Pilpres 2024

Bacapres Prabowo Pernah Dipuji Eks Menhan Prancis karena Hal Ini, Parly: Anda Sangat Berani

Penulis: Aulia Majid
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen Prabowo ketika menyebutkan nazarnya pada acara Bacapres Bicara Gagasan, Senin (19/9/2023).

TRIBUNWOW.COM - Sosok bakal capres dari Partai Gerindra, yakni Prabowo Subianto pernah mendapat pujian langsung dari Menteri Pertahanan Prancis 2017-2022, yakni Florence Parly seusai fasih berbahasa Prancis.

Dilansir TribunWow.com, aksi Prabowo yang merupakan bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut terjadi pada tahun lalu, saat sosok yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut mendapat kunjungan dari Prancis.

Dalam sambutannya kepada Florence Parly yang saat itu masih menjabat Menhan, Prabowo mengucapkan rasa hormatnya kepada sosok penting dari Prancis tersebut dengan bahasa Prancis.

Baca juga: Demokrat dan SBY Dimintai Bantuan Prabowo Subianto untuk Wilayah Jawa Timur, Rebut Suara PKB?

"Yang terhormat Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, Bapak Dubes. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya menerimba Ibu di Indonesia," ujar Prabowo dalam bahasa Prancis saat menjamu Florence Parly, dilansir TribunWow.com dari unggahan akun TikTok @rizalasidik._, Rabu 20 September 2023.

"Itu juga merupakan suatu kehormatan besar bagi negara Indonesia, terima kunjungan suatu negara besar seperti Prancis," lanjut Prabowo dalam sambutannya.

Sambutan dari Prabowo tersebut ternyata mendapat pujian dari Florence Parly yang menganggap bahasa Prancis sang Menhan sangat fasih.

"Anda sangat berani Pak Menteri, anda melakukannya dengan baik, selamat," tutur Florence Parly membalas sambutan Prabowo.

Dilansir TribunWow.com lebih lanjut dari Kompas.com, pertemuan antara Prabowo dan Florence Parly tersebut tak lebih untuk melakukan perjanjian bilateral di mana Indonesia memilih Prancis untuk memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dari TNI pada pertemuan yang terjadi di Jakarta, pada Kamis 10 Februari 2022 lalu.

 

 

 

Baca juga: Alasan Anis Matta Langsung Usulkan Prabowo Jadi Menteri setelah Jokowi Terpilih di Pilpres 2019 Lalu

"Kami senang sekali Indonesia memilih Prancis dalam program modernisasi alutsista khususnya untuk pesawat tempur," tutur Florence Parly seusai bertemu Prabowo pada saat itu.

Hasil pertemuan antara Florence Parly dengan Prabowo tersebut antara lain penandantanganan pembelian enam jet Dassault Rafale antara Kementrian Pertahanan dan Dassaul Aviation, kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan kapal selam antara PT PAL Indonesia dengan Naval Group, serta Dassaul Aviation dengan PT Dirgantara Indonesia untuk memperbarui dan memperbaiki pesawat-pesawat Prancis di Indonesia.

Selain itu, juga terjadi kerja sama di bidang telekomunikasi yang mempertemukan antara PT LEN dan Thales Group serta adanya pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition tersebut.

Perjanjian Prancis dengan Indonesia beberapa waktu lalu tersebut dinilai sebagai pilihan kedaulatan dan keunggulan teknis oleh Florence Parly.

"Sebab Rafale telah membuktikan kapasitas operasionalnya pada banyak kesempatan dan telah menjalani tugasnya di sejumlah medan yang sangat menantang," lanjut Florence Parly.

Florence Parly juga menyatakan bahwa adanya perjanjian dengan Indonesia berhasil menunjukkan kepercayaan kepada Prancis sebagai rekanan yang sangat kuat dari kedua negara.

"Kita berhasrat bersama Menteri Prabowo Subianto bahwa kontrak dapat diaktifkan sesegera mungkin untuk meluncurkan proses produksi dan agar Indonesia dapat memanfaatkan pesawat Rafale dan sarana yang luar biasa dalam waktu dekat," pungkas Parly.

