TRIBUNWOW.COM - Para pelaku kerusuhan di Badan Pengusahaan (BP) Batam beberapa waktu lalu akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Dilansir TribunWow.com, aksi unjuk rasa warga menolak pembangunan Rempang Eco City berujung ricuh di depan kantor BP Batam, pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (7/9/2023).
Selang empat hari kemudian, Senin (11/6/2023), polisi berhasil mengamankan 28 orang pelaku pelemparan kepada para aparat.
Puluhan orang yang diamankan tersebut seluruhnya adalah lak-laki.
Baca juga: Buntut Kericuhan yang Terjadi di Pulau Rempang, Presiden Jokowi: Itu Komunikasi yang Kurang Baik
Dari video amatir yang diunggah oleh akun Instagram @brimob_id, terlihat para pelaku digelandang oleh pihak kepolisian.
Para pelaku hanya bisa tertunduk lesu dan malu saat di bawa oleh pihak kepolisian.
Sikap yang ditunjukkan para pelaku kontras dengan apa yang mereka lakukan saat melakukan tindakan anarkisme.
Kala itu, para pelaku melempari polisi dengan batu dan kayu.
Bahkan, anarkisnya demonstrasi pada saat itu membuat pihak kepolisian sampai harus mengeluarkan gas air mata.
Gas air mata yang sejatinya dikeluarkan guna memukul mundur masa malah justru mengakibatkan para siswa-siswi di SMPN 22 Batam beberapa jatuh pingsan hingga panik berhamburan.
"Kami sangat kaget, nggak tahu awalnya gimana, pas saat saya mengajar tiba-tiba udara tak sedap memekik pernapasan," ungkap dia dikutip TribunWow.com dari TribunBatam.id.
Ia tak tahu dari mana gas air mata itu berasal.
Baca juga: Kesaksian Guru Siswa Kena Gas Air Mata saat Bentrok di Rempang Batam, sampai Sembunyi di Hutan
Namun, suasana mendadak jadi berubah, udara yang menyelimuti ruang kelas membuat pernapasan sesak dan mata pedih.
"Kayak mau mati rasanya, langsung kami sama anak-anak berhamburan keluar."
"Di luar ruangan kelas pun hal yang sama terjadi, terpaksa kami bawa anak-anak masuk ke hutan," jelasnya.
Sebagai informasi, akibat dari kerusuhan tersebut, 22 personel gabungan mengalami luka-luka.
Dengan rincian 17 anggota polri, tiga personel satpol PP dan dua personel Ditpam Batam.
Kronologi Bentrokan
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, bentrokan terjadi lantaran warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City.
Petugas gabungan mendatangi lokasi sekira pukul 10.00 WIB.
Sementara itu, ratusan warga memblokir jalan, mulai dari Jembatan 4.
Warga saat itu menolak masuknya tim gabungan yang hendak mengukur lahan dan pemasangan patok di Pulau Rempang.
Pemblokiran itu dilakukan dengan membakar sejumlah ban.
Tak hanya itu, warga juga merobohkan pohon di akses jalan masuk menuju kawasan Rempang.
Kendati demikian, petugas gabungan tetap memaksa untuk melakukan pemasangan patok.
"Pemblokiran (terjadi) ditempat-tempat sentra perlintasan masyarakat, baik orang maupun barang."
"Tepatnya di Jembatan Barelang di mana di salah satu jembatan ada massa menduduki serta melakukan swiping kepada masyarakat yang hendak melintas," kata Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zhwani Pandra Arsyad.
(TribunWow.com/Adi Manggala S/Tiffany)