TRIBUNWOW.COM - Kabar tak sedap tengah menghampiri PSM Makassar jelang melawan Yangon United di ajang playoff AFC Cup 2023, di mana Juku Eja dikabarkan tengah memiliki tunggakan hutang sebesar Rp 5,6 miliar selama tujuh tahun lamanya.
Dilansir TribunWow.com, PSM Makassar akan menjamu Yangon United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Pertandingan melawan Yangon United bakal menentukan kiprah selanjutnya dari PSM Makassar di ajang AFC Cup 2023.
Baca juga: Marc Klok Blak-blakan Ungkap 2 Alasan Hengkang dari PSM Makassar, Singgung Masalah Keuangan
PSM Makassar sendiri belum memiliki modal yang cukup apik untuk menjamu Yangon United di AFC Cup 2023 nanti.
Pasalnya, PSM Makassar baru-baru ini sempat mengalami dua kekalahan beruntun di Liga 1 2023.
Dilansir TribunWow.com, Bali United dan Persebaya Surabaya menjadi dua tim yang mampu mengalahkan PSM Makassar yang notabenenya merupakan juara bertahan Liga 1 di dua pertandingan terakhir Juku Eja.
Saat melawan Bali United, PSM Makassar harus puas takluk 2-3 dari sang tuan rumah di pekan kedelapan Liga 1 2023 lalu.
Sedangkan di pekan kesembilan Liga 1 2023, PSM Makassar lagi-lagi harus takluk, di mana Juku Eja kalah tipis 0-1 dari Persebaya Surabaya.
Tentunya, rentetan kekalahan PSM Makassar di Liga 1 2023 bisa mempengaruhi mental para pemain Juku Eja jelang laga melawan Yangon United.
Baca juga: Prediksi PSM Makassar Vs Yangon United di Playoff Piala AFC 2023, Juku Eja Patut Waspadai Hal Ini
Kesialan PSM Makassar tampaknya tengah bertambah, di mana Juku Eja dikabarkan tengah memiliki dugaan hutang sebesar Rp 5,6 miliar jelang laga melawan Yangon United.
Dilansir TribunWow.com dari unggahan Instagram @erisoya_jrm pada Senin, 21 Agustus 2023 lalu, tampak sosok Erisoya yang merupakan mantan sekretaris Direktur PT LIB era Munafri Arifuddin, mengeluarkan surat terbuka yang menyatakan bahwa PSM Makassar masih memiliki sisa hutang kepada dirinya.
Erisoya mengaku telah mengeluarkan uang operasional terhadap kegiatan PSM Makassar pada akhir tahun 2016 hingga 2019 lalu.
Kegiatan-kegiatan PSM Makassar seperti tiket, hotel tim saat menjalani laga tandang, serta gaji pemain disebut pernah diurus oleh Erisoya, namun hingga kini belum kunjung dilunasi oleh Juku Eja.
Erisoya bahkan sampai putus asa menagih dan akhirnya mengunggah surat terbuka kepada PSM Makassar di Instagram pribadinya sebelum kini viral di media sosial.
Baca juga: Ada Kenzo Nambu dan Wiljan Pluim, Ini 5 Pemain PSM Makassar yang Selalu Diturunkan Bernardo Tavares
Melansir lebih lanjut dari TribunBengkulu.com, PSM Makassar disebut masih memiliki hutang sebesar Rp 5,6 miliar kepada Erisoya.
Perkara hutang-piutang tersebut terjadi sejak akhir tahun 2016 hingga 2019, di mana manajemen PSM Makassar sempat berhutang hingga Rp 14,9 miliar.
Namun, menurut kuasa hukum Erisoya, yakni Agus Amri menyatakan bahwa hutang PSM Makassar kepada kliennya belum kunjung dilunasi dan masih menyisakan Rp 5,6 miliar.
Kuasa hukum Erisoya membeberkan bahwa hutang PSM Makassar tersebut juga sempat digunakan untuk membiayai sarana prasarana Juku Eja.
"Untuk kebutuhan pemain, termasuk gaji, biaya hotel, dan operasional lainnya baik pertandingan kandang maupun tandang di musim liga 1 sejak 2016-2019," tutur kuasa Hukum Erisoya, Agus Amri.
Agus Amri mengaku juga telah memiliki bukti-bukti penguat seperti surat pernyataan hutang yang telah ditandatangani.
"Kami punya surat pernyataan utang dan ditandatangani langsung oleh pak Munafri selaku bos PSM saat itu, tapi segala macam cara menolak kita tagih," lanjut Agus.
Agus berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat, mengingat permasalahan seperti ini bisa merusak citra PSM Makassar di mata sponsornya.
"Semoga bisa selesai secepatnya, masalah begini yang bikin rusak citra PSM ke sponsor dan manajemennya. Pasti mikir berkali-kali itu diminta kembalikan uang tanpa bunga, siapa yang mau bantu seperti itu" pungkasnya. (TribunWow.com)
Baca berita Liga 1 lainnya
Sebagian artikel ini telah diolah dari TribunBengkulu.com dengan judul Sosok Erisoya yang Tagih Utang Rp 5,6 Miliar ke PSM Makassar Ternyata Bukan Orang Sembarangan