TRIBUNWOW.COM - Memasuki tahun 2023, PDIP masih belum menentukan calon presiden (capres) 2024 yang akan diusung.
Diketahui ada dua kandidat kuat capres 2024 dari PDIP yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, lantas apa yang akan terjadi jika pada akhirnya Ganjar lah yang terpilih sebagai capres dari PDIP?
Baca juga: Bukan soal Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Posting Kompilasi Foto Berdua dengan Gubernur Jatim Khofifah
Pertanyaan ini telah dijawab oleh politikus PDIP Ono Surono.
Ono mengatakan, jika pada akhirnya Ganjar terpilih maka seluruh kader PDIP akan menuruti.
"Saya yakin pada saat PDIP misalnya merekomendasikan Mas Ganjar semua komponen partai pun akan tunduk dan patuh pada keputusan itu," kata Ono dalam rilis hasil survei Indo Riset secara virtual, Selasa (3/1/2023).
"Sebaliknya pada saat PDIP menetapkan Mbak Puan maka Mas Ganjar sekalipun pasti akan tunduk dan patuh kepada keputusan Ibu Ketua Umum," ujarnya.
Ono menyatakan, kader PDIP pada akhirnya tetap akan patuh kepada arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya yakin Mas Ganjar bahwa yang selama ini terjaring dalam survei sangat memegang teguh apa yang merupakan hasil kongres PDIP," ucapnya.
Pengamat melihat kedua nama tersebut memiliki posisi yang sama-sama kuat di PDIP.
"Puan Maharani atau Ganjar Pranowo sama-sama punya track record yang sama," ungkap Analis Politik, Adi Prayitno dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (1/1/2023).
"Jadi sebenarnya agak sulit untuk menebak siapa sebenarnya capres definitif yang nantinya akan diumumkan antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo."
Adi menyampaikan ada dua variabel yang akan menjadi penentu siapa capres 2024 yang akan diusung oleh PDIP.
Pertama, jika PDIP mengacu pada survei maka kemungkinan Ganjar lah yang akan maju sebagai capres 2024.
"Karena sampai saat ini Ganjar cukup signifikan di survei," ujar Adi.
Kedua, jika melalui pendekatan elit PDIP, maka Puan lah yang akan maju di 2024 nanti.
Sebelumnya diberitakan, pihak PDIP buka suara mengenai keakraban yang terjalin antara Ganjar dan Puan.
Dilansir TribunWow.com, kedekatan keduanya yang sebelumnya dikabarkan berseteru dinilai pengamat sebagai tindakan sarat kepentingan politik.
Namun dari jajaran PDIP sendiri menilai hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dilakukan para kader.
Ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/12/2022), Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa keakraban antar sesama kader merupakan hal yang harus dijaga.
Apalagi saat mendapat pendidikan di Sekolah Partai, seluruh kader bernaung dalam satu atap yang sama.
"Kalau PDIP ini kan memang akrab. Coba lihat, sekolah partainya saja semua tidur dalam satu atap yang sama. Sehingga kita bergerak ke bawah secara bersama-sama. Kita punya jiwa kerakyatan kemanusiaan atas dasar ideologi Pancasila," tutur Hasto dikutip Kompas.com.
"Sehingga, seluruh anggota dan kader PDI-P itu memang membangun semangat kekeluargaan," imbuhnya.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo, Kembali Jemput Puan Maharani di Solo, Pakar: Semua Tentu atas Arahan Megawati
Tindakan Ganjar dan Puan yang mempertontonkan keakraban di depan publik dinilai sebagai sebuah strategi oleh pengamat.
Mengenai hal ini, Hasto membantah adanya dugaan bahwa Ganjar memiliki pamrih agar diusung partainya dalam perhelatan Pilpres 2024.
"Kalau kata pengamat memang berbeda. Ya akrab, dia komentari satu mobil bersama dikomentari, naik sepeda bersama juga dikomentari. Itu tugas pengamatan dan memberikan komentar," ujar Hasto.
Menurut Hasto, keakraban antara Ganjar dan Puan tak perlu disangkut-pautkan dengan ranah politik apalagi pencapresan.
Ia kembali menekankan bahwa masalah kandidat capres yang akan diusung PDIP merupakan keputusan mutlak dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Untuk memajukan, dimajukan, itu keputusannya berada di tangan Megawati Soekarnoputri. Beliaulah yang mengambil keputusan siapa yang akan dicalonkan," kata Hasto dikutip Kompas.com.
Meskipun hingga kini Megawati belum mengumumkan capres dari partainya, Hasto memastikan PDIP sudah bersiap untuk berpartisipasi dalam perhelatan besar tersebut.
"Buktinya, kali ini hanya PDIP yang sudah mempersiapkan saksi pemilu kemudian memperkuat struktur partai."
Baca juga: Gaya Keren Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo hingga Anies Baswedan Hadiri Pernikahan Kaesang dan Erina
Disebut sedang Negosiasi untuk Maju Pilpres
Dalam beberapa waktu belakangan, kedekatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengundang perhatian.
Dilansir TribunWow.com, keduanya kini terlihat akrab satu sama lain meski sebelumnya dikabarkan sempat berseteru.
Namun rupanya, keakraban tersebut dinilai sebagai sebuah upaya dari Ganjar untuk memuluskan jalannya menjadi capres dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, ada tujuan politik dari sikap Ganjar yang kini melunak.
"Cairnya komunikasi itu diharapkan bisa menciptakan ruang negosiasi dan kompromi politik, agar internal PDI-P bisa membukakan jalan bagi Ganjar untuk melenggang di Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam dikutip Kompas.com, Selasa (13/12/2022).
Disebutkan bahwa Ganjar tengah menunjukkan sikap rendah hati yang dinilai efektif untuk menaklukkan ego lawan maupun kawan.
Di sisi lain, sikap tersebut bisa diartikan sebagai tindakan yang dilandasi dengan pamrih.
"Jika tidak dijalankan dengan hati dan persistensi, justru akan menguatkan sikap antipati," kata Umam.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Puan Maharani Dipuji Ngeri-ngeri Sedap, Berikut Reaksi Gubernur Jawa Tengah
Dalam hal ini, Ganjar memperlihatkan karakter yang fleksibel untuk mencairkan komunikasi dengan Puan.
Apalagi sebelumnya mereka diisukan bersaing untuk meraih posisi capres yang akan diusung PDIP.
Karenanya, kemampuan Ganjar dalam melobi internal partai akan menjadi pertaruhan bagi karier politiknya di masa depan.
Ia dinilai perlu mendapatkan kepercayaan dari Puan maupun petinggi partai lain akan loyalitasnya terhadap PDIP.
"Namun, jika komunikasi Ganjar hanya bermain di ranah permukaan dan gagal membangun political trust atau kepercayaan politik, maka peluang Ganjar akan kandas," kata Umam.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai kemesraan Ganjar dan Puan hanya momen sesaat saja.
"Saya melihat itu kemesraan sementara karena momentum-mementum tertentu. Secara politik, tetap saja mereka bersaing," ucap Ujang dikutip Kompas.com, Senin (12/12/2022).
"Secara politik, artinya siapa yang mengalah mereka belum bertemu. Tapi mereka masih masing-masing masih berpendirian pada keinginan masing-masing."(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita lain terkait Ganjar Pranowo