TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra buka suara terhadap statement dari eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang menurutnya diduga menyindir seseorang.
Surya merasa pernyataan yang disampaikan oleh Ahok tersebut keluar dari ciri khas Ahok yang dulu dikenal lugas dan jujur.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, Surya menyatakan Ahok yang ia kenal tidak pernah memberikan pernyataan yang menyimpan tuduhan tersembunyi.
Baca juga: Saat Komentari Prabowo, Jokowi Disebut Berikan Sinyal Enggan Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024
"Itu bukan Ahok seperti yang saya kenal dulu. Ahok itu orang yang lugas, jujur dan apa adanya. Orang yang lebih memberikan perspektif, bukan prasangka. Dan kalimat-kalimat yang bernuansa insinuasi itu bukan khas dia," kata Surya kepada wartawan, Senin (7/11/2022).
Mantan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut juga mengingatkan agar Ahok tidak menimbulkan kegaduhan di publik.
"Saya berprasangka baik saja bahwa itu tidak diniatkan sebagai sesuatu yang politis dan menimbulkan polemik atau kegaduhan politik ke depannya," tutur Surya yang diketahui saat ini telah mendukung calon presiden (capres) 2024 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) yakni Anies Baswedan.
Surya lalu memaparkan jika Ahok memang membicarakan soal kepemimpinan di DKI selama lima tahun terakhir, maka harus didasari data dan fakta.
"Jika membicarakan prestasi kepala daerah, kan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan publik," ujar Surya.
"Misalnya beberapa waktu terakhir ada dari lembaga Populi Center dan Lembaga Survei Indonesia yang menyebutkan tingkat kepuasan publik Jakarta kepada Gubernur terakhir Pak Anies yang mencapai kisaran di atas 80 persen. Itu saja menurut saya," pungkas Surya.
Sebagai informasi, pernyataan yang diduga sindiran, disampaikan Ahok dalam acara reuni relawan Pilgub DKI 2017 di kawasan Jakarta Selatan.
"Kita tidak ngomong politik lah, kita nggak bicara yang ke arah politik tapi kita bersyukur 5 tahun Tuhan izinkan kasih ke orang yang pintar ngomong untuk kerja. Iya itu kita syukuri, kita bersyukur," kata Ahok.
"Coba kalau kita bayangkan gitu ya tahun kemarin saya masih jadi gubernur, ini saya sudah turun, tapi yang pinter ngomong itu dikira orang hebat kan?," ungkap Ahok.
Baca juga: Deklarasikan Relawan untuk 2024, Anies Baswedan Berpesan ke Pendukungnya soal Hoaks hingga Caci Maki
Surya Yakin Anies Mampu Lanjutkan Jokowi
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Surya sempat menyatakan dirinya meyakini Anies Baswedan mampu melanjutkan progres pembangunan warisan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Saya merasa dia bisa didukung dan bisa jadi presiden yang baik kalau nanti kepilih," ujar Surya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/7/2022).
"Memang untuk urusan agraria dan tata ruang, Pak Anies menonjol," ucapnya.
Terkait kebijakan PSI yang tidak akan mendukung Anies, Surya cenderung santai.
"Saya kira PSI kan partai terbuka. Bisa menerima perbedaan, biasa aja sebetulnya. Jadi buat saya bagian dari proses demokratis," ungkap Surya.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sunny Tanuwidjaja memilih untuk mundur dari PSI seusai memutuskan akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Grace menyampaikan PSI tegas tidak akan mengusung Anies di Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Usul Perbanyak Pilihan, Demokrat Nilai Duet Anies-Ganjar di Pilpres 2024 Punya Dampak Negatif
"Bro Sunny gentleman mengakui akan men-support Anies dan untuk itu beliau mengundurkan diri," ujar Grace saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Selasa (28/6/2022).
"Beliau tahu persis sikap PSI terhadap Anies sangat clear, tidak akan menoleransi politik identitas yang dimainkan Anies untuk meraih kekuasaan."
Grace menjelaskan, sampai saat ini PSI masih belum memutuskan siapa sosok yang akan didukung oleh PSI dalam Pilpres 2024.
Namun ia menjelaskan hal yang menjadi pertimbangan di antaranya adalah rekam jejak baik, dan tidak terlibat intoleransi serta korupsi.
Sementara ini ada sembilan nama yang dipertimbangkan oleh PSI, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
2. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
3. Menko Polhukam Mahfud MD
4. Mendagri Tito Karnavian
5. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
6. Menteri BUMN Erick Thohir
(TribunWow.com/Anung/Via)