Terkini Internasional

Korea Utara Adakan Aksi Demo Kecam Amerika Serikat, Beri Peringatan Nuklir yang Bisa Menghancurkan

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Jayanti Tri Utam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang menonton televisi yang menayangkan siaran berita rekaman uji coba rudal Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul pada 30 Januari - Pyongyang memperingatkan bisa segera melakukan peluncuran lain dari satelit mata-mata militer pertamanya ke Amerika Serikat

TRIBUNWOW.COM - Korea Utara mengadakan demonstrasi massal di Pyongyang, Senin (26/6/2023).

Dikutip TribunWow.com dari Channel News Asia, para warga meneriakkan slogan-slogan untuk memicu perang balas dendam.

Mereka ingin menghancurkan Amerika Serikat setelah menandai peringatan 73 tahun pecahnya perang Korea.

Baca juga: Profil Akrhan Kaka: Pemain Muda Persis Solo yang Berpeluang Abroad, Sudah Dilirik Klub Korea Selatan

Media setempat, KCA mengatakan sekitar 120.000 pekerja dan mahasiswa ambil bagian dalam aksi demonstrasi itu.

Sementara lokasi demo diadalan di seluruh ibu kota pada Minggu lalu.

Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan sebuah stadion yang penuh sesak dengan orang-orang yang memegang plakat bertuliskan "Seluruh daratan AS berada dalam jangkauan tembak kami" dan "Imperialis AS adalah perusak perdamaian".

Pyongyang memperingatkan bisa segera melakukan peluncuran lain dari satelit mata-mata militer pertamanya untuk meningkatkan pemantauan kegiatan militer AS setelah upaya pertamanya berakhir dengan kegagalan pada 31 Mei .

Baca juga: Roket Luar Angkasa Korea Utara Terjun ke Laut setelah Gagal Terbang, Militer Korsel Temukan Puingnya

"Korea Utara sekarang memiliki senjata absolut terkuat untuk menghukum imperialis AS dan pembalas di tanah ini terbakar dengan keinginan gigih untuk membalas dendam musuh," kata KCNA.

Korea Utara yang bersenjata nuklir telah menguji berbagai senjata termasuk rudal balistik antarbenua terbesarnya.

Hal itu meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan dan sekutu utama Korea Selatan, Amerika Serikat.

Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena konflik 1950-53 mereka berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian. (TribunWoW.com/ Tiffany Marantika)