TRIBUNWOW.COM - Wacana bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto berduet dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 makin berhembus kencang.
Seperti diketahui, Ganjar Pranowo didukung menjadi capres oleh empat partai politik di antaranya PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.
Sementara itu, Prabowo Subianto didukung oleh tujuh partai politik, di antaranya Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Gelora, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, terbaru ada Partai Demokrat.
Baca juga: Dinyanyikan Lagu Kamu Enggak Sendirian oleh SBY, Prabowo: Bukan soal Terhibur, Saya Tersanjung
Di sisi lain, ada bacapres Anies Baswedan yang menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres di Pilpres 2024.
Artinya, sejauh ini ada tiga bacapres atau tiga poros koalisi yang bakal bersaing di Pilpres 2024.
Isu 2 Poros Mengemuka
Namun isu Pilpres 2024 dengan dua poros jadi ramai diperbincangkan setelah pernyataan Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fuwaid.
Dikutip dari Tribunnews.com, Jazilul Fawaid meyakini hanya ada dua poros koalisi yang bakal bertarung di Pilpres 2024.
Namun demikain, kata Jazilul, hal ini merupakan pendapat pribadi
"Saya pribadi melihatnya kayaknya tinggal 2 poros pribadi ya ini, bukan keputusan PKB atau apa bukan," kata Jazilul di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Jazilul enggan merinci perihal siapa nantinya yang akan menjadi lawan politik dari pasangan AMIN (Anies Baswedan-Cak Imin).
Hal yang pasti, pihaknya telah mengantisipasi jika nantinya harus melawan skema dua paslon maupun tiga paslon.
"Yang jelas pasangan AMIN mengantisipasi semua kemungkinan, kemungkinannya kan tinggal 2 yaitu 3 poros atau 2 poros," jelas Jazilul.
Baca juga: Alifurrahman Buka Suara terkait Isu Prabowo Tampar Wamen: Bukan Sosok Harvick, Tak akan Minta Maaf
Di sisi lain, Jazilul menambahkan pasangan AMIN nantinya tetap diuntungkan jika harus melawan berbagai skema di Pilpres.
"Untung semuanya buat AMIN asal bersama masyarakat dan rakyat," tandasnya.
Sebagai informasi, sejauh ini, setidaknya ada tiga poros koalisi yang bakal maju di Pilpres 2024.
Poros pertama adalah pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin (AMIN) yang diusung NasDem, PKS dan PKB.
Selain itu, ada dua poros koalisi yang masih belum menentukan cawapresnya.
Yakni kubu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Puan Sebut Ada Kemungkinan
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi peluang duet bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bersama bacapres Prabowo Subianto.
Menurut Puan, wacana perjodohan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih memungkinkan.
"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin aja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).
"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa terbuka peluang untuk berduet dengan Prabowo Subianto selama belum ada yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Lantaran, politik saat ini masih sangat dinamis dan cair.
"Kalau politik itu sebelum nanti ditetapkan di KPU semua peluang bisa terjadi," kata Ganjar di Gedung High End, kawasan Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).
Meskipun demikian, PDIP dan Gerindra tetap pada keputusannya masing-masing menjadikan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Baca juga: Demokrat Resmi Deklarasikan Prabowo di Pilpres 2024, sang Bacapres Balas Sebut AHY Aset Bangsa
Prabowo-Ganjar Tak Mungkin Satu Perahu
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai pernyataan Jazilul itu tak serius.
Ia justru menilai apa yang disampaikan Jazilul adalah bentuk ledekan untuk Prabowo dan Ganjar.
"Itu kan pernyataan Gus Jazilul ya, saya kira sedang meledek Ganjar dan Pak Prabowo sebetulnya," kata Ray sambil tertawa, dikutip dari youTube KompasTV, Kamis (21/9/2023).
"Bukan maksud serius itu, tapi sedang meledek saja, lho ini kok Pak Prabowo sama Ganjar belum juga mengumumkan pasangannya emang mau disatuin. Jadi saya pikir itu bukan pikiran serius Pak Jazilul," lanjutnya.
