Timnas Indonesia

Bukan Thom Haye, Como 1907 Terang-terangan Goda 1 Bintang Timnas Indonesia Lain, Cek Peluangnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Thom Haye, pemain SC Heerenveen di Liga Utama Belanda yang akan segera dinaturalisasi Timnas Indonesia. Bukan Thom Haye, Como1907 terang-terangan goda 1 bintang Timnas Indonesia lain, cek peluang realisasinya.

TRIBUNWOW.COM - Bukan Thom Haye, Como1907 terang-terangan goda 1 bintang Timnas Indonesia lain, cek peluang realisasinya.

Dilansir TribunWow.com, klub milik taipan asal Indonesia, Hartono bersaudara, Como 1907, berhasil lolos ke serie A musim depan.

Dengan lolosnya Como 1907 ke serie A musim depan tentu saja munculkan asa bagi para penggawa Timnas Indonesia yang saat ini tengah abroad untuk merapat.

Awalnya, Como 1907 santer dikabarkan membidik mantan gelandang SC Heerenveen, Thom Haye.

Baca juga: 8 Bintang Elit Grade A Timnas Filipina untuk Libas Timnas Indonesia, Termasuk Bidikan Lama Persija

Namun, pihak Como 1907 akhirnya membantah hal itu.

Melalui salah satu perwakilannya, Mirwan Suwarso, Como 1907 menjelaskan tak jadinya Thom Haye direkrut bukan karena kualitas.

Melainkan soal kebutuhan dan efisiensi mereka dalam berbelanja pemain mengingat Como 1907 merupakan tim anyar.

"Tidak mungkin (kami belanja berlebihan usai promosi). Pertama-tama kami menjalankan Como ini sebagai sebuah perusahaan," kata Mirwan Suwarso saat wawancara bersama KG Media Sports pada Rabu (15/5/2024) dikutip TribunWow.com dari Bolasport.com.

"Klub sepak bola yang dijadikan bisnis, bukan sebagai sarana buat pemilik klub untuk pamer atau mengangkat gengsi mereka. Mereka tidak tertarik pada hal seperti itu."

"Jadi apa yang kami lakukan pasti adalah mencari pemain terbaik dan paling efisien buat klub ini," tambahnya.

Lebih lanjut, Mirwan juga beranggapan, pemain-pemain yang dibutuhkan nantinya lebih kepada para pilar yang sudah memiliki pengalaman di Liga Italia.

"Seperti yang bisa dilihat di bulan Januari, kami berbelanja pemain dadakan untuk mendorong tim supaya bisa promosi, yang kami pilih adalah pemain-pemain yang sudah punya pengalaman kaliber Serie A," ujarnya.

"Baik itu Jean-Pierre Nsame yang pernah main di Venezia dan top scorer di Liga Swiss, Gabriel Strefezza yang kami ambil dari Lecce juga sudah punya pengalaman Serie A, Eduardo Goldaniga sebagai bek tengah juga punya pengalaman di Serie A."

"Dengan penambahan 3 pemain itu, berarti sekarang kami sudah punya 5 pemain yang memiliki pengalaman di Serie A ditambah Daniele Baselli dan Simone Verdi."

Calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Thom Haye berada di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). (Instagram/timnas.indonesia)

Baca juga: Polemik Panas Elkan Baggott: STY Bongkar Sebab Tak Panggil ke Timnas Indonesia, Erick Angkat Bicara

"Mungkin usia mereka sudah tua, tetapi setidaknya mereka bisa membawa pengalaman yang sangat dibutuhkan di saat kami sebagai klub baru masuk ke Serie A," tambahnya.

"Yang akan kami lakukan pasti mencoba mencari pemain-pemain efisien yang semoga harganya masih jauh di bawah pasar tetapi bisa langsung bermain di Serie A," ujarnya.

Bahkan Miswan turut memberikan contoh arah kebijakan Como 1907 yang terbukti berhasil ketika menggaet kapten Timnas U-21 Austria, Matthias Braunoder.

"Contohnya kemarin kami kemarin ambil kapten Timnas U-21 Austria, Matthias Braunoder. Waktu kami mengambil dia, orang-orang di Italia tidak ada yang kenal dia ini siapa."

"Tetapi kami menemukan dia dari data. Kami analisis, predictive modelling namanya, kami lihat perkembangan dia selama 5 tahun terakhir dan 5 tahun ke depan akan seperti apa."

"Kami beli dia dengan harga 180 ribu euro tetapi kami proyeksikan harga dia dalam 2 tahun ke depan bisa menjadi 4-5 juta euro. Strategi seperti itu yang kami lakukan."

"Kami sudah beli bek kanan baru dari Slovakia, dia juga di Timnas U-21 Slovakia, Kovacic namanya. Kalau kami hoki, dia akan main di EURO 2024 jadi harga dia akan bisa naik lagi."

"Menurut kami dia akan menjadi bek kanan yang menarik karena tahun lalu kalau tidak salah sudah bisa membuat 15 assist. Kami pasti akan mencari pemain-pemain yang seperti itu," tambahnya.

Di sisi lain, meski mengaku sudah tak tertarik lagi dengan Thom Haye yang sempat mereka coba gaet saat di serie B musim lalu, Como 1907 tak tutup mata untuk coba bidik pilar Timnas Indonesia.

Di mana, Como 1907 kini dikabarkan tertarik untuk melihat kemampuan bintang anyar Timnas Indonesia, Rafael Struick.

"Kalau untuk pemain-pemain lain kepengen sih mengambil pemain seperti Rafael Struick itu menarik ya," kata Mirwan Suwarso ketika diwawancara tim KLY Sports. 

