Berita Viral

Nasib Awan, Bocah 10 Tahun yang Tewas Dibanting Ayahnya, Dapat Perlakuan Beda meski Sayang Keluarga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana rumah duka Awan, bocah 10 tahun yang tewas dibanting ayahnya, Rabu (13/12/2023)

TRIBUNWOW.COM - Nasib naas menimpa K alias Awan (10) yang tewas di tangan ayah kandungnya, Usman (44).

Video detik-detik Awan tewas pun tersebar di media sosial, Rabu (13/12/2023).

Hal itu bermula saat Awan bermain sepeda dengan teman-temannya di sekitar gang rumahnya di kawasan Muara Baru, RT 022 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sekitar pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Fakta Viral Penemuan Mayat di UNPRI Medan, Kata Polisi hingga Pihak Kampus Sebut Kadaver

Karena bersepeda dengan ngebut, Awan lalu menabrak teman sebayanya hingga kakinya memar.

"Posisi ngebut, namanya anak-anak kayak gitulah anak kecil udah diperingatin juga sama ibu-ibu yang di sekitaran pos RT jangan ngebut, cuma tetap ngebut," kata Rohman tetangga Awan di lokasi, Rabu malam.

"Akhirnya nabrak salah satu anak warga sampai kakinya biru," sambung Rohman dikutip dari Tribun Jakarta.

Setelahnya, orang tua sang anak yang ditabrak menegur Awan hingga sampai ke telinga Usman.

Mendengar laporan itu, Usman langsung emosi hingga mendatangi Awan yang tengah bermain dengan temannya di gang.

Baca juga: Fakta Viral Pria Palak Karyawan Kedai Es Krim di Medan, Korban Pilih Resign meski Berakhir Damai

Dalam video beredar berdasarkan rekaman CCTV, Usman meminta anaknya berdiri sambil memukulnya berkali-kali.

Ketika korban Awan sudah berdiri, Usman kembali memukul wajah sang anak.

Belum puas, Usman lalu menendang tubuh anak ketiganya itu hingga korban tersungkur.

Masih belum bisa meredakan amarahnya, Usman mengangkat tubuh sang anak dan membantingnya di jalanan.

Korban sempat tak sadarkan diri dan mengeluarkan darah dari hidungnya usai dibanting pelaku.

Setelah melakukan penganiayaan, pelaku sempat melarikan anaknya ke rumah sakit namun nyawa korban tak tertolong.

Tangis tetangga yang melepas kepergian Awan bocah yang tewas setelah dibanting sang ayah, Rabu (13/12/2023) (Tribun Jakarta)

"Pas posisi diangkat, ibu-ibu di sini kan ngiranya cuma diangkat doang enggak bakal dibanting. Eh tiba-tiba dibanting, nggak nyangka juga," ucap Rohman.

Usman mencoba mengelap darah yang keluar dari kepala Awan.

Korban lalu dilarikan ke rumah sakit menggunakan motor tetangga.

Namun, nyawanya tak tertolong lagi.

Padahal, Awan yang baru berusia 10 tahun itu adalah sosok yang ringan tangan, suka membantu dan sayang pada keluarga.

Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Usman dan Halimah.

Baca juga: Fakta Viral Mahasiswa di Palembang Dugem di Kampus, Disebut Hanya 20 Menit dan Dihadiri Kaprodi

Ketua RT 22/RW 17, Sudiono mengatakan Usman memang kerap melakukan kekerasan fisik kepada Awan.

Warga yang sering melihat Usman melakukan aksi keji kepada anaknya tersebut.

Namun hal itu tak berlaku pada ketiga saudara Awan yang lain.

"Perlakuannya berbeda ke korban. Korban ini anak ketiga dari empat bersaudara,"

"Anak paling tua kelahiran 2004, anak kedua kelahiran 2010, nah Kurniawan kelahiran 2012, adiknya kelahiran 2015," tutur Sudiono.

Padahal dikatakan istri Ketua RT setempat bernama Haria, Awan merupakan anak yang baik dan peduli keluarga.

“Waktu usia delapan bulan, dia kan belajar jalan, sedang merembet, ada dispenser, nah ditariklah dan tersiram. Untungnya kemaluannya enggak kena,” ungkap Haria dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Awan dikenal sebagai anak yang sangat sayang dan peduli dengan keluarganya.

Baca juga: Fakta Viral Mahasiswa di Palembang Dugem di Kampus, Disebut Hanya 20 Menit dan Dihadiri Kaprodi

Saat diberi makan oleh tetangga, makanan itu sengaja dibawa pulang agar ibu dan adiknya bisa makan bersama.

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil."

"Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” cerita Haria.

Selain itu, sosok Awan juga dikenal sebagai sahabat Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan.

Pasalnya, bocah 10 tahun itu dikenal aktif, periang dan suka bergaul dengan orang dewasa petugas PPSU.

Karenanya, para pasukan oranye pun merasakan kepedihan yang sangat mendalam atas tewasnya Awan.

Mereka bahkan berbondong-bondong mendatangi rumah duka di Muara Baru.

Seorang Petugas PPSU, Kenedy mengatakan Awan sering datang untuk membantu tugasnya.

"Dia sering datang ke kelurahan, ke tempat kita, ikut ngumpul. Teman-teman lagi piket malam juga dia temenin," kata Kenedy.

"Dia pasti ada di tempat kita kerja, kadang dia nyari-nyari kita di zona-zona kita kerja. Dia sudah paham titik-titik kita kerja di mana dia tahu, nyariin di situ," ucap Konedy. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)