Pilpres 2024

KSAD Maruli Simanjuntak Ragukan Relawan Ganjar yang Ngaku Dipukul Pakai Batu: Masak 3 Hari Sembuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak -Slamet mengaku dihajar habis-habisan di dalam markas TNI saat dirinya berhenti di lampu merah. KSAD Maruli Simanjuntak beri bantahan.

TRIBUNWOW.COM - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meragukan pengakuan Slamet, Relawan Ganjar-Mahfud yang jadi korban penganiayaan oknum TNI.

Hal itu dikatakan Maruli Simanjuntak di acara Rosi, Kompas TV, Sabtu (6/1/2024).

Awalnya, Maruli Simanjuntak mendengarkan keterangan Slamet yang menceritakan kronologi pengeroyokan oknum TNI di Boyolali beberapa saat lalu.

Baca juga: Polemik Hasto soal Terlibatnya Prabowo dalam Pemukulan Relawan Ganjar, TPN Enggan Jawab, TKN: Fitnah

Tangkapan layar video viral rombongan PDIP diduga dianiaya oknum anggota TNI di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Boyolali, Sabtu (30/12/2023). (TribunSolo.com/X: @YRadianto)

Slamet mengaku dihajar habis-habisan di dalam markas TNI saat dirinya berhenti di lampu merah.

"Waktu itu saya pulang dari acara sosialisasi Pak Ganjar, saya di lampu merah berhenti, posisi itu lampu merah. Saya enggak geber-geber motor, saya langsung dihampiri oleh dua orang," ujar Slamet.

"Nggak ada dialog, enggak ada kata-kata saya langsung dipukul dan jatuh, saya dimasukkan ke pos penjagaan, sampainya di dalam saya disuruh lepas baju, dipukulin lagi."

Selain itu, ia juga mengaku jika teman-temannya juga ikut jadi korban bahkan ada yang dipukul pakai batu.

"Posisi itu saya pakai baju untuk tutup muka. Selang beberapa waktu disusul sama Mas Arif Deva, duduk di samping saya dipukuli ada yang pakai batu, dipukuli di area kepala, badan, semua."

"Setelah beberapa saat disusul sama teman-teman saya. Tapi saya enggak sempat lihat mereka cuma dengar suara-suara digebukin saja."

"Terus disusul Bapak Marsono, dikeluarin dari situ. Terus saya dimasukkan ke mobil dilarikan ke rumah sakit sampai saat ini dirawat."

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Enggan Komentari Hasto yang Sangkutkan Prabowo dalam Kasus Penganiayaan Relawan

Menanggapi hal itu, Maruli Simanjuntak mengaku keterangan yang dikatakan oleh Slamet belum bisa dibuktikan.

"Itu kan nanti ada di sidang ada bukti-bukti bahwa ada videonya mereka delapan kali pulang pergi, kalau dibilang begitu ceritanya pakai batu masak tiga hari sudah sembuh," kata Maruli.

"Pakai batu hancurlah, kita lihatlah normal cara berpikirnya, kalau dipukulin begitu tiga hari sembuh atau seminggu udah pulang ke rumah masak pakai batu bisa sembuh?"

Menurutnya, semua pernyataan Slamet akan dibuktikan di persidangan.

Sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Maruli Simanjuntak mengaku sudah maksimal dalam menangani kasus tersebut.

Namun, pihak dari TNI selalu disudutkan.

"Kan kita lihat kenyataannya itu nanti semua disidangkan ada. Saya bilang respons saya kurang apa, hari itu malam itu sudah langsung ditangkap masuk sel kita dalam waktu tidak lebih dari seminggu sudah ketemu tersangka, nanti silakan disidang, Bagaimana tuntutan kepada mereka."

"Kenapa enggak ditanya kamu mabuk naik motor? Kenapa enggak ditanya kamu punya SIM apa enggak? Itu kan membahayakan masyarakat, jangan semua disudutkan ke kita, diarahkan ke netralitas, menurut saya berlebihan."

Diketahui, viral sebuah video memperlihatkan penganiayaan di depan markas Kompo B Yonif Raider 408/Sbh Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Sabtu (30/12/2023).

Sebanyak tujuh relawan paslon Ganjar Pranowo - Mahfud MD diduga menjadi korban penganiayaan di lokasi tersebut.

Sementara terduga pelakunya adalah oknum anggota TNI yang saat itu berada di lokasi.

Dikutip dari Tribunnews, Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo membenarkan peristiwa relawan Ganjar-Mahfud diduga dianiaya secara bersama-sama oleh oknum anggota TNI.

Wiweko mengatakan penganiayaan terjadi di depan asrama tentara itu sekitar pukul 11.19 WIB.

Hal itu bermula saat beberapa anggota TNI melakukan olahraga bersama bola voli.

Lalu para relawan Ganjar - Mahfud lewat di depan asrama itu secara terus-menerus mengenakan knalpot brong.

Sontak bunyi bising ditimbulkan hingga membuat para anggota tak nyaman.

Kemudian beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju jalan di depan asrama mencari sumber suara kendaraan knalpot brong.

Menurut Wiweko, oknum anggota hendak mengingatkan kepada pengendara yang menggunakan kendaraan knalpot brong hingga terjadi dugaan penganiayaan terhadap relawan.

"Selanjutnya beberapa korban dibawa ke RSU Pandan Arang Boyolali untuk mendapat pertolongan," kata Wiweko. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)