Pilpres 2024

Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar di Pilpres 2024 Sulit Terealisasi? Pengamat: Enggak Masuk Logika

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah sekaligus calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bertemu dengan capres lain yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto di Solo, Senin (24/7/2023).

TRIBUNWOW.COM - Wacana kemungkinan berduetnya bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo dinilai kecil.

Dilansir TribunWow.com, hal ini disampaikan Pengamat sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti dalam diskusi di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Rabu (27/9/2023).

Ray Rangkuti menyebut kecil kemungkinan bergabungnya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam satu koalisi.

Baca juga: Momen Prabowo Terima Bunga dari Mahasiswa saat Berada di Kerumunan, Asistennya sampai Senyum-senyum

Alasannya, kedua bakal calon presiden (bacapres) tersebut memiliki elektabilitas yang tinggi.

"Orang yang sama-sama dapat memenangkan Pilpres malah disatukan enggak masuk logika," ujar Ray seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Ray pun mempertanyakan siapa pihak yang bakal mengalah menjadi bakal cawapres apabila koalisi tersebut terbentuk.

Ia menilai kedua pihak enggan menjadi cawapres.

"Masa sih PDIP menjadi orang kedua rasanya enggak pernah kebayang," jelasnya.

Selain itu, baik Ganjar dan Prabowo telah memiliki pendukung yang solid.

Kehadiran koalisi itu diyakini bakal ditinggalkan pemilihnya.

"Alih-alih mereka mendukung, mereka (memilih) golput, karena kecewa pola dengan ini," katanya.

Sejauh ini poros politik di Indonesia kerap berada di tengah-tengah dan tidak ada yang lebih condong ke sisi kiri atau kanan.

Sehingga menurut Ray tidak ada ancaman serius yang mengharuskan Ganjar berpasangan dengan Prabowo.

“Semuanya, sekarang ada di tengah, enggak ada satupun bacapres yang keliatan berani menonjolkan kekananannya, walaupun meski ada saja yang ke kanan. Jadi tidak ada ancaman yang sangat serius yang membuat keduanya (Prabowo dan Ganjar) harus disatukan,” tandasnya.

Baca juga: Matangkan soal Cawapres, Prabowo Subianto akan Bertemu Tokoh-tokoh Jawa Timur

Persoalan yang Rumit dan Pelik

Senada, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo merupakan persoalan yang rumit dan pelik.

"Wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas terkait penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya. Ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak," kata Pangi dalam keterangannya Rabu (27/9/2023).

Menurut Pangi, PDIP tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu demi memuluskan langkah Prabowo dan Gerindra.

"Begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden, sekaligus mengantarkan keberhasilan legislatif bagi Gerindra sebagai partai pemenang pemilu," sambungnya.

Di sisi lain kata Pangi, jika format koalisi besar tidak terbentuk dan pada akhirnya ada tiga poros koalisi, hal ini akan menjadi dilema bagi kubu nasionalis (PDIP dan Gerindra) yang akan membuka peluang munculnya kuda hitam (Anies Rasyid Baswedan).

"Sebab jarak elektabilitasnya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh," tegasnya.

Baca juga: Komitmen Besar Prabowo untuk Palestina: Beri Beasiswa Kuliah di Unhan, 3 Jurusan Besar Disiapkan

Gerindra: Bukan Hal Mustahil

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan hubungan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan PDI-P sebagai pengusung Ganjar Pranowo bisa diibaratkan seperti cinta pertama.

"Hubungan kami dengan PDI-P sendiri bagus banget ya. Kalau bisa diibaratkan, PDIP itu cinta pertamanya Gerindra," kata Habiburokhman saat ditemui di Nusantara II Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Ia lantas mengungkapkan rekam jejak Gerindra bersama PDI-P sudah terukir sejak 2009 silam, saat Gerindra baru berusia satu tahun.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu maju menjadi capres berpasangan dengan Prabowo sebagai cawapresnya.

"Kami bekerja sama dan hampir menang waktu itu," ujarnya.

Kerja sama Gerindra dan PDIP berlanjut pada 2012, dengan mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Oleh karena itu, Habiburokhman mengatakan, penyatuan Prabowo dan Ganjar bukan hal yang mustahil.

Puan Sebut Ada Kemungkinan

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi peluang duet bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bersama bacapres Prabowo Subianto.

Menurut Puan, wacana perjodohan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih memungkinkan.

"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin aja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).

"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa terbuka peluang untuk berduet dengan Prabowo Subianto selama belum ada yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Lantaran, politik saat ini masih sangat dinamis dan cair.

"Kalau politik itu sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar di Gedung High End, kawasan Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Meskipun demikian, PDIP dan Gerindra tetap pada keputusannya masing-masing menjadikan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.

Sejauh ini, diketahui, Ganjar Pranowo didukung oleh empat partai politik.

Di antaranya adalah PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.

Sementara itu, Prabowo Subianto didukung oleh enam partai politik.

Yakni, Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional, Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Garuda.
Megawati setuju?

Megawati Soekarnoputri disebut tidak keberatan menerima wacana duet bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Hal ini disebut Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah.

Ia mengungkapkan, ada lima faktor yang menentukan terwujudnya wacana duet Ganjar-Prabowo ini.

Di antaranya, keputusan dari Megawati, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo, Ganjar dan para ketua partai politik pendukung pemerintahan Jokowi.

"Kalau dilihat dari wacana Ganjar-Prabowo itu, menurut saya ada lima faktor determinan yang akan memutuskan apakah duet itu mungkin terjadi atau tidak."

"Pertama, faktor Ibu Megawati Soekarnoputri; kedua, Jokowi; ketiga Pak Prabowo, kemudian Ganjar dan faktor para ketua umum partai politik pendukung pemerintahan Indonesia maju," ujarnya, dikutip dari YouTube KompasTV, Jumat (22/92/2023).

Baca juga: Prabowo Semakin Buat Gen Z Kesengsem hingga Beri Doa untuk sang Menhan, Singgung 1 Hal Tak Terduga

Menurut Basarah, berkaca dari pengalaman Mengawati hingga hubungan dengan Prabowo saat ini, Megawati berpeluang menerima duet dua bacapres itu.

"Dari kelima aktor tadi secara politis mereka masih sangat mungkin menyetujui duet Ganjar-Prabowo."

"Pertama dari sisi Megawati dia punya track record selama beberapa Pilpres selalau punya preferensi selalu menyandingkan tokoh nasionalis dan tokoh Islam dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU) atau purnawirawan TNI," katanya.

Basarah mengatakan, hubungan Megawati dengan Prabowo saat ini baik.

"Pak Prabowo sampai saat ini hubungannya juga baik dengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan bahkan beberapa kali minta waktu untuk bertemu," kata Basarah. (*)

Baca berita Pilpres 2024 lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Siap Tarung Jika Pilpres Cuma 2 Paslon, Apa Benar Mustahil Gabungkan Prabowo dengan Ganjar?Wacana Duet Prabowo-Ganjar Berpotensi Timbulkan Kompleksitas terkait Siapa Capres & Siapa Cawapres; dan Pengamat: Ganjar dan Prabowo Kecil Kemungkinan Berkoalisi, Keduanya Punya Peluang Menang Pipres 2024