Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

1 Lagi Bobrok Ajaran Panji Gumilang Terungkap, Eks Santri Al Zaytun: Wanita Jadi Khatib Salat Jumat

Editor: Jayanti Tri Utam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Alumni Al Zaytun Reza (kiri) dan Panji Gumilang (kanan), Panji Gumilang berniat jadikan wanita sebagai khatib salat Jumat (23/6/2023).

TRIBUNWOW.COM - Satu per satu mantan alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, mulai membongkar bobrok ajaran Panji Gumilang cs.

Dilansir TribunWow.com, Ponpes Al Zaytun kini tengah menjadi sorotan setelah diduga melakukan penistaan agama.

Tak hanya itu, Panji Gumilang pun kerap viral karena sejumlah pernyataan kontroversialnya.

Mengutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Jumat 23 Juni 2023, kini kembali terkuak ajaran Al Zaytun yang dianggap melanggar syariat agama Islam.

Baca juga: Diminta Klarifikasi Kontroversi Al Zaytun, Panji Gumilang Santai: Assalamualaikum, Shalom Aleichem

Baca juga: Al Zaytun Masih Sakti? MUI Kini Haramkan Sekolah di Ponpes Panji Gumilang Cs, Usul Izin Dicabut

Di mana Panji Gumilang berniat menjadikan wanita sebagai khatib salat Jumat atau orang yang menyampaikan khotbah pada waktu salat Jumat.

Informasi tersebut disampaikan oleh alumni santri Al Zaytun bernama Reza Fahlevi.

"Mungkin ada satu yang mungkin belum dipraktikkan bahkan sampai dengan sekarang wacana menjadi kan dari pelajar putri jadi khatib Jumat itu sudah ada dari dulu," ujar Reza.

Dulu, Reza menilai wacana yang dibuat Panji Gumilang itu keren.

Pasalnya, Reza berpikir Panji Gumilang tengah memperjuangkan kesetaraan pada wanita.

"Cuman kita di dalam informasi yang kita peroleh cukup terbatas jadi kita fine-fine aja lah karena Panji Gumilang juga membawa kesetaraan di situ kan, kita kira ya keren-keren aja gitu," ujar Reza.

Kolase pimpinan Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang (kiri) dan massa tandingan yang dikerahkan untuk menyambut demo 10 ribu orang pada Kamis (22/6/2023). (YouTube Al-Zaytun Official)

Baca juga: Soal Dana Miliaran yang Dikucurkan Pemerintah untuk Ponpes Al Zaytun, Kemenag: Dana BOS Hak Siswa

Kendati demikian, selama menjadi santri di Al Zaytun, Reza mengaku tidak pernah melakukan protes terhadap ajaran Panji Gumilang.

"Enggak pernah menanyakan itu ya, apa yang dikatakan Panji Gumilang itu kita telan bulat-bulat, sifatnya beberapa itu instruksi makanya saya rasa sekarang juga itu sifatnya instruksi kepada santri bukan dimasukkan ke dalam kurikulum," tutur Reza.

Selain itu, Reza membongkar ajaran Al Zaytun lain yang dianggap menyalahi syariat islam.

Reza menyebut Al Zaytun melakukan adzan menghadap jamaah bukan menghadap ke arah kiblat.

"Hanya saja hanya satu mugkin yang sudah berlaku di zaman saya ketika itu dan itu di akhir-akhir ya ketika saya mau lulus itu adzan-nya aja itu sudah mulai dengan yang menghadap ke jamaah yang kemudian sudah enggak bernada ya," terang Reza.

"Mereka bilang dengan adzan Bilal itu sudah mulai dipraktikkan tapi yang lain-lain itu enggak ada," tambahnya.

Ibadah Haji Ala Pesantren Al Zaytun

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, menjadi perbincangan setelah diduga menyebarkan ajaran sesat.

Sederet ajaran 'nyeleneh' Ponpes Al Zaytun satu per satu terungkap.

Satu di antaranya, ajaran soal melaksanakan ibadah haji dengan tawaf mengelilingi gedung Ponpes Al Zaytun.

Mantan pengikut Panji Gumilang, Anto, pun membongkar kebiasaan ratusan ribu pengikut pimpinan Ponpes Al Zaytun itu.

Hal tersebut diungkap Anto dalam acara FAKTA tvOne, Senin (19/6/2023).

Menurut dia, Panji Gumilang mendoktrin pengikutnya untuk mempercayai bahwa Ponpes Al Zaytun merupakan Madinah-nya Indonesia.

Baca juga: Detik-detik Panji Gumilang Sapa Penyambut Demo di Al Zaytun, Para Wanita Histeris saat Tos Bareng

Karena itu, setiap bulan Muharram ratusan ribu pengikut Panji Gumilang berkumpul di Ponpes Al Zaytun.

"Inilah ibu kota NII, Madinah Indonesia itu di Al Zaytun," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (19/6/2023).

"Makanya jangan heran kalau Muharram kumpul seratus ribu orang, dua ratus ribu orang."

Ratusan ribu pengikut itu yang kemudian menggalang dana fantastis untuk Ponpes Al Zaytun.

Dalam mengumpulkan dana, pengikut Panji Gumilang bahkan menghalalkan berbagai cara.

Termasuk perampokan dan aksi kriminal lagi yang dihalalkan dalam ajaran Panji Gumilang.

"Itu real itu, dan itulah kapal selam yang besar itu, yang mensuplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin," ucap Anto.

"Penggalangan dana karena melegalisasi semua tindakan, imbasnya kepada pribadi yang melakukan aksi kriminal," tukasnya.

Pernyataan Anto senada dengan pengakuan eks pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.

Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.

Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.

Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.

Baca juga: Detik-detik Jemaah Wanita Al Zaytun Histeris karena Sentuhan dengan Panji Gumilang, Lihat Videonya

Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.

"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).

"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama."

Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.

"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka."

"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," tandasnya. (*)

Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Panji Gumilang Berniat Jadikan Wanita Khatib Salat Jumat, Eks Santri Al Zaytun: Kita Kira Keren