TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan sosok cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Rabu 18 Oktober 2023, sekitar pukul 10.00 WIB.
Sosok cawapres pilihan Megawati untuk Pilpres 2024 ini adalah Menko Polhukam Mahfud MD.
Pengumuman cawapres pendamping Ganjar Pranowo ini diungkap di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta.
Baca juga: Gerindra Respons Baik Putusan MK soal Batas Usia, TPN Ganjar Kecewa: Hanya untuk Loloskan Seseorang
Megawati tampak tiba di lokasi pukul 08.49 WIB memakai baju berwarna hitam merah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto yang mengenakan seragam partai tampak mendampingi Megawati.
Selain Megawati dan Hasto, sejumlah politikus PDIP juga hadir, seperti Eriko Sotarduga, Deddy Yevri Sitorus, Djarot Syaiful Hidayat, Andreas Hugo Parera, Puan Maharani, hingga beberapa kader lainnya.
Hadir pula para ketua umum dan politisi dari partai yang merupakan koalisi pendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, seperti PPP, Partai Hanura, dan Perindo.
Sementara itu, Mahfud MD terlihat hadir di Gedung DPP PDIP sesaat sebelum pengumuman oleh Megawati.
"Dengan mengucapkan bismillah hirohmanirrohim, maka calon wakil presiden yang dipilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo adalah Bapak Mahfud MD," kata Megawati disambut riuh tepuk tangan hadirin, dikutip dari tayangan live YouTube PDI Perjuangan.
Mahfud MD Bertemu Megawati Selasa Malam
Sebelum diumumkan menjadi cawapres, Mahfud MD sempat bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa 17 Oktober 2023, malam.
Pertemuan ini pun diabadikan lewat unggahan politisi PDIP, Adian Napitupulu.
"Malam ini Ketum PDIP Ibu Megawati bertemu @mohmahfud di Teuku Umar," tulisnya dalam unggahan tersebut.
Sempat Batal Jadi Cawapres di Pilpres 2019 padahal Sudah Diminta Ukur Baju
Di detik-detik terakhir jelang pengumuman cawapres di Pilpres 2019, nama Mahfud MD sudah menguat sebagai cawapres yang akan mendampingi Jokowi.
Namun, akhirnya yang terpilih adalah Ma'ruf Amin.
Seperti apa kejadian ketika itu?
Mantan ketum PPP Romahurmuziy dalam sebuah podcats "Total Politik", beberapa waktu lalu mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi ketika itu.
Ketika itu, Romi mengatakan, yang menggagalkan Mahfud M sebagai cawapres adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Nasdem Surya Paloh dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ia lalu mengungkapkan sejumlah alasan Mahfud MD akhirnya tidak terpilih di detik-detik akhir.
Pertama, kata Romi, Surya Paloh, merasa bahwa Mahfud merupakan ketua pemenangan pasangan Prabowo-Hatta pada 2014 dan eks ketua MK itu tidak mempunyai kontribusi nyata.
Sementara Airlangga Hartarto beralasan bahwa Mahfud merupakan salah satu tokoh yang pernah merekomendasikan pembubaran Golkar.
Sesepuh Golkar tidak sreg dengan Mahfud.
"Kalau Muhaimin atau akrab disapai Cak Imin menyatakan bahwa mereka sejalan dengan PBNU dan menyebut Mahfud bukan kader NU," katanya.
Menurut Rommy, jawaban para ketua umum parpol pendukung Jokowi itu disampaikan di Istana atau detik-detik jelang penetapan nama cawapres Jokowi di Restoran Plataran Menteng pada Kamis, 9 Agustus 2018.
"Presiden lantas bertanya apakah semua setuju Maruf Amin? semua ketum setuju," kata Romi.
Penjelasan Yusril
Sementara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menceritakan kronologi kenapa Mahfud MD bisa gagal menjadi calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Yusril mengatakan, nama Mahfud MD digantikan oleh Ma'ruf Amin pada detik-detik terakhir pengumuman cawapres Jokowi.