Baca juga: Momen Prabowo Mendadak Dicegat Asisten Pribadinya di Hadapan Banyak Orang, Ingatkan Hal Ini

Partai Gelora Mantap Usung Prabowo Jadi Bacapres

Satu di antara partai Koalisi Indonesia Maju, Partai Gelora mantap mengusung Prabowo Subianto jadi bakal calon presiden di Pilpres 2024.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta di wawancara Kompas TV, Jumat 22 September 2023.

Dalam kesempatan itu, Anis Matta mengatakan alasan mendukung Prabowo jadi Presiden 2024.

Lantaran berkaca dari Pilpres 2019 lalu di mana Prabowo berduel dengan Jokowi.

"Sejak Pilpres terakhir ini saya kira Pilpres 2019 lalu kita menyaksikan ada pembelahan yang luar biasa di masyarakat kita dan antara Pilpres 2014-2019 di tengahi dengan Pilkada 2017 di DKI yang itu mengkondisikan masuk dalam pembelahan yang luar biasa," kata Anis Matta.

"Kalau kita lihat dari 2019 sampai saat ini pembelahan di masyarakat kita ini masih kuat sekali terjadi dan saya kira ini yang menjelaskan mengapa pilihan capresnya nanti jadi 3 karena pembelahan kanan kiri ini makin kuat," tuturnya.

Menurut mantan kader PKS itu, Prabowo dianggap menjadi tokoh yang pas untuk berada dalam tokoh tengah capres di Pilpres 2024.

"Dalam konteks ini Pak Prabowo menjadi tokoh tengah menjadi jalan tengah."

"Pilihan tengah di mana kira-kira kalau kita bicara ideologi kalau ini masih kita pakai bahwa ia mewakili kanan tengah dan sebagian di kiri tengah sehingga dia bisa layak sebagai tokoh tengah."

"Tapi untuk menegaskan posisi sebagai tokoh tengah ini ada hal yang berhubungan dengan personality Beliau."

Diberitakan sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Anis Matta mengatakan dirinya sempat berbicara pada Jokowi setelah ia terpilih namun belum dilantik.

"Waktu Beliau memutuskan masuk dalam kabinet Pak Jokowi saya tidak membayangkan itu terjadi karena baik bagi Pak Jokowi mapun bagi Pak Prabowo itu bukan hal yang mudah secara psikologis," kata Anis Matta.

"Saya bicara dengan Pak Jokowi 6 Oktober 2019 jadi Beliau sudah menang tapi belum dilantik, saya mengusulkan supaya Pak Prabowo dimasukkan kabinet. Walau saya percaya yang mengusulkan ini bukan cuma saya ya," katanya.

Saat itu Anis Matta tak langsung memberikan harapan usulannya itu diterima.

"Baik bagi Pak Jokowi maupun Pak Prabowo ini bukan hal yang sama. Bagi Pak Jokowi 'Terus ngapain kita fight habis-habisan kalau akhirnya kita gabung juga," tambah Anis Matta.

Namun, mantan kader PKS itu meyakinkan Jokowi agar memasukkan Prabowo dalam kabinet lantaran prediksi krisis yang akan dihadapi.

"Tapi waktu itu saya bicara ke Beliau saya mengatakan Pak ini periode kedua bapak ini akan ada krisis besar yang melanda dunia, bukan hanya kita dan kita akan terseret dalam krisis besar itu waktu itu belum Covid," tuturnya.

"Tapi bapak di sini di periode kedua karena seluruh periode akan ada dalam krisis ini waktunya bapak menjadi tokoh pemersatu bangsa, rangkul kembali lawan bapak."

"Karena kalau pembelahan ini dibiarkan pada saat kita memasuki krisis seperti itu bisa sangat berbahaya bagi bangsa." (TribunWow.com)

Baca berita Pilpres 2024 lainnya

Sebagian artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul "Menhan Parly Apresiasi Indonesia Pilih Prancis untuk Modernisasi Alutsista TNI"