TRIBUNWOW.COM - Seorang santriwati di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor mengaku jadi korban pelecehan seksual pimpinan ponpes tersebut.
Korban mengaku disentuh oleh pelaku ketika ia sedang tertidur.
Dikutip TribunWow dari Tribunnewsbogor, pelaku sendiri membantah telah melakukan pelecehan terhadap korban.
Baca juga: Driver Ojek Online Hilang setelah Antarkan Penumpang, Sempat Lakukan Komunikasi dengan Istri
Kasus ini sendiri telah berakhir secara damai seusai korban dan pelaku dipertemukan dan dilakukan mediasil.
Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana mengungkapkan bahwa korban yang digerayangi oleh onkum pimpinan Ponpes ini ada dua santri.
Bahkan, menurutnya peristiwa tersebut terjadi pada bulan Mei 2023 lalu.
Selama beberapa pekan korban pun bungkam dengan kelakuan S saat itu.
Akhirnya, korban berani melaporkan kasus itu ke orang tuanya.
Lalu, orang tua korban pun langsung melaporkan ke polisi.
"Diketahui dua orang yang lapor orang tuanya," kata Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Senin (5/6/2023).
Saat kejadian, kata Iptu Desi Triana korban sedang tidur di asrama pondok pesantren.
Melihat korban terlelap tidur, pelaku pun memanfaatkannya.
Iptu Desi Triana mengungkapkan, saat itu pelaku diduga menggerayangi korban.
Bahkan, dada santriwati itupun digerayangi.
Alasan pelaku, menurutnya agar santriwati itu bangun untuk nonton bareng di lingkungan Ponpes.
Aksi bejat pelaku itu terjadi pada bulan lalu.
"(Pengakuan korban) Dielus-elus badannya, dadanya," kata Iptu Desi Triana.
Sementara itu, Kapolsek Ciampea, Kompol Suminto mengungkapkan, pihaknya menerima laporan tersebut dari orang tua santriwati.
Laporan itu, menurutnya soal diduga pelecehan seksual yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes.
Baca juga: Viral Wanita di Jaksel Alami Luka di Wajah seusai Ditabrak Pacar, Pelaku Diduga Kerap Buntuti Korban
Pinpinan Ponpes itu, kata Kompol Suminto membangunkan santriwati karena akan menonton bareng di Ponpesnya.
"Aduan santri kepada orang tuanya, bahwa yang bersangkutan merasa dilecehkan pada saat dibangunkan dan nonton bareng dilingkungan ponpes," kata Kompol Suminto dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (5/6/2023).
Dalam kasus ini, menurutnya kedua belah pihak yang bersangkutan sudah dipertemukan.
Merekapun melakukan mediasi terkait tuduhan tersebut.
Kompol Suminto menjelaskan bahwa pimpinan Ponpes itu tak mengaku akan perbuatannya ke satriwatinya.
Maka dari itu, pihak Ponpes dan keluarga korban melakukan mediasi.
"Pimpinan ponpes sendiri menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan pelecehan kepada para santri seperti yang dituduhkan kepadanya," kata Kompol Suminto.
Dari hasil mediasi itu, kedua pihak sepakat untuk berdamai.
Sehingga, kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum.
"Hasil kesepakatan dalam mediasi tersebut dituangkan dalam surat pernyataan dan ditandatangani kedua belah pihak," ungkap Kompol Suminto.
Bahkan, satriwati yang diduga menjadi korban pelecehan seksual itu tidak lagi tinggal di asrama Ponpes.
Kini mereka tinggal di rumahnya masing-masing.
Dikrtahui, kedua santriwati itu saat ini berada di bangku kelas 1 dan 2.
Setelah mereka lulus, keduanya berencana akan pindah sekolah.
Lalu, untuk santri kelas 3 akan tetap belajar di Ponpes hingga lulus.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Santriwati di Bogor Laporkan Pimpinan Ponpes ke Polisi, Merasa Dilecehkan Dada Digerayang Saat Tidur