Pilpres 2024

Pengamat Politik Luar Negeri Puji Penampilan Gibran saat Debat Cawapres, Akui Paham soal Isu Ekonomi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, Mahfud MD dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023)

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik dari S Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Alexander Arifianto memuji penampilan cawapres Gibran Rakabuming Raka dalam debat.

Dikutip dari Al Jazeera, Gibran Rakabuming Raka membuat para penonton menyoroti dirinya dalam berdebat, Minggu (24/12/2023).

Gibran Rakabuming Raka dianggap hadir dari cawapres yang kontroversial dalam sejarah politik Indonesia.

Baca juga: Media Asing Soroti Penampilan Gibran dalam Debat Cawapres, Jawab soal Keragu-raguan Selama Ini

Tuduhan nepotisme juga mengarah padanya di mana ia adalah putra pertama dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meski berusia paling muda, namun Wali Kota Solo ini dianggap telah mendominasi panggung debat saat melawan dua politikus berpengalaman yakni Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.

Penilaian para pengamat secara umum adalah kinerja Gibran jauh melebihi ekspektasi.

“Kesan saya secara keseluruhan adalah bahwa setiap orang yang ragu-ragu dan mengira Gibran adalah seorang petinju ringan yang tidak tahu apa-apa telah terbukti sepenuhnya salah,” ujar Alexander Arifianto.

Selain itu, pengamat itu juga menyoroti Gibran yang kerap melontarkan isu ekonomi sesuai dengan tema yang dibahas saat itu.

“Dia sangat siap untuk debat dan menunjukkan bahwa dia memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai isu-isu ekonomi," kata Arifianto.

"Jauh lebih baik dari dua lawannya.”

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas soal Perubahan Dukungan setelah Debat Capres dan Cawapres

Hal senada juga dikatakan oleh pengamat politik lokal yakni Yohanes Sulaiman, dosen Universitas Jenderal Achmad Yani di Jawa Barat.

Yohanes mengatakan jika debat cawapres perdana ini dimenangkan oleh Gibran.

"Langsung saja, debat ini dimenangkan Gibran," ujar Yohanes.

Bahkan, Gibran mematahkan anggapan soal dirinya yang tak tahu apa-apa.

"Sejauh ini, ekpektasi terhadap Gibran masih sangat rendah."

"Pada dasarnya Gibran belum pernah diuji. Dalam debat presiden pertama, dia tampak seperti orang aneh," tambah Yohanes.

Baca juga: Bangga dengan Penampilan Gibran saat Debat Cawapres, Prabowo: Saya Beri Nilai 99,9

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan visi misi dalam Debat Cawapres Pilpres 2024, Jumat (22/12/2023). (YouTube Tribunnews)

Dandy Rafitrandi, ekonom di lembaga think tank Center for Strategic and International Studies, mengatakan pertanyaan yang diajukan panelis ahli cukup spesifik.

Dari pertanyaan itu, cawapres diharuskan memahami soal topik ekonomi.

Namun, ada titik kelemahan Gibran soal bidang ekonomi yang terkadang terlihat.

Termasuk soal program makan siang gratis untuk anak-anak namun tak menjelaskan soal sumber uangnya.

"Gibran menjelaskan beberapa program, misalnya makan siang gratis senilai Rp 400 triliun tapi tak menjelaskan sumber pendanaannya," ujar Rafitrandi.

Debat cawapres ini merupakan agenda kedua debat yang diselenggarakan oleh KPU RI.

Sebelumnya, KPU RI telah menggelar debat perdana capres pada Selasa (12/12/2023).

Debat cawapres ini mempertemukan Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.

Baca juga: Apa Itu SGIE? Viral Ditanyakan Gibran saat Debat Cawapres, Bikin Cak Imin Bingung dan Tak Paham

Ketiganya berdebat di Gedung KPU, debat cawapres kali ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

Ketiga cawapres beradu pikiran dan gagasan terkait ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Gibran menjadi cawapres pertama yang berkesempatan memaparkan visi dan misi.

Setelah itu dilanjutkan penyampaikan visi misi oleh Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar diurutan selanjutnya.

Di sisi lain, KPU sudah menunjuk 11 orang untuk menjadi panelis.

Mereka bertugas sebagai penyusun pertanyaan untuk debat cawapres.

Ke-11 panelis dalam debat cawapres terdiri dari para akademisi, birokrat, ekonom dan perwakilan dari organisasi non pemerintah. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)