TRIBUNWOW.COM - MR (13) mengalami nasib naas setelah meninggal dunia di tangan keluarganya sendiri.
MR menjadi korban penganiayaan berujung kematian oleh ibu kandungnya, N (40), sang kakek W (70) dan S (24) pamannya, Selasa 3 Oktober 2023.
Sehari sebelum kejadian, MR masih bekerja untuk mencari makan di Subang, Jawa Barat.
Baca juga: IU Terima Ancaman Pembunuhan yang Parah, EDAM Entertainment Ambil Jalur Hukum
Video MR sedang bekerja pun viral di media sosial seperti yang diunggah di akun Twitter @heraloebss, Kamsi 12 Oktober 2023.
Terlihat MR yang memakai celana panjang bekerja membersihkan kandang sapi.
Tak tampak raut kesedihan maupun lelah di wajahnya lantaran harus mencari uang untuk makan.
Sang perekam pun sempat memperlihatkan wajah MR yang ia sebut rajin bekerja.
"Satu hari sebelum terbunuh, dia selalu setiap hari bersihin kandang," tulis dalam video.
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Gadis Berseragam Pramuka di Pemalang: Pelaku Cari Target secara Acak di FB
Dikutip dari Tribun Jakarta, MR merupakan siswa SMP yang putus sekolah lantaran hidup menggelandang.
Ia hidup di jalanan setelah ayah dan ibunya, N memutuskan untuk bercerai.
MR kadang harus tidur di pos ronda hingga kandang sapi milik majikannya.
Namun pada saat kejadian, MR tiba-tiba ingin pulang ke rumah N.
Baca juga: Pembunuhan Imam Masykur Dinilai Terorganisir, Pakar Hukum: Jangan Terulang Perkara Ferdy Sambo
MR yang tak pernah pulang takut jika dimarahi sehingga memutuskan untuk masuk lewat atap rumahnya.
Aksi MR itu ketahuan oleh sang kakek W.
Waka Polres Indramayu, Kompol Hamzah Badaru mengatakan W sempat menegur MR.
Karena tak terima ditegur, MR lalu memukul kakeknya.
Sang kakek yang tak terima membalas pukulan dengan gergaji dan menyasar kepada kepala korban.
Tidak hanya itu, kakek korban lalu berteriak memanggil ibu korban saat MR hendak kabur melarikan diri.
Namun ibu korban segera datang.
Baca juga: BREAKING NEWS Pelaku Pembunuhan Dosen UIN Solo Ditangkap, Sakit Hati karena Korban Ucapkan Kata Ini
Bukan pelukan yang didapat MR, ibu kandungnya justru melayangkan pukulan bertubi-tubi ke kepala korban.
N, W, dan S memperlakukan Rauf bagai penjahat.
"MR saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya," kata N.
Tak hanya itu, sang ibu juga mengikat tangan anaknya lalu membenturkan kepala korban ke dinding dan kusen.
Kepala MR juga dipukul pakai kayu, pipa paralon dan bambu pagar.
Tubuh MR pun tak kuasa menahan sakit, N masih menyiksanya dengan menyeretnya ke belakang rumah menyusuri kebun.
"Setelah disiksa di dalam rumah Kakeknya atau TKP korban diseret ke lewat belakang rumah menyusuri kebun," kata Kompol Hamzah Badaru.
"Sebelum akhirnya ada seseorang datang bawa motor untuk membawa MR yang akan dibuang ke Sungai Bugis di Anjatan Indramayu," imbuhnya.
N juga mengakui membuang MR dalam kondisi masih hidup.
Dikutip dari Kompas.com, MR lalu ditemukan di pinggir sungai dalam kondisi berlumuran darah dan tangan yang terikat.
Kepada polisi, N mengatakan anaknya masih bicara walaupun tubuhnya penuh luka setelah dianiaya.
Kata terakhir yang diucapkan korban, ialah 'Ma sakit Ma, Ma saya ngantuk Ma, capek Ma'.
Namun ucapan MR tak digubris ibunya, hingga akhirnya anak yang diboncengnya dibuang di aliran irigasi dan ditemukan tewas oleh warga. (TribunWOw.com/ Tiffany Marantika)