TRIBUNWOW.COM - Dalam pertukaran surat terakhir, Presiden Rusia dan Korea Utara memuji pertemuan baru-baru ini serta mengungkapkan hubungan kedua negara yang semakin erat.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera.com, pada Kamis 12 Oktober 2023, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali bertukar surat sebulan setelah Kim melakukan kunjungan langka ke Rusia.
Kim Jong Un mendoakan kemenangan Vladimir Putin atas skema anti-Rusia imperialis dan keduanya memuji kedua negara mereka.
Baca juga: Didepak karena Invasi ke Ukraina, Rusia Kini Berupaya Masuk Kembali ke Dewan HAM PBB
Pertukaran surat tersebut menandai peringatan 75 tahun hubungan bilateral kedua negara tersebut, media pemerintah Korea Utara KCNA melaporkan pada hari Kamis.
Dalam suratnya, Kim Jong Un menuliskan dia sangat puas dengan perundingan yang terjadi di Rusia, dan menggambarkan diskusi tersebut sebagai terus terang dan komprehensif.
Kim Jong Un berjanji untuk membawa hubungan ke tingkat baru dan berharap kemenangan Vladimir Putin dalam perjuangannya untuk menggagalkan kebijakan hegemoni imperialis yang gigih dan langkah-langkah untuk mengisolasi serta membungkam Rusia.
Rusia dan Korea Utara, keduanya semakin terisolasi di tengah sanksi internasional yang ketat, namun mereka makin dekat sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Baca juga: Rusia Pasang Ranjau Laut di Sekitar Pelabuhan Wilayah Ukraina
Bulan lalu, Kim Jong Un melakukan perjalanan ke Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Vladimir Putin, di tengah kekhawatiran Korea Utara bersiap memberikan senjata kepada pasukan Rusia dengan imbalan teknologi senjata yang dilarang berdasarkan resolusi PBB mengenai program senjata nuklirnya.
Setelah pembicaraan mereka, kedua pemimpin negara tersebut mengatakan kerja sama militer telah dibahas, termasuk program satelit Korea Utara dan perang di Ukraina.
Dalam surat terbarunya, Putin mengatakan pertemuan puncak tersebut merupakan bukti lebih lanjut bahwa hubungan bilateral kedua negara terus berkembang secara positif dalam segala aspek berdasarkan tradisi kejayaan masa lalu.
Uni Soviet, yang didominasi oleh Rusia, menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada 12 Oktober 1948, menjadi negara pertama yang mengakui Korea Utara sebagai sebuah negara.
Baca juga: Ukraina Berencana Bangun Sekolah Bawah Tanah untuk Lindungi Siswa dari Serangan Rusia
Amerika Serikat menuduh Korea Utara menyediakan senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, termasuk peluru artileri, roket, dan rudal.
Korea Utara dan Rusia membantah adanya transaksi senjata seperti yang disebutkan Amerika.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Im Chon-il menegaskan kembali dukungan negara tersebut terhadap Rusia dibandingkan Ukraina, dan menggambarkan perang tersebut sebagai perjuangan yang benar di mana Moskow mempertahankan keamanan dan kepentingan strategisnya.
Kim dan Putin juga bertukar surat pada bulan Agustus untuk menandai peringatan 78 tahun pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1910-45.
Pada kesempatan itu, Kim berjanji untuk mengembangkan hubungan strategis jangka panjang dengan Rusia.
(TribunWow Magang/Muhammad Al Kautsar)