TRIBUNWOW.COM - Taruna Akademi Militer (Akmil) berinisial MZH kemungkinan besar tidak terlibat dalam kasus penganiayaan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU, Medan bernama Teuku Shehan Arifa Pasha alias Ipon.
Seperti yang diketahui, ayah MZH yakni Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang, Kompol Zulkarnain telah menyampaikan bahwa pelaku penganiayaan adalah adik dari MZH yakni Zofan yang terjadi di pintu masuk Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023).
Dikutip TribunWow dari TribunMedan, Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AD, Brigjen TNI Hamim Tohari juga telah menyampaikan bahwa kasus ini telah didalami oleh pihak Denpom I/5 Medan.
Baca juga: 3 Fakta Sosok Pelaku Viral Mutilasi di Sleman, Pekerjaan, Motif hingga Tulis Surat Berisi Curhatan
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, MZH tidak terbukti ikut memukul korban.
"Itu yang dari hasil penyelidikan Denpom pada saksi-saksi yang melihat di kejadian, kemudian juga penjelasan dari orang tuanya si taruna itu, sehingga ya sudah kemudian menjadi urusannya kepolisian. Artinya kita tidak menindaklanjuti karena memang tidak ada bukti," kata Hamim di Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2023).
"Kalau di situ ada CCTV yang kemudian bisa membuktikan, ya bisa kita tindaklanjuti. Tapi tidak ada CCTV, dan kemudian saksi yang ada di TKP tidak melihat si Taruna ini melalukan pemukulan, ya akhirnya kita serahkan ke polisi. Akhirnya itu," sambung dia.
Sejauh ini telah ada enam saksi yang diperiksa terkait kasus penganiayaan yang viral ini.
"Perkaranya sudah penyidikan, kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap enam orang saksi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa kepada Tribun-medan, Selasa (21/3/2023).
Selain memeriksa saksi, pihak kepolisian juga telah mengambil visum korban atau pelapor.
Terkait dugaan keterlibatan Taruna Akmil berinisial MZH, Polrestabes Medan menyatakan belum menemukan adanya indikasi keterlibatan MZH.
"Mengenai Taruna ini, nanti kita juga akan berkoordinasi dengan POM TNI, kalau memang ada kaitannya itu, sampai sekarang hasil pemeriksaan belum ada yang mengarah ke sana," ungkapnya.
"Sampai sekarang hasil pemeriksaan belum ada yang mengarah ke sana, tapi nanti kita akan berkoordinasi dengan POM TNI," jelas Fathir.
"Kalau materi penyidikan yang kami lakukan, ada satu orang pelaku dan itu bukan si Taruna," sambungnya.
Ke depannya, Fathir mengatakan masih ada tiga saksi yang akan diperiksa.
Di sisi lain, ayah MZH yakni Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang, Kompol Zulkarnain menjelaskan bahwa penganiayaan sebenarnya dilakukan oleh adik MZH yakni Zofan.
Dikutip TribunWow dari TribunMedan, kini timbul permasalahan seusai Zulkarnain sempat menuding keluarga korban meminta Rp 300 juta untuk berdamai.
Hal ini tegas dibantah oleh keluarga korban.
Paman korban, Teuku Yose Mahmudin Akbar menegaskan keluarga korban tak pernah meminta uang ratusan juta.
"Dia bilang kita memeras, kita bukan mendesak harus Rp 300 juta, yang bilang harus Rp 15 juta itu dia, katanya mereka cuma sanggup Rp 15 juta, diluar itu nggak sanggup. Itu namanya menghina," kata Yose kepada Tribun-medan, Kamis (16/3/2023).
Yose menjelaskan, sebenarnya pihak korban bersedia untuk berdamai namun kubu pelaku tak memiliki itikad baik dan terkesan merendahkan ketika melakukan negosiasi secara kekeluargaan.
"Kesalahan nya dua, anaknya mukul anak kami, kesalahan dia yang kedua dan terbesar telah menghina kami," bebernya.
"Bukannya datang dengan baik malah mengukur dengan uang, dia pikir kami yang perlu uang itu," ucap Yose.
Baca juga: Viral Dipecat Gegara Kritik, Guru SMK Ini Curhat saat Komentarnya Disematkan Ridwan Kamil
Yose juga menjelaskan bahwa keluarga tidak pernah meminta uang Rp 300 juta melalui mediator saat negosiasi.
"Kami sampaikan ke mediator, bukan seperti itu bahasa nya harus Rp 300 juta, bukan itu. Coba tanya saja sama mediator itu, apa yang keluaga sampaikan," terang Yose.
"Kalau dia betul - betul minta maaf pun bisa kita enggak minta apapun sama dia. Kalau dia pandai merayu tidak menampakkan kehebatan dan kesombongannya."
"Jangankan Rp 300 juta, mau dibayar Rp 1 Triliun pun kami nggak mau damai. Kami pastikan tidak berdamai," pungkas Yose.
Pihak keluarga korban diketahui akan terus melanjutkan kasus penganiayaan ini ke ranah hukum.
