Pilpres 2024

Sinyal Erick Thohir Potensi Jadi Cawapres Prabowo: Sang Menteri BUMN Urus SKCK, Gibran Tak Maju?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen kebersamaan Prabowo Subianto (kiri) dan Erick Thohir (kanan).

TRIBUNWOW.COM - Sinyal Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi pendamping bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto mulai terlihat.

Seperti diketahui, capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto hingga kini belum mengumumkan nama cawapres yang bakal mendampinginya di Pilpres 2024.

Sejumlah nama lantas santer dikaitkan akan menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Baca juga: Jadi Bacawapres Ganjar Pranowo, Mahfud MD Akui Tak Keluar Uang hingga Minta Restu ke Maruf Amin

Di antara nya Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Namun, baru-baru ini sinyal Erick Thohir menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto makin terlihat.

Hal itu tampak dari unggahan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di akun X (Twitter) @gibran_tweet, Rabu (18/10/2023).

Gibran tampak mengunggah artikel yang memuat pemberitaan tentang Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, tengah mengurus Surat Keterangan Tak Pernah Dipidana.

Unggahan tersebut dianggap sebagai sinyal dari Gibran bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini tidak akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto, seperti yang santer dikabarkan selama ini.

Diketahui, Surat Keterangan Tak Pernah Dipidana adalah salah satu syarat untuk maju sebagai calon presiden atau cawapres.

Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Djuyamto, membenarkan pihaknya telah mengeluarkan Surat Keterangan Tak Pernah Dipidana untuk beberapa orang yang hendak maju Pilpres 2024, termasuk Erick Thohir.

"Memang benar bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan beberapa surat keterangan tidak pernah dipidana atas nama para pemohon, Yusril Ihza Mahendra, Erick Thohir, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar," ungkap Djuyamto, Rabu.

"Surat keterangan tersebut telah dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagaimana diajukan oleh para pemohon untuk keperluan persyaratan pendaftaran pilpres," imbuh dia.

Baca juga: Bukan Gibran, Pengamat Sebut Sosok Ini Bisa Dongkrak Prabowo Kalahkan Duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD

Selain Surat Keterangan Tak Pernah Dipidana, Erick Thohir diketahui juga mendatangi Baintelkam Polri untuk mengajukan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan pengajuan penerbitan SKCK itu dilakukan Erick Thohir pada Selasa (17/10/2023).

"Ya kalau buat SKCK-nya ya benar. Yang ambil stafnya, kemarin," kata Ramadhan kepada wartawan, Rabu.

Meski demikian, Ramadhan belum mengetahui maksud dan tujuan Erick Thohir membuat SKCK.

Namun, SKCK yang diterbitkan Mabes Polri memang menjadi salah satu syarat untuk pendaftaran capres-cawapres.

Dalam hal ini, Baintelkam Polri telah menerbitkan empat SKCK untuk calon presiden dan calon wakil presiden sebelumnya.

Keempat SKCK tersebut diterbitkan atas nama pemohon Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Cak Imin.

Momen kebersamaan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (Tribunnews.com)

Deklarasi Cawapres Prabowo

Diketahui, Prabowo Subianto satu-satunya capres yang hingga saat ini belum mendeklarasikan siapa cawapresnya.

Terkait hal itu, Ketua DPP Golkar, Dave Laksono, mengungkapkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) telah menyiapkan cawapres terbaik untuk Prabowo.

"Kita sudah menyiapkan calon yang terbaik dan paling melengkapi sesama."

"Serta yang paling bisa segera bekerja demi menuntaskan semua target-target pemerintah ke depan," ujar Dave saat dimintai konfirmasi, Rabu, dilansir Kompas.com.

Namun demikian, belum dapat dipastikan kapan Prabowo akan mendeklarasikan pasangannya.

Saat ditemui awak media usai perayaan ulang tahunnya yang ke-72, Prabowo hanya mengatakan ia tak terburu-buru terkait penentuan cawapres.

"Ojo kesusu, ojo grusa-grusu. Terus kita namanya demokrasi ya," kata dia singkat, Selasa.

Sebelumnya, Prabowo sudah mengungkapkan ada empat nama yang mengerucut dalam bursa cawapresnya.

Baca juga: Rocky Gerung Akui Gibran akan Melemahkan Elektabilitas Prabowo: Ngapain Ajak Orang yang Sudah Bonyok

Keempat nama itu tiga di antaranya berasal dari Pulau Jawa.

“Cawapres sudah mengerucut menjadi empat nama."

"Satu calon luar Jawa, satu calon dari Jawa Barat, satu calon dari Jawa Tengah, satu calon dari Jawa Timur,” ucap Prabowo usai pertemuan bersama ketua umum partai politik (parpol) KIM, Jumat (13/10/2023).

Ia pun memastikan finalisasi cawapres akan dilakukan secepatnya.

"Kita akan finalkan dalam beberapa hari ke depan," tandas dia.

Sebagai informasi, Erick Thohir memang menjadi salah satu kandidat kuat cawapres Prabowo.

Bahkan, PAN tetap menyodorkan nama Erick Thohir untuk menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2024, meski nama Gibran lebih santer dikabarkan.

"Kami kalau PAN ya Pak Erick Thohir. Tapi, yang lain silakan usulkan," ujar Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Minggu (8/10/2023).

Kata Pengamat soal Peluang Erick Thohir Maju Cawapres

Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam menyebut peluang Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo terbuka.

