TRIBUNWOW.COM - Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan setelah jawaban jenakanya turut mewarnai alasan di balik pembelian Pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar.
Dalam video yang diunggah oleh akun Tiktok @tumgrd, Kamis (15/6/2023), terlihat Prabowo Subianto menggelar konferensi pers untuk menjawab alasannya membeli Pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar.
Tentu, momen konferensi pers yang dilakukan Prabowo Subianto langsung menjadi sasaran pertanyaan para jurnalis terkait pembelian Pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar.
Para jurnalis ingin mendengar langsung jawaban dan alasan Prabowo Subianto mengapa memilih mendatangkan pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar bukan F-16.
Baca juga: Ciuman Hangat Prabowo Subianto untuk Balita di Lembang: Jangan Lupa Ya Kamu Pernah Dicium Menhan
"Kenapa bapak tidak memilih pesawat yang sudah di uji kualitas seperti misalnya F-16 mungkin dengan pertimbangan luas lebih murah, hasil teknologi lebih murah, kenapa harus Mirage 2000-5?" tanya satu di antara jurnalis.
Sontak, Prabowo langsung menjawab alasannya mengapa memilih untuk membeli pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar.
Ketua Umum Gerindra itu justru menjawab pertanyaan tersebut dengan nada kelakar jenaka yang mengundang tawa pada konferensi pers tersebut.
"Karena tidak ada yang mau jual, sayang, saya sudah coba-coba kemana-mana ya, tidak ada yang mau jual ke kita karena sedang peran di Ukraina, saya sudah ke Yunani, saya coba F-16, saya tulis surat ke Mesir saya minta dari Amerika, tidak ada harus beli yang baru, kalau beli yang baru, sama juga 5 tahun baru operasional ya," jawabnya.
Baca juga: Dibanggakan Prabowo, Simak Spesifikasi Jet Mirage Bekas Qatar yang Dibeli Kemenhan, jadi Rebutan?
Menhan Beli 12 Unit Pesawat Mirage 2000-5
Kementerian Pertahanan RI (Kemenhan RI) di bawah komando Prabowo Subianto, memutuskan untuk membeli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 tertua bekas dari Qatar.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, alasan Kemenhan memutuskan untuk membeli pesawat pabrikan Dassault Aviation tersebut guna menutup gap kesiapan tempir TNI Angkatan Udara (AU).
Hal itu tak terlepas dari banyaknya pesawat tempur TNI AU yang sudah habis masa pakainya.
“Karena Indonesia membutuhkan alutsista (alat utama sistem persenjataan) pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya,” kata Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangannya, Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Pengamat Politik Prediksi Sosok yang Potensial Dampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Selain itu, beberapa di antaranya juga banyak yang akan dilakukan upgrade dan overhaul atau perbaikan.
Meski begitu, pengiriman pesawat pesanan pengadaan Mirage 2000-5 tertua berusia 26 tahun itu membutuhkan waktu.
Rencananya, pesawat Mirage 2000-5 baru akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif.
Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak menurut Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Pengadaan pesawat Mirage beserta pendukung lainnya dilakukan berdasarkan pada surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022.
Baca juga: Momen Prabowo Semringah Jalan Bareng Jokowi, Aguan, Franky Wijaya hingga Anthony Salim
Dalam dokumen yang diterima Kompas.com, pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 Euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Lebih lanjut, selain membeli pesawat Mirage 2000-5, Kemenhan juga tengah menjajaki pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat.
“Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan tiga pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada Januari 2026,” ujar Edwin.
Sedangkan untuk kontrak pesawat F-15EX masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Pembelian pesawat F-15 tersebut dengan skema Foreign Military Sales (FMS).
(TribunWow.com/Adi Manggala S)
Sebagian artikel ini telah diolah TribunWow.com dari Kompas.com dengan judul Alasan Kemenhan Beli 12 Jet Mirage Bekas dari Qatar: Banyak Pesawat Tempur Habis Masa Pakai