TRIBUNWOW.COM - Kisah siswa SD yang viral disebut terpaksa pindah ke Sekolah Luar Biasa karena dibully temannya masih menjadi sorotan.
Video kisah bocah SD itu viral seusai diunggah akun Tiktok @satriabagus60 pada Selasa (30/5/2023).
Belakangan diketahui, sosok siswa SD itu bernama Muhammad Firmansyah (12).
Baca juga: Kisah Firman, Bocah yang Pindah ke SLB karena Dibully, Kini Justru Mengaku Nyaman dan Banyak Teman
Dikutip dari Kompas.com, Firman sapaan akrabnya tinggal di Dusun Doplang 2, Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Dalam narasi video viral, Firman disebut terpaksa pindah ke SLB karena dibully temannya.
Namun sejumlah fakta lain terungkap, hingga Firman kini banjir donasi dan bantuan.
1. Ayah Firman Ngaku Tak Tahu Viral
Ayah Firman, Suwadi mengatakan anaknya termasuk aktif.
"Setiap hari setelah sekolah, bermain bersama temannya. Lalu mengaji dan pulang," paparnya Rabu (31/5/2023) seperti dikutip dari Kompas.com.
Suwadi mengaku tak tahu bahwa video terkait anaknya menjadi viral.
"Saya tidak tahu, jadi itu saat mengantar ke sekolah, ada yang tanya-tanya lalu saya jawab. Lalu anak saya dikasih uang," ujarnya.
"Firman itu sekolah di SLB sudah empat tahun, sejak kelas dua hingga ini sudah kelas lima. Sebentar lagi kelas enam. Biar nanti SMP dan SMA di SLB juga," kata Suwadi.
2. Alasan Firman Sekolah di SLB
Menurut Suwadi, anaknya pindah dari SD ke SLB itu karena "kurang pemikiran" dibanding teman-temannya.
Sehingga, kata dia, Firman kerap ketinggalan dalam menyerap materi pelajaran.
"Memang Firman ini ada kurang, tapi sekarang di SLB dia sudah nyaman, senang, temannya juga banyak. Dia sering lupa," ujarnya.
Meski begitu, Suwadi mengapresiasi semangat belajar anaknya.
Suwadi juga berterima kasih kepada guru di sekolah anaknya terdahulu.
"Gurunya bilang kondisi Firman, saya jadi tahu memang Firman kurang pemikiran. Sekarang setelah pindah sekolah, Firman menjadi lebih baik," kata Suwadi.
"Jadi setelah saya diberitahu guru tersebut, Firman pindah ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah. Setiap hari jalan empat kilo ke SLB," ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya karena Dibully Temannya, Ini Faktor Utama Siswa SD di Salatiga Harus Pindah ke SLB
Secara fisik dan komunikasi, menurut Suwadi, tidak ada yang aneh dengan Firman.
"Biasa saja, bicara juga lancar. Setiap hari juga biasa, main dengan teman-temannya," ungkapnya.
Setiap hari mereka harus berjalan kaki sejauh kurang lebih empat kilometer dari rumah menuju sekolah.
"Ya capek tidak capek, kalau anaknya punya niat, kita orangtua mengantar saja," ungkapnya.
3. Fokus Sekolah
Suwadi berharap tidak ada masalah terkait viralnya video tersebut.
"Jangan sampai ada masalah, semua orang baik, semoga semua diberi rezeki lancar. Pokoknya jangan sampai ada masalah," pintanya.
Dia mengungkapkan saat ini memang fokus kepada sekolah Firman.
"Kakaknya yang pertama sudah punya suami, yang satu sudah lulus SMA. Jadi tinggal Firman ini yang masih sekolah," kata Suwandi.
"Kalau saya kerja serabutan, ibunya kerja membuat besek untuk ikan itu, sehari dapat Rp 13.000. Lumayan masih bisa buat makan dan sekolah," paparnya.
Sekali lagi Suwadi berpesan agar video tersebut tidak menjadi masalah bagi semua orang.
"Kami hanya ingin semua baik-baik saja," ujarnya.
Baca juga: Reaksi Ganjar Pranowo saat Elektabilitasnya Disalip Prabowo: Sudah Rebound, Sebentar Lagi Menang
4. Cerita Relawan
Sementara relawan Ardian Kurniawan Santoso mengatakan telah berkunjung ke SLB tempat Firmansyah bersekolah.
"Dari penyampaian sekolah, memang Firman sudah nyaman. Memang dia termasuk siswa inklusi," ungkapnya.
Ardian juga menyampaikan pembuat video telah melakukan klarifikasi terkait postingan tersebut.
"Jadi masalah video viral tersebut sudah clear dan selesai dengan baik," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut Ardian juga menghadiahkan sepeda untuk Firmansyah.
"Semangatnya untuk belajar sangat menggebu, semoga dengan hadiah ini dia terus semangat belajar dan mengaji," paparnya.
5. Kata Disdikbudpora Semarang: Tidak Ada Bully
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan, tidak ada bullying terhadap Firmansyah.
"Jadi memang dia pindah sekolah ke SLB sudah empat tahun, sejak kelas dua (sebelumnya disampaikan kejadian berlangsung dua tahun lalu)," paparnya.
Saat di SD negeri, Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 dengan usia delapan tahun.
"Dia ternyata sulit adaptasi dan sulit menerima materi pelajaran, bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca. Karena kondisi tersebut, gurunya tidak memberi nilai terhadap siswa tersebut," ungkapnya.
"Karena tidak punya nilai, siswa pun tinggal kelas. Hingga memasuki tahun berikutnya, diketahui siswa masuk kategori inklusi dan orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.
"Orangtua lalu memilih pindah ke SLB, ternyata di sana malah lebih baik dan berkembang. Siswa sudah mau belajar membaca dan menulis, perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," jelasnya.
Menurut Sukaton, tidak ada bullying yang dialami Firmansyah.
"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," ujarnya.
(*)
Baca berita Viral lainnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anaknya Pindah dari SD ke SLB, Suwadi: Saya Bersyukur Diberi Tahu Kondisinya" dan "Viral Siswa Dibully Hingga Pindah Sekolah ke SLB, Orangtua: Anak Saya Sudah Nyaman"