Pengakuan Versi Kompol Zulkarnain
Kasat Narkoba Polresta Deli Serdang, Kompol Zulkarnain tak menampik anaknya terlibat melakukan penganiayaan terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU, Medan bernama Teuku Shehan Arifa Pasha alias Ipon yang terjadi di Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023).
Zulkarnain juga mengiyakan bahwa dirinya memang sempat mengajak keluarga korban untuk menempuh jalur kekeluargaan alias berdamai.
Dikutip TribunWow dari Tribun-Medan, Zulkarnain menegaskan anaknya yang menghajar korban bernama Zofan.
Baca juga: Polisi Pangkat Kompol Bantah Anaknya yang Taruna Akmil Viral Hajar Mahasiswa FK UISU
Ia menegaskan bahwa anaknya yang kini berstatus sebagai Taruna Akademi Militer (Akmil) yakni MZH justru berusaha menghentikan Zofan saat memukuli korban.
MZH diketahui merupakan kakak Zofan.
"Saya tanya ke anak saya (Zuan) waktu keesokan harinya ngantar dia ke bandara, karena mau balik ke Magelang," kata Zulkarnain kepada Tribun-medan, Rabu (15/3/2023).
”Apalah memang ada mukul atau nggak, katanya nggak ada cuma narik adiknya. Adiknya (Zofan) yang mukul," sambungnya.
Zulkarnain menyampaikan, saat menempuh jalur mediasi, ia turut berkoordinasi dengan rekan-rekan anaknya yang juga kenal dengan korban.
"Pasca kasus ini bergulir di Denpom adalah teman anak saya, kenal sama saya dan juga orangtua si Ipon, diciba mediasi lah dan orangtuanya pun mau," bebernya.
Zulkarnain bercerita, empat hari seusai kejadian ia telah bertemu dengan orangtua korban dan telah tercapai kesepakatan untuk berdamai.
"Akhirnya saya buka suara, saya bilang begini saya atas nama keluarga anak saya Zopan dan Hendru, minta maaf sebesar - besarnya kepada abang (ayah Ipon), karena Ipon sudah dipukul saya minta maaf," ungkapnya.
"Saya tawarkan kepada orangtuanya, kan kita kalau di adat Batak ini adalah upa - upa nya biar ko semangat lagi," katanya.
"Jadi saya tawarkan apa yang mau dikasih biaya perobatan atau apa, kalau itu sanggup pasti saya penuhi," ujar Zulkarnain.
Baca juga: Viral Bacok Siswa SMK di Bogor hingga Tewas, Pelaku Sempat Sekolah namun Kabur saat Ditanya Guru
Zulkarnain bercerita, dirinya sempat menawarkan uang Rp 15 juta kepada keluarga korban namun sempat ditolak.
"Mereka minta Rp 300 juta untuk uang perdamaian, saya anggap terlalu besar, tapi tarik ulur ya sudah. Padahal malam itu sudah sepakat berdamai, dan tidak ada disebutkan yang segitu," katanya.
Zulkarnain juga menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mengintervensi proses penyelidikan di Denpom dan Polrestabes Medan.
Pengakuan Versi Korban
Shehan pada saat kejadian mengaku hendak mengantar teman wanitanya, dan melewati Jalan Setia Budi kota Medan sekira pukul 24.00 WIB.
"Aku mau balik ke rumah, mau ngantar kawanku dulu dari Komplek Tasbih, pas arah keluar ke Jalan Setia Budi, tiba - tiba aku dicegat sama mobil," aku Shehan dikutip kanal YouTube Tribun MedanTV, Selasa (14/3/2023).
Shehan mengaku dicegat oleh dua mobil yang berisikan sekitar enam orang.
Dari mobil tersebut lantas keluar dua orang pria yang langsung dihampiri oleh korban.
"Ku tanya 'Ada apa ini, Bang?', katanya 'Bentar ada yang mau dibicarain'. Tiba-tiba ada yang keluar langsung dipukulnya aku, kira -kira dua orang (yang memukul)," imbuhnya.
Korban mengaku mengenali seorang pelaku yang ternyata adalah teman sekolahnya saat SMP.
Shehan membenarkan bahwa pelaku ZN sedang menjalani pendidikan dan berstatus sebagai Taruna Akmil.
Ia juga mengonfirmasi bahwa pelaku adalah anak dari perwira polisi Kasat Narkoba Polresta Deliserdang.
Akibat penganiayaan tersebut, wajah Shehan babak belur dan mengalami luka yang membuat pelipisnya berdarah.
Ia pun telah melaporkan kasus tersebut ke Denpom 1/5 Medan pada Selasa (21/2/2023).
Namun meski telah dilakukan mediasi, tidak ada titik temu dan kelanjutan sehingga Shehan kembali melaporkan kasus tersebut.
Adapun hingga saat ini belum diketahui alasan pelaku menganiaya korban.
Baca juga: Viral Suara Lato-lato Buat Kapolsek di Sumatera Utara Ngamuk hingga Usir Anggota Polisi dari Asrama
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com)