"Seperti dulu kasusnya pergantian Pak Mahfud sama Pak Ma'ruf Amin. Itu kan terjadi secara tiba-tiba, hanya beberapa jam sebelum keputusan itu dibuat," ujar Yusril saat ditemui di Senopati, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Yusril mengungkapkan, untungnya saat itu kubu Jokowi cuma membocorkan inisial saja sebelum pengumuman cawapres. Inisial nama yang dibocorkan kala itu adalah "M".
Menurut Yusril, pihak yang membuat Mahfud gagal maju sebagai cawapres Jokowi adalah Partai Golkar.
"Untung pada waktu itu hanya disebutkan inisial. Inisial yang disebutkan M. M ini Mahfud. Begitu Mahfud ini siap-siap, tiba-tiba ada penolakan dari Golkar terhadap Mahfud," katanya.
"Kenapa Golkar bersikeras menolak Mahfud? Kabar yang saya terima waktu itu, (Mahfud) pernah mendeklarasikan pembubaran Golkar," ujar Yusril melanjutkan.
Yusril mengatakan, Golkar saat itu sama sekali tidak menerima Mahfud yang menjadi cawapres Jokowi.
Baca juga: Punya 3 Keunggulan Tersendiri, Mahfud MD Dinilai Pas Jadi Bacawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Oleh karena itu, kubu Jokowi mencari tokoh lain yang berinisial "M" juga.
Hingga akhirnya, dipilihlah mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin.
"Tiba-tiba Mahfud deadlock, ditolak habis-habisan sama Golkar. Dicarilah orang yang inisialnya M di depan, ya Ma'ruf. Sayangnya, enggak Mahendra gitu," kata sambil berkelakar.
Hari ini, Inisial M kembali muncul ke publik, diawali dari pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Hanura, Benny Ramdhani.
Benny mengungkapkan bahwa cawapres Ganjar berinisial M.
"(Cawapres Ganjar) inisialnya M, jadi inisialnya M," ujar Benny, Selasa (17/10/2023).
Kendati demikian, Benny tak memperjelas sosok M yang dimaksud.
Dia justru menyebut beberapa nama berinisial M.
"Siapa M itu? Bisa Mas Mahfud MD, bisa Mas Gibran, Mas Erick Thohir, Mas Andika Perkasa," katanya.
Sudah diminta ukur baju
Mahfud pernah nyaris menjadi cawapres yang mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019.
Mahfud pernah mengisahkan pengusungan dirinya sebagai cawapres Jokowi secara blak-blakan dalam salah satu acara televisi nasional pada pertengahan Agustus 2018 lalu.
Dalam acara tersebut, Mahfud mengungkap Jokowi sudah menjatuhkan pilihannya kepada dirinya sehari sebelum mengumumkan cawapres.
Bahkan, Mahfud saat itu telah diminta untuk mengukur ukuran baju.
Namun, keputusan itu tiba-tiba berubah pada Kamis malam, 9 Agustus 2018.
Padahal, sore itu, Mahfud pun telah bersiap dan diperintahkan menunggu di Restoran Tesate yang terletak di seberang Plataran Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Agustus 2018.
Mahfud berada di Restoran Tesate yang terletak tepat di seberang Plataran Resto. Restoran tersebut hanya dipisahkan oleh persimpangan jalan.
Namun beberapa saat sebelum pengumuman cawapres, tiba-tiba dia ditelepon oleh Pratikno. "Pak Mahfud, sepertinya ada perubahan.
Kemudian, seperti diketahui bersama, Jokowi mengumumkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya pada Kamis malam, 9 Agustus 2018 di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Detik-detik Mahfud Batal Jadi Cawapres di 2019, Sudah Diminta Ukur Baju, Kini Namanya Menguat Lagi