Meski begitu, Mirwan menggaris bawahi Rafael Struick harus berani bersaing dengan striker kawakan seperti Andre Belotti.

Ia mengatakan, percuma jika Como 1907 mendatangkan pemain asal Timnas Indonesia namun hanya menjadi pelapis dan jarang mendapatkan menit bermain.

"Dia harus bersaing dengan, kalau kita beli kualitas striker yang misalnya kayak Andre Belotti, saingannya kayak gitu. Ngapain kita mengambil pemain kelas dari Indonesia tapi tidak dapat kesempatan bermain," tegasnya.

Bicara peluang, kans Como 1907 tentu terbuka lebar.

Namun dengan catatan, Como 1907 harus merogoh kocek sedikit lebih dalam untuk menebus sisa kontrak Rafael Struick bersama ADO Den Haag.

Mengingat, bomber idola para wanita di Indonesia itu belum lama ini teken kontrak baru sampai dengan 30 Juni 2025 mendatang.

Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick. (alfarizy/tribunnews)

Polemik Panas Elkan Baggott

Jelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Irak, Kamis (6/6/2024), Timnas Indonesia dihadapkan dengan polemik panas.

Polemik panas mulai terpercikkan ketika bek milik Ipswich Town, Elkan Baggott mangkir dalam pemanggilan Timnas U-23 Indonesia kala bertemu Guinea, Kamis (9/5/2024).

Saat Timnas U-23 Indonesia terpincang-pincang karena kehilangan Rizky Ridho dan Justin Hubner di lini belakang, Elkan Baggott justru tak ada kabar.

Baca juga: 8 Mutiara Keturunan yang Trial di Timnas U-20 Indonesia: Bintang PSS Sleman-Persis Solo Ketar-ketir

Padahal, namanya masuk ke dalam skuad yang dipanggil Shin Tae-yong untuk memeprkuat Timnas Indonesia kontra Guinea di babak play off  Olimpiade Paris 2024.

Pemain berpostur 1,96 meter itu tak merespons panggilan memperkuat Timnas Indonesia padahal jarak antara Inggris dan Prancis hanya berjarak satu selat.

Shin Tae-yong yang mengetahui sikap Elkan Baggott itu pun lantas meminta kepda masyarakat untuk menilai riwayat perilaku bek berusia 21 tahun tersebut.

"Untuk Elkan bisa dari media Indonesia mengikuti schedule atau kelakuan Elkan seperti apa," ujar Shin sebelum melawan Guinea dikutip TribunWow.com dari laman resmi PSSI.

"Mungkin bisa cari tahu sendiri dan bisa dilihat seperti apa," tambahnya.

Sepanjang telah menyandang status WNI, Elkan Baggott telah tiga kali tak memenuhi panggilan Timnas Indonesia.

Alhasil, Shin Tae-yong langsung ambil langkah serius dengan menyisihkan Elkan Baggott ke dalam skuad teranyar yang dirilis guna menghadapi Irak dan Filipina.

Padahal diketahui, kondisi bek kelahiran Bangkok, Thailand itu tengah dalam kondisi bugar dan tak ada agenda klub dalam waktu dekat.

Jika ingin segera kembali berkostum Timnas Indonesia, Elkan Baggott harus segera menghubungi PSSI dan Shin Tae-yong agar permaslahan tak semakin berlarut-larut.

Di sisi lain, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir turut menanggapi polemik panas Elkan Baggott.

Erick Thohir berujar dirinya tak bisa menjustifikasi sikap nasionalisme dari Elkan Baggott.

Elkan Baggott saat mengenakan jersey away (tandang) Timnas Indonesia pada postingan Instagram @elkanbaggott, 2 Januari 2022. Elkan Baggott tak kunjung bela Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2021. (Instagram @elkanbaggott)

Baca juga: 6 Pemain Keturunan Promosi ke Eredivisie: 2 Bintang Pamer Kode ke Timnas Indonesia, 1 Pilar Garuda

Ia beranggapan, memang sulit apabila harus memanggil pemain dari luar negeri jika agenda yang diikuti bukanlah kalender dari FIFA.

"Saya tidak bisa menghakimi seperti itu (kalau Elkan Baggott dianggap tidak nasionalis)," kata Erick Thohir dilansir TribunWow.com dari Kompas TV.

Mantan presiden Inter Milan itu menekankan betapa pentingnya penataan schedule Timnas Indonesia.

"Saya selalu bilang kalender, kalender, kalender itu penting. Kita tidak bisa semuanya itu dadakan."

"Kalau kita lihat persiapan U-23 dan kondisi U-23, pada Piala Asia U-23 2024 ini memang tidak masuk kalender FIFA."

Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN itu juga berujar jika pihaknya (PSSI-red) memang tak punya otoritas terkait dilepasnya pemain meski panggilan negara.

Maka dari itu, ia dan tim memutuskan untuk berjuang sendiri agar nama-nama abroad seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino dan Justin Hubner bisa dilepas.

"Pemain yang di luar negeri, saya tidak punya otoritas untuk seperti itu (pengaturan jadwal liga)."

"Jadi kita berjuang (sendiri). Rafael, Ivar, Marselino, Justin akhirnya dilepas," tambahnya.

"Tetapi apakah terakhir waktu kita play-off dia memutuskan melakukan kegiatan lain ya itu saya tidak bisa komen karena itu hak pribadinya."

"Tapi gini, saya masih yakin nasionalisme di anak-anak ini ada kok," pungkasnya.

Bek Timnas Indonesia, Elkan Baggott saat diperkenalkan sebagai pemain anyar Bristol Rovers. (Instagram @elkanbaggott)

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Ikuti Saluran WhatsApp TribunWow dan Google News TribunWow untuk update berita populer lainnya