Terkini Daerah

Kerap Curhat Dibully, Mahasiswa di Surabaya Tewas Diduga Dianiaya, Kampus Sebut Korban Terpeleset

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Seorang mahasiswa Polteknik Pelayaran Surabaya, Jawa Timur, MRFA (19) dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa dengan tubuh lebam-lebam.

TRIBUNWOW.COM - Seorang mahasiswa Polteknik di Surabaya, MRFA (19) dipulangkan dalam kondisi tak bernyawa, Senin (6/2/2023) dini hari.

Dilansir TribunWow.com, MRFA tercatat baru lima bulan menjadi mahasiswa di politeknik tersebut.

Kepada keluarga, pihak kampus mengatakan MRFA tewas setelah terjatuh di kamar mandi.

Namun, kecurigaan justru dirasakan keluarga MRFA.

Baca juga: Ungkap Dugaan Kasus Penganiayaan, Hotman Paris sampai Beri Uang untuk Visum Korban: Kita Berjuang

Pasalnta terdapat sejumlah luka lebam dan bercak darah pada beberapa bagian tubuh korban.

Ayah MRFA, M Yani mengaku mendapat kabar duka tersebut dari tim kesehatan kampus tempat anaknya menimba ilmu.

"Dikabari dokter W poltek, kalau anak saya sudah meningggal ada di rumah sakit Sukolilo Surabaya," ungkapnya, dikutip dari Surya.co.id.

Mendapat kabar itu, M Yani dan keluarga langsung bergegas menuju rumah sakit.

Di sana, ia menjumpai anaknya sudah terbujur kaku tak bernyawa.

"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar," tutur M Yani.

"Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya."

Ilustrasi. Seorang mahasiswa Polteknik di Surabaya, MRFA (19) dipulangakan dalam kondisi tak bernyawa, Senin (6/2/2023) dini hari. (TribunWow.com/Octavia Monica P)

Baca juga: Kader PDIP Tangsel Ditemukan Tewas Tertelungkup di Selokan Pesanggrahan, Pihak Kepolisian Sisir CCTV

M Yani menduga anaknya tewas karena mendapat penganiayaan di lingkungan kampus.

Luka-luka pada tubuh MRFA-lah yang membuat dugaan itu muncul.

"Nggak tahu, kalau yunior kan. mungkin sama seniornya dibuat tradisi atau gimanakan. Sering dihajar," ungkapnya.

"Kalau penuturan kata pembinanya, terpeleset di kamar mandi."

"Kan ya nggak masuk akal. Makanya saya laporkan," imbuh M Yani.

Sebelum tewas, rupanya MRFA kerap menceritakan adanya perundungan di lingkungan kampus.

M Yani menyebut perundungan dialami anaknya selama lima bulan menjadi mahasiswa.

"Tapi Sebelumnya anaknya, sering mengeluh kalau dirumah (cerita) sering dibully, dihajar sama seniornya."

"Terus bilang gini, ini kalau kuat saya teruskan, kalau nggak kuat, saya juga keluar."

Baca juga: Akui Tabrak Mahasiswa UI hingga Tewas, Sikap Purnawirawan Polisi AKBP Eko Buat Ayah Korban Emosi

Keluarga Lapor Polisi

Kapolsek Gunung Anyar Polrestabes Surabaya, Iptu Roni Ismullah membenarkan keluarga MRFA telah membuat laporan ke pihak kepolisian.

Hingga kini, polisi sudah memeriksa 12 mahasiswa lainnya.

Semua saksi yang diperiksa berasal dari senior dan teman satu angkatan MRFA.

Di sisi lain, Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Heru menyebut pihak kampus akan transparan dalam menjalani proses hukum.

Pihaknya juga tak segan memberi sanksi jika ada mahasiswanya yang terbukti terlibat.

"Nanti tentunya, kalau ada tindak pidana, kami akan serahkan, ke pihak polisi," kata Heru.

"Kalau memang dari sisi aturan pendidikan dan arahan kepala bidang pengembangan SDM perhubungan, sudah jelas mengutuk keras tindakan tindakan itu."

"Dan tentunya akan disanksi, dan sanksinya sangat berat dan bisa langsung dikeluarkan," tandasnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait