TRIBUNWOW.COM - Wacana duet antara bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang berpotensi membuat Pilpres 2024 menjadi dua poros ditanggapi partner Anies Baswedan, yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Dilansir TribunWow.com, Prabowo dan Ganjar yang menjadi lawan dari Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024 tersebut sama-sama belum mendeklarasikan wakilnya untuk maju di ajang kontestasi lima tahunan itu.
Alhasil, Prabowo yang diusung oleh Partai Gerindra dan Ganjar yang dideklarasikan oleh PDIP tersebut berpotensi menjadi duet capres dan cawapres berkat hubungan baik antara kedua partai.
Baca juga: Sikap Tegas TPN GP Jelang Pilpres 2024: Ganjar Tetap Jadi Capres, Tutup Potensi Duet dengan Prabowo
Buntut munculnya rumor Pilpres 2024 menjadi dua poros, Cak Imin yang akhirnya ikut buka suara terkait wacana tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari Tribunnews.com pada Rabu, 27 September 2023, Cak Imin mengaku tak takut dengan Pilpres 2024 bakal menghadirkan tiga poros ataupun dua poros.
Anies Baswedan dan Cak Imin yang menyebut kubunya sebagai AMIN tersebut tak gentar dengan kemungkinan yang terjadi di Pilpres 2024 nanti.
"Ya semua kondisi AMIN harus siap mau dua poros, mau tiga poros," tutur Cak Imin.
Cak Imin juga menyebut koalisinya dan tim-tim pemenangan dari berbagai lapisan harus bersiap dalam memenangkan AMIN di Pilpres 2024 nanti.
"Kita harus menyiapkan terutama teman-teman yang ada di grassroots. Teman-teman yang ada di dalam rombongan selama ini di berbagai kegiatan-kegiatan masyarakat. "
Baca juga: Mahfud MD Jelaskan Sikap MK terkait Batasan Usia Capres-Cawapres, Lampu Hijau Gibran ke Prabowo?
"Ya harus siap-siap apapun kondisinya, pokoknya siap memenangkan AMIN," pungkas Cak Imin.
Sebelumnya, melansir dari Kompas.com, Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, yakni Habiburokhman menyatakan bahwa hubungan Prabowo dan Ganjar yang diusung PDI-P tersebut layaknya cinta pertama.
"Hubungan kami dengan PDIP sendiri bagus banget ya. Kalau bisa diibaratkan, PDIP itu cinta pertamanya Gerindra," ujar Habiburokhman.
Habiburokhman pun mengungkit lagi masa kebersamaan PDIP dan Gerindra yang pertama kali terjadi pada 2009 silam dan kemudian berlanjut pada tahun 2012 silam.
"Kami bekerja sama dan hampir menang waktu itu," lanjut Habiburokhman.
Melirik dari rekam jejak antara PDIP dan Gerindra di masa lalu, Habiburokhman menilai duet Ganjar dan Prabowo tidak mustahil untuk terjadi di Pilpres 2024 nanti.
Baca juga: Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar di Pilpres 2024 Sulit Terealisasi? Pengamat: Enggak Masuk Logika
Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar di Pilpres 2024 Sulit Terealisasi
Wacana kemungkinan berduetnya bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo dinilai kecil.
Dilansir TribunWow.com, hal ini disampaikan Pengamat sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti dalam diskusi di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Rabu (27/9/2023).
Ray Rangkuti menyebut kecil kemungkinan bergabungnya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam satu koalisi.
Alasannya, kedua bakal calon presiden (bacapres) tersebut memiliki elektabilitas yang tinggi.
"Orang yang sama-sama dapat memenangkan Pilpres malah disatukan enggak masuk logika," ujar Ray seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Ray pun mempertanyakan siapa pihak yang bakal mengalah menjadi bakal cawapres apabila koalisi tersebut terbentuk.
Baca juga: Cak Imin Beberkan Alasannya Hengkang dari KIM: Prabowo Subianto Kena Sindir, Anies Baswedan Dipuji
Ia menilai kedua pihak enggan menjadi cawapres.
"Masa sih PDIP menjadi orang kedua rasanya enggak pernah kebayang," jelasnya.
Selain itu, baik Ganjar dan Prabowo telah memiliki pendukung yang solid.
Kehadiran koalisi itu diyakini bakal ditinggalkan pemilihnya.
"Alih-alih mereka mendukung, mereka (memilih) golput, karena kecewa pola dengan ini," katanya.
Sejauh ini poros politik di Indonesia kerap berada di tengah-tengah dan tidak ada yang lebih condong ke sisi kiri atau kanan.
Sehingga menurut Ray tidak ada ancaman serius yang mengharuskan Ganjar berpasangan dengan Prabowo.
“Semuanya, sekarang ada di tengah, enggak ada satupun bacapres yang keliatan berani menonjolkan kekananannya, walaupun meski ada saja yang ke kanan. Jadi tidak ada ancaman yang sangat serius yang membuat keduanya (Prabowo dan Ganjar) harus disatukan,” tandasnya.
Baca juga: Matangkan soal Cawapres, Prabowo Subianto akan Bertemu Tokoh-tokoh Jawa Timur
Persoalan yang Rumit dan Pelik
Senada, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo merupakan persoalan yang rumit dan pelik.
"Wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas terkait penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya. Ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak," kata Pangi dalam keterangannya Rabu (27/9/2023).
Menurut Pangi, PDIP tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu demi memuluskan langkah Prabowo dan Gerindra.
"Begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden, sekaligus mengantarkan keberhasilan legislatif bagi Gerindra sebagai partai pemenang pemilu," sambungnya.
Di sisi lain kata Pangi, jika format koalisi besar tidak terbentuk dan pada akhirnya ada tiga poros koalisi, hal ini akan menjadi dilema bagi kubu nasionalis (PDIP dan Gerindra) yang akan membuka peluang munculnya kuda hitam (Anies Rasyid Baswedan).
"Sebab jarak elektabilitasnya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh," tegasnya.
(TribunWow.com)
Baca berita Pilpres 2024 lainnya
Sebagian artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com dengan judul Cak Imin: Mau Dua atau Tiga Poros Pilpres 2024, AMIN Harus Siap