Ray Rangkuti menilai, kemungkinan Prabowo dan Ganjar bersatu dalam satu koalisi sangat kecil bahkan mustahil.
"Kedua, kalau mengandaikan Gerindra dalam hal ini Prabowo bertemu dengan Ganjar bertemu di satu perahu, menurut saya hal itu adalah hal yang mustahal," ujanrnya.
Ia justru menilai, kemungkinan 2 poros itu lebih mungkin terwujud apabila Anies dan Cak Imin yang memilih batal mencalonkan diri di Pilpres 2024.
"Saya membayangkan kalau poros itu artinya Cak Imin dan Anies menyatakan tidak sanggup lagi, kita serahkan Ganjar dan Pak Prabowo yang maju, itu mungkin."
"Tapi kalau membayangkan Prabowo dan Ganjar dalam satu perahu, itu kansnya hanya 10 persen, kalau itu mungkin," ujarnya.
Lebih lanjut, Ray Rangkuti mengatakan, isu 2 poros untuk skema Ganjar dan Prabowo bersatu akan mungkin terwujud jika dua bacapres itu memiliki selisih angka elektabilitas yang tinggi atau minimal 7 persen.
"Jadi oleh karena itu, itu udah sulit, kecuali kalau ada selisih suara antara Pak Ganjar dan Prabowo minimal 7 persen, jadi tinggal siapa yang lebih tinggi dari mereka yang mencalonkan sebagai presiden dan wakil presiden."
"Tapi kenyataan tidak ada sampai 7 persen, kenyataannya selisihnya di margin error kan. Oleh karena itu tipis kemungkinan wacana dua poros kalau yang dibayangkan itu adalah Ganjar dan Prabowo dalam satu perahu itu tidak mungkin," pungkasnya.
Baca juga: Teka-teki Cawapres Prabowo di Pilpres 2024: Demokrat Tak Ngebet Usulkan AHY, PAN Beberkan Penentunya
NasDem Tak Gentar
Wacana Pilpres 2024 dengan dua poros pengusung mulai mengemuka.
Artinya hanya ada satu pasang calon (paslon) yang bakal melawan pasangan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN).
Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie menyatakan, partainya siap berkompetisi dengan siapa pun di Pilpres 2024, sekali pun hanya ada dua poros nantinya.
"Ya kita sudah bertekad bulat, apapun dan siapa pun akan kita hadapi, berkompetisi dengan siapa pun kita siap."
"Tekad kami bulat untuk menghadapi Pilpres 2024," kata pria yang akrab disebut Gus Choi, dikutip dari youTube KompasTV, Kamis (21/9/2023).
Isu Pilpres 2024 dengan dua poros ini ramai diperbincangkan setelah disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fuwaid.
Menurut Jazilul, pemikiran itu dilontarkan lantaran di waktu yang singkat menuju pendaftaran pasangan calon, kedua bacapres lawan, yakni Prabowo dan Ganjar seolah kesulitan menentukan cawapres.
"Pertama wacana pribadi, saya juga bisa berwacana, tapi kan kita lihat real politiknya seperti apa. Kadang wacana tidak sesuai dengan real politik."
"Realnya sekarang adalah Nasdem telah berkoalis dengan PKB dan PKS, pasangannya Anies dan Cak Imin, ini tinggal daftar," kata Gus Choi.
Meski mengaku siap, Gus Choi berharap Pilpres 2024 nantinya tak hanya diikuti oleh dua paslon.
"Nasdem memilih, rakyat punya banyak pilihan. Kalau memungkinkan ada empat, kenapa tidak? tapi realitas untuk empat itu kan sekarang sulit."
"Wacana liar boleh saja, tapi untuk tiga pilihan ini menjadi fokus kita, kita ke arah sana," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Muncul Wacana Dua Poros Koalisi Pilpres 2024, Puan Sebut Ada Kemungkinan, Prabowo-Ganjar Bakal Duet?