TRIBUNWOW.COM - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menurun drastis setelah sempat berada di urutan teratas bakal calon presiden dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Dilansir TribunWow.com, setelah keterpilihannya anjlok secara signifikan, suara yang diperoleh Ganjar kini hampir disaingi oleh Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Adapun penurunan yang dialami Ganjar dan partainya, PDIP, terjadi setelah ramai polemik penolakan Israel oleh sang Gubernur yang berujung pada dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca juga: Gerindra Buka Suara soal Prediksi Elektabilitas Ganjar Anjlok, Berikut Hasil Survei Litbang Kompas
Dalam survei simulasi 19 nama yang diselenggarakan LSI pada April 2023, Ganjar mendapat suara sebesar 19,8 persen.
Jumlah ini jauh berkurang dengan periode hasil survei pada bulan Februari 2023, di mana Ganjar terhitung memiliki elektabilitas sebesar 27,1 persen.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menilai penurunan tersebut begitu drastis jika dibanding suara yang diperoleh Ganjar sebelumnya.
"Dan yang cukup tajam kalau selama dua bulan terakhir, adalah penurunan Ganjar Pranowo," tutur Hanan, dikutip Kompas.com, Minggu (9/4/2023).
Baca juga: Diwawancara Najwa Shihab, Ganjar Dicecar soal Gagalnya Piala Dunia U-20: Anda Merasa Bersalah Tidak
Sementara itu, elektabilitas Ganjar hanya selisih tipis 0,5 persen dari perolehan suara Prabowo sebesar 19,3 persen.
Sedangkan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih menempati posisi ketiga dengan suara 18,4 persen.
"Jadi pada dasarnya kita enggak tahu siapa yang lebih unggul kalau melihat simulasi 19 nama ini," lanjut Djayadi.
Di sisi lain, partai dengan tingkat elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh PDIP dengan suara 17,7 persen.
"Kalau kita lihat trennya, maka umumnya partai partai itu mengalami tren penurunan dari selama hampir setahun terakhir dari Juli 2022 sampai April 2023," kata Djayadi dikutip Kompas.com, Minggu (9/4/2023).
"PDI-P misalnya pada Januari 2023 di survei LSI masih 22 persen turun menjadi sekitar 19 persen pada Februari, turun lagi jadi 17,7 persen pada April."
Urutan kedua diduduki oleh Partai Gerindra dengan 12,8 persen, disusul Partai Golkar dengan total 7,8 persen.
Baca juga: Respons Ganjar Pranowo soal Piala Dunia U-20 Indonesia Batal hingga Diserang Netizen: Yo Kecewa
Elektabilitas Ganjar Pranowo Diprediksi Anjlok
Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diprediksi menurun dalam bursa capres 2024 imbas pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dilansir TribunWow.com, Ganjar Pranowo menjadi sorotan lantaran menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia yang disinyalir menjadi faktor pembatalan tersebut.
Media sosial miliknya pun ramai menuai komentar pedas dari masyarakat dan pesepak bola profesional Indonesia yang merasa kecewa.
Baca juga: Respons Ganjar Pranowo soal Piala Dunia U-20 Indonesia Batal hingga Diserang Netizen: Yo Kecewa
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai peristiwa ini akan berefek buruk pada elektabilitas Ganjar Pranowo jelang Pilpres 2024.
Pasalnya, sikap Ganjar dinilai menentang keputusan Presiden RI Joko Widodo dan menghancurkan simpati dari para suporter sepak bola tanah air.
"Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, elektabilitas Ganjar akan turun. Karena apa? Karena pendukung-pendukung Jokowi, suporter sepak bola itu juga tentu tidak suka dengan Ganjar," kata Ujang dikutip Tribunnews.com, Kamis (30/3/2023).
Apalagi mengingat upaya Indonesia dan latihan keras timnas Indonesia U-20 yang sedianya akan unjuk kebolehan di ajang tersebut.
"Padahal Indonesia sudah berdarah-darah menjadi tuan rumah. Banyak yang ditempuh berdarah-darah untuk menjadi tuan rumah," imbuhnya.
Baca juga: Ramai Tolak Israel, PDIP Kini Salahkan PSSI Buntut Piala Dunia U-20 Indonesia Batal: Lobi-lobi Lemah
Ujang menilai Ganjar memiliki standar ganda terkait penolakan terhadap Israel.
Pasalnya, tak ada penolakan dari Ganjar maupun PDIP saat sejumlah atlet Israel sebelumnya menginjakkan kaki di Indonesia untuk mengikuti turnamen olahraga.
"Kelihatannya besar atau kecil, banyak atau sedikit, bisa turun elektabilitasnya Ganjar. Bisa juga melorot jauh karena Ganjar standar ganda, misalkan atlet Israel itu tahun 2015 datang ke Indonesia, tahun 2022 juga datang," ucap Ujang dikutip Tribunnews.com.
"Kenapa gak ditolak? Kenapa Ganjar atau PDIP diam saja?"
Adapun penolakan Ganjar yang berstatus kepala daerah dibawah Presiden, telah menampar keras muka Jokowi.
"Ganjar dianggap tokoh, figur, atau aktor yang dianggap mengagalkan penyelenggaran Piala Dunia. Tentu ini menampar Pak Jokowi ya sebagai Presiden," tutur Ujang.
"Ganjar dianggap pihak yang mengakibatkan Indonesia batal menjadi tuan rumah," tandasnya.(TribunWow.com)