Peluang ini muncul setelah PDIP menggaet Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

"Kartu politik Erick Tohir hidup lagi (pasca-Mahfud menjadi bakal cawapres Ganjar)," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (18/10/2023).

Umam mengatakan, lingkaran terdekat Presiden Joko Widodo nampak kaget dengan reaksi publik yang begitu keras menentang putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia capres dan cawapres.

Tak sedikit yang menilai putusan MK tersebut merupakan orkestrasi Istana untuk membuka jalan bagi putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Prabowo.

Menurut Umam, reaksi publik atas putusan kontroversial MK membuat lingkaran Istana menghitung ulang untuk mengajukan Gibran sebagai bakal cawapres Prabowo.

Jika tetap dipaksakan, justru hal itu akan memicu serangan publik yang dapat berdampak pada pencapresan Prabowo serta nama baik keluarga Jokowi.

"Karena itu, nama-nama alternatif pendamping Prabowo yang sebelumnya sempat melemah, kini hidup lagi. Salah satunya adalah Erick Tohir," ujar Umam.

Mencuatnya nama Erick Thohir lagi sebagai bakal cawapres Prabowo juga patut diperhitungkan karena mempunyai berbagai faktor.

Umam menyebut Erick Thohir merupakan representasi politisi muda dan punya kekuatan logistik yang memadai.

Selain itu, Erick Thohir dianggap merepresentasikan dukungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), simbol multikulturalisme, dan juga memiliki jaringan non-partai dengan memanfaatkan sentimen sepak bola nasional yang didominasi oleh anak-anak muda.

"Erick Tohir juga mendapatkan dukungan politik dari PAN dan juga Partai Demokrat untuk menjadi cawapres Prabowo," terang Umam.

Ia menambahkan bahwa penting bagi Prabowo untuk mendengarkan aspirasi publik pasca-putusan kontroversial MK.

"Dengan berani mengajak cawapres alternatif yang lain untuk mengantisipasi jika tidak jadi melaju bersama Gibran," pungkas dia.

Gibran Akui Sudah 'Dilamar' Berkali-kali

Nama Gibran Rakabuming Raka sudah sejak lama mencuat dan disebut-sebut sebagai kandidat kuat cawapres Prabowo Subianto.

Bahkan, beberapa waktu lalu, Gibran blak-blakan mengaku telah mendapat 'lamaran' dari Prabowo untuk menjadi cawapres, beberapa kali.

Terkait hal itu, Gibran mengaku telah melapor ke PDIP.

"Lebih dari satu kali ada (Prabowo menawari jadi cawapres). Lebih dari satu kali intinya," ungkap Gibran, Selasa (10/10/2023), dilansir TribunSolo.com.

"Kita sebagai bawahan wajib melaporkan. Dan sudah kami laporkan (ke PDIP) juga," imbuh dia.

Tetapi, Gibran sudah beberapa kali menyatakan penolakannya saat disinggung soal menjadi cawapres Prabowo.

Ia menegaskan, dirinya ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Solo.

Diketahui, munculnya nama Gibran dalam bursa cawapres Prabowo menimbulkan pro-kontra pada sejumlah pihak.

Terlebih, saat MK mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres yang diajukan mahasiswa asal Solo, Jawa Tengah, Almas Tsaqibbirru.

Gugatan tersebut adalah individu boleh mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres meskipun belum berusia 40 tahun, apabila berpengalaman atau sedang menjabat sebagai kepala daerah.

Putusan itu dianggap untuk memuluskan langkah Gibran maju Pilpres 2024.

Meski demikian, banyak pihak yang mendorong Gibran agar tak maju sebagai cawapres.

Pasalnya, hal ini akan berpengaruh pada citra ayahnya, Jokowi. 

Apalagi kini isu dinasti politik kembali muncul dan ramai diperbincangkan publik. 

Menanggapi itu, Gibran menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai.

"Kalau itu saya kembalikan ke warga," kata Gibran, ditemui di Balai Kota Solo, Senin (16/10/2023).

Di sisi lain, Gibran juga merespon saran dari putri Presiden Republik Indonesia (RI) ke-4 Abdurachman Wahid atau Gus Dur yang menyarankan dirinya untuk tidak menerima pinangan sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) untuk Pemilu 2024 mendatang.

Saran tersebut diungkap oleh putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, beberapa saat setelah MKmengabulkan gugatan syarat batas usia untuk capres-cawapres yang diajukan oleh Almas.

Hal itu disampaikan Alissa lewat akun X-nya yang sudah terverifikasi, Senin.

Unggahan Alissa itu merespons cuitan mantan Menteri Agama, Lukman Hakim, yang berharap Gibran menolak menjadi cawapres.

"Saya juga berharap Presiden @jokowi mencegah putranya untuk dicalonkan sebagai cawapres. Beri waktu untuk yang lain, agar terhindar dari tuduhan reproduksi kekuasaan melalui keluarga," cuit Alissa.

Mengenai unggahan Alissa Wahid itu, Gibran mengatakan dirinya akan segera berkomunikasi dengan putri Gus Dur erkait saran tersebut.

"Oh iya nanti tak komunikasikan dengan beliau. Nanti saya tidak lanjuti," ujar Gibran.

Sampai saat ini, sudah ada pasangan dua capres dan cawapres yang mendeklarasikan diri.

Mereka adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.  (*)

Baca berita lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gibran Beri Isyarat Tak akan Jadi Cawapres Prabowo? Unggah Artikel tentang Erick Thohir