TRIBUNWOW.COM - Statement atau pernyataan tertulis dari FIFA sempat viral menjadi sorotan ketika mengumumkan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dalam surat tersebut sama sekali tidak ditemukan adanya nama Israel dalam media release tersebut.
Dikutip TribunWow dari YouTube Sekretariat Presiden, hal ini sempat ditanyakan oleh awak media ketika Ketum PSSI Erick Thohir melakukan konferensi pers pada Jumat (31/3/2023).
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Diprediksi Anjlok Buntut Standar Ganda Tolak Israel di Piala Dunia U-20
"Pengertian saya justru terbalik," ujar Erick.
"Di situ FIFA bicara transformasi lagi, FIFA menyiapkan tim untuk transformasi sepak bola," katanya.
Erick justru mengungkit soal transformasi dan mengungkit bagaimana akan dilakukan standarisasi keamanan berkaca dari tragedi Kanjuruhan.
Erick menyampaikan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait total 22 stadion yang telah diaudit oleh pemerintah dan telah terdata mana yang perlu distandarisasi.
Selain keamanan, Erick juga menyampaikan perlu ada standarisasi manajemen pertandingan dan lapangan untuk mentransformasi sepak bola di Indonesia.
Dikutip TribunWow dari FIFA.com, dalam release-nya, FIFA menjelaskan bahwa tuan rumah baru akan segera dipilih setelah Indonesia dinilai belum bisa menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20.
Pada paragraf ke-2, FIFA menyampaikan keinginannya membantu PSSI mentransformasi sepak bola di Indonesia sejak terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
FIFA turut menjelaskan bahwa anggotanya akan terus berada di Indonesia selama beberapa bulan ke depan membantu PSSI di bawah komando Ketum PSSI Erick Thohir.
Para pemain Arema FC menjadi saksi bisu tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Pasalnya, para pemain Arema FC menyaksikan langsung korban tragedi Kanjuruhan berjatuhan di ruang ganti.
Tepatnya ketika pendukung Arema FC, yakni Aremania hilang kesadaran karena berdesak-desakan ditambah lagi gas air mata yang memberatkan korban.
Banyak korban meninggal dunia saat berada di ruang ganti pemain Arema FC.
Wajar pemain Arema FC merasakan trauma yang mendalam atas tragedi yang merenggut 134 korban jiwa tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Jumat (7/10/2022), Manajer Arema FC, Ali Rifki mengakui hal tersebut.
Baca juga: Blunder Tolak Israel di Piala Dunia U-20, Ganjar Disebut Cari Dukungan Justru Panen Komentar Negatif
Ali Rifki berencana mengumpulkan pemain Arema FC untuk menanyakan kondisi mental masing-masing.
Kendati demikian, Ali Rifki ingin menyelesaikan urusan dengan keluarga korban tragedi Kanjuruhan terlebih dahulu.
"Nanti setelah kami (manajemen Arema FC) menangani keluarga korban," ucap Ali Rifki.
"Kami akan mengumpulkan seluruh tim dan akan kami tanyakan satu per satu," tambahnya,
"Akan kami bantu apabila terjadi apa-apa dengan mental mereka," jelasnya.
Ali Rifki mengaku sempat komunkasi dengan beberapa pemain Arema FC untuk memastikan mentalnya.
Ternyata beberapa pemain Arema FC mengalami syok akibat menyaksikan langsung korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.
Kendati demikian, Ali Rifki salut karena beberapa pemain mau menyambangi keluarga korban dan mengesampingkan kondisi mentalnya.
"Tim hari ini, kemarin, saya video call, beberapa tetap berusaha untuk menjaga kondisi, mental," kata Ali Rifki.
"Mereka juga tertekan dengan tragedi kemarin, banyak yang shock, tetapi ada juga yang selalu turun ke keluarga korban," tambahnya. (TribunWow.com/Anung)