TRIBUNWOW.COM - Inilah profil Yenny Wahid, anak dari mantan presiden RI ke-4 Gus Dur yang jadi kandidat kuat calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.
Sosok Yenny Wahid disebut-sebut masuk dalam bursa pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Terbaru, namanya sempat disandingkan dengan kedua calon presiden (capres) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Yenny Wahid Siap bila Ditunjuk Jadi Cawapres, Singgung Kedekatan dengan Anies, Ganjar, dan Prabowo
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Sabtu (12/8/2023), dirinya mengaku siap bila ditunjuk menjadi cawapres dalam Pilpres 2024.
Ia menyebut bahwa untuk membawa perubahan yang baik maka jabatan publik adalah senjata yang paling tepat.
Dengan status yang dimilikinya sekarang, Yenny merasa harus siap sedia ketika ditunjuk untuk mengabdi kepada masyarakat.
Lantas seperti apakah sosok Yenny Wahid yang digadang-gadang akan maju sebagai cawapres pada Pilpres 2024 ini?
Profil dan Sosok Yenny Wahid
Yenny Wahid memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh.
Ia merupakan putri kedua Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
Yenny Wahid dilahirkan di Jombang pada 29 Oktober 1974.
Tokoh wanita yang dikenal sebagai aktivis Nahdlatul Ulama ini memulai kariernya dengan menjadi seorang wartawan.
Yenny sempat ditugaskan sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh.
Liputannya mengenai Timor-Timur pasca referendum terpilih sebagai satu di antara karya yang dianugerahi penghargaan Walkley Award.
Pada 1997, dirinya menjadi koresponden dua koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne).
Setahun berselang, Yenny Wahid kembali terjun ke dunia jurnalis dan terlibat untuk meliput suasana mencekam Reformasi 1998.
Baca juga: Serang Cak Imin dengan Sebut Telah Mengkudeta Gus Dur, Yenny Wahid: Kebiasaan Mencuri
Sayangnya, mantan komisaris Garuda Indonesia ini mesti meninggalkan profesinya setelah sang ayah terpilih sebagai Presiden RI.
Menjabat sebagai Staf Khusus Presiden di Bidang Komunikasi Politik, Yenny setia mendampingi kemanapun Gus Dur pergi bertugas.
Jabatan tersebut kemudian diembannya kembali pada periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dirinya sempat dipercaya untuk menjadi Sekretaris Jendral Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2005-2010.
Namun, akhirnya diberhentikan oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan mendirikan partai tandingan dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa.
Yenny Wahid menjabat sebagai ketua umum sejak 2008 hingga 2012.
Baca juga: Balasan Menohok Yenny Wahid seusai Ditolak Jansen Jadi Cawapres Anies: Pas Bosmu Butuh Saya Emoh Lho
Baca juga: Yenny Wahid Populer Dicalonkan Dua Partai untuk Jadi Cawapres, Sosok Gus Dur Jadi Pertimbangan
Tak lama, partai ini kemudian melebur dengan Partai Indonesia Baru.
Sehingga tercipta koalisi baru dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru.
Sejumlah penghargaan pernah diraihnya, antara lain penghargaan Young Global Leaders dari World Economic Forum yang diraihnya pada tahun 2009.
Direktur Wahid Foundation ini juga pernah dihadiahi penghargaan oleh Kemenlu Jepang atas kontribusinya membangun ikatan bilateral Indonesia-Jepang pada 2022.
Saat ini, Yenny Wahid juga tercatat sebagai anggota Global Council on Faith. (TribunWow Magang/Yasmin Muna)
Baca Berita terkait Pilpres Lainnya