Gempa di Turki

Viral Bayi 'Ajaib' Lahir di Balik Reruntuhan Gempa Suriah, Ibu, Ayah dan Semua Saudaranya Tewas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen penyelamatan bayi Aya yang lahir di balik reruntuhan bangunan akibat gempa Magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah. Sang ibu dikabarkan meninggal dunia.

TRIBUNWOW.COM - Ketika serangkaian gempa mengguncang Turki dan Suriah, dr Hany Maarouf (43) kembali ke tugasnya di Rumah Sakit Jehan di Afrin, di barat laut Suriah.

Dilansir TribunWow.com, sekira jam 3 sore, seorang pria dan wanita berlari masuk ke rumah sakit.

Pria itu memegang bungkusan kecil di tangannya dan berteriak bahwa mereka membutuhkan dokter anak.

Wajah mereka menunjukkan kepanikan yang berubah menjadi keputusasaan.

Baca juga: Viral Jumlah Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Meningkat hingga 20 Ribu Jiwa, WHO Beri Peringatan

Ini adalah rumah sakit keenam yang mereka kunjungi dengan bungkusan berharga berisi bayi bernama Aya, yang baru saja lahir di reruntuhan bangunan.

Sedangkan ibunya telah meninggal dunia di balik puing-puing bangunan besar.

Maarouf dengan lembut mengambil bayi itu dan mencoba meyakinkan mereka bahwa ia adalah dokter anak.

Namun, apa yang dilihatnya justru membuatnya ketakutan.

Ibu, ayah, serta empat saudara bayi tersebut tewas akibat gempa.

“Saya bahkan tidak yakin dia masih hidup, dia pucat, tubuhnya dingin, dan tak bersuara," ungkapnya, dikutip dari Aljazeera.

"Anggota tubuhnya membiru dan dipenuhi memar."

Kondisi Turki seusai diguncang gempa dahsyat Magnitudo 7,8 hingga menewaskan ribuan warga, Senin (6/2/2023). Warga setempat mengungkap detik-detik gempa yang ia sebut mirip seperti 'Hari akhir'. (YouTube 13News Now)

Baca juga: Viral Jumlah Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Meningkat hingga 20 Ribu Jiwa, WHO Beri Peringatan

Tak lama berselang, denyut samar ditemukan di tubuh bayi Aya sehingga Maarouf dan timnya langsung melakukan tindakan.

Mereka membungkus bayi itu dengan selimut hangat dan menempatkannya di inkubator, mengawasinya sampai dia cukup hangat.

Pria yang membawanya masuk adalah paman bayi Aya, sedangkan wanita yang menemaninya hanyalah tetangga.

Mereka merasa lega bahwa Aya bisa diselamatkan, meski mereka tak bisa lebih lama menemaninya di rumah sakit.

Mereka harus pergi mencari keluarga mereka yang masih hilang di balik reruntuhan bangunan.

Empat hari setelah bayi Aya pertama kali dibawa masuk dan diberi nama oleh staf rumah sakit, Maarouf mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kondisinya jauh lebih baik.

Tim rumah sakit telah bekerja sama untuk memastikan bayi Aya dirawat dengan baik.

Meskipun masih menghabiskan hari di inkubator, bayi Aya disusui oleh seorang sukarelawan yang datang beberapa kali sehari.

Dengan bangga, Maarouf menyebut bayi Aya mengalami penambahan berat badan, dan semua indikator positif.

Baca juga: Viral Kisah Korban Gempa Turki, Ayah Genggam Tangan Jasad Putrinya yang Tertimbun Puing Bangunan

Belum diketahui bagaimana keadaan ibu bayi Aya sebelum melahirkan dan tewas di balik reruntuhan.

Namun menurut Maarouf, seorang wanita bisa tiba-tiba melahirkan karena syok.

Hingga seorang penyelamat mendengar tangisan bayi Aya di reruntuhan dan mampu mengevakuasinya .

Karena kedinginan, bayi Aya mengalami hipotermia, yang sebenarnya merupakan terapi yang digunakan di rumah sakit untuk menyelamatkan bayi yang otaknya kekurangan oksigen saat lahir.

Hal tersebut diduga mempertahankan fungsi otaknya sampai staf rumah sakit menghangatkannya dan memulai perawatan. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait