna jasa yakni PT Kharisma Jaya Gemilang turut merasakan perubahan drastis diberlakukannya PTOS - M.
Hal itu disampaikan langsung oleh Staf Operasional PT Khrisma Jaya Gemilang, Toni.
Toni menjelaskan, pasca merger, transformasi SPMT Branch Tanjung Emas sangat ia rasakan.
Perusahaannya yang sudah menjalin kerjasama selama 20 tahun lamanya itu benar-benar mendapatkan kemudahan ketika SPMT Branch Tanjung Emas merealisasikan penggunaan PTOS - M.
"Kita sudah 20 tahun bekerjasama dengan Branch Tanjung Emas, dengan adanya transformasi bernama PTOS - M sangat membantu kita sebagai pengguna jasa, segala bentuk kemajuan proses bongkar dapat lebih cepat dan efisien ketimbang yang manual," ungkapnya.
Paling terasa tentu saja terkait menekan zero accident di area pelabuhan, efisiensi waktu dan juga ongkos yang dikeluarkan.
Termasuk saat mengumpulkan berkas yang tinggal unggah dan juga tak perlu repot-repot untuk mencari validasi datang ke SPMT.
Tinggal menunggu dan memantau validasi melalui website PTOS - M.
"Pastinya terkait dengan segala macam print, efisiensi waktu, ketepatan kerja itu sangat berpengaruh dengan hadirnya PTOS - M, segala sesuatunya lebih teratur lebih sinkron dan sangat mudah diakses. Berpengaruh juga menekan angka kecelakaan kerja jadi terminimalisir karena di situ ada ketentuan, ada target bongkarnya, semuanya terintegrasi secara maksimal untuk ketentuan-ketentuannya sekarang.
"Lebih teratur, simpel, aturan-aturan lebih gampang karena semua terintegrasi tidak bolak-balik bolak balik lagi. Semua sudah lengkap di PTOS - M, jadi lebih mudah, validasinya kalau sudah lengkap cepat," jelas Toni.
Dan selain itu, manfaat besar yang didapatkan oleh pengguna jasa dengan adanya PTOS - M juga mendorong jalannya misi SPMT Branch Tanjung Emas dalam mewujudkan pelabuhan area bebas pungli.
"PTOS - M sangat membantu, selain itu juga tentu saja dapat menghilangkan adanya gratifikasi, dan mendukung semua program-program SPMT bebas pungli di area pelabuhan," bebernya.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)