Liga 1

Riwayat Transfer Persib Bandung Kalah Telak dari Persija Jakarta, Berikut Catatan Perbandingannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan) . Riwayat transfer Persib Bandung dan Persija Jakarta.

TRIBUNWOW.COM - Riwayat transfer Persib Bandung ternyata masih kalah telak dari Persija Jakarta untuk gelaran Liga Indonesia.

Dilansir TribunWow.com dari Transfermarkt, meski mayoritas banyak pemain yang didatangkan Persib Bandung dan Persija Jakarta dengan status bebas transfer.

Namun, ada beberapa di antaranya yang sejatinya digaet Persib Bandung dan Persija Jakarta dengan menebus sisa klausul kontraknya.

Tercatat, biaya transfer yang dikeluarkan oleh Persib Bandung termahal sejauh ini mencapai Rp 6,95 miliar.

Baca juga: Transfer Sukses Persib Bandung Direkrut dari Persebaya: Potensi Ketagihan, 2 Sosok Ini Selanjutnya?

Saat itu, Persib Bandung memutuskan untuk menebus kontrak penyerang naturalisasi Indonesia asal Belanda, Sergio van Dijk.

Persib Bandung menebus kontraknya dari raksasa A-League, Adelaide United di musim 2012/2013.

Selain Sergio van Dijk, Persib Bandung juga pernah menebus sosok Hariono dari Deltras Sidoarjo.

Hal itu tak terlepas dari keinginan pelatih anyar Persib Bandung saat itu, Jaya Hartono yang ingin kembali bekerjasama dengan Hariono di skuad Maung Bandung.

Biaya transfer sebesar Rp 1,74 miliar diberikan Persib Bandung untuk mendapatkan Hariono dari Deltras Sidoarjo di musim 2008/2009.

Di sisi lain, catatan transfer Persija Jakarta yang notabene rival abadinya malah jauh lebih berani dalam perekrutan pemain.

Penggawa Persib Bandung pada gelaran Liga 1 2022. 

Baca juga: Transfer Jenius dan Berani Borneo FC: Sikut Persib Bandung hingga Datangkan Pemain Nganggur 4 Bulan

Termahal, Persija Jakarta berani menebus pemain asal Liga Utama Belgia, Club Brugge, Michael Krmencik saat didatangkan pada bursa transfer awal musim Liga 1 2022-2023.

Pemain berlabel Timnas Ceska itu didatangkan Persija Jakarta dengan menebus kontrak sebesar Rp 29,55 miliar.

Selain Michael Krmencik, Persija Jakarta juga tercatat mendatangkan sosok Hanno Behrens dengan biaya transfer mencapai Rp 3,48 miliar.

Tak main-main, saat itu, Persija Jakarta berani menebus klausul kontrak Hanno Behrens yang belum lama diperbaharui hingga 2024 di Hansa Rostock.

Skuad Persija Jakarta di gelaran Liga 1 2022. Sosok mesin penggerak Persija Jakarta bukan Hanno Behrens. (Instagram @syahrian.abimanyu)

Baca juga: Persib Bandung dan Persija Jakarta Pernah Kesengsem dengan Pelatih Sama, Nasibnya Kini Menyayat Hati

Berikut ini rekap tebusan transfer yang dilakukan oleh Persib Bandung dan Persija Jakarta:

Persib Bandung

1. Sergio van Dijk: Adelaide United ke Persib Bandung (2012-2013): Rp 6,95 miliar

2. Hariono: Deltras Sidoarjko ke Persib Bandung (2008-2009): Rp 1,74 miliar.

Persija Jakarta

1. Michael Krmencik: Club Brugge ke Persija Jakarta: Rp 29,55 miliar

2. Hanno Behrens: Hansa Rostock ke Persija Jakarta: Rp 3,48 miliar.

Persib Bandung dan Persija Jakarta Pernah Jatuh Hati dengan Pelatih yang Sama

Persib Bandung dan Persija Jakarta ternyata pernah saling jatuh hati dengan pelatih yang sama di era Divisi Utama.

Dilansir TribunWow.com, kejadian saling jatuh hati dengan pelatih yang sama antara Persib Bandung dan Persija Jakarta terjadi di periode waktu 2005 hingga 2006.

Sosok tersebut tak lain adalah pelatih asal Moldova, Arcan Iurie.

Kiprah Arcan Iurie dimulai saat didatangkan Persita Tangerang di tahun 1988 hingga 2004.

Baca juga: Kabar Gembira Bobotoh: Mutiara Persib Bandung Kondisinya Membaik, Bakal Segera Gusur Daisuke Sato?

Satu musim kemudian, Arcan Iurie memutuskan untuk merpat ke klub asal Ibu Kota, Persija Jakarta.

Tak disangka, sosoknya berhasil mencatatkan dua prestasi mentereng bersama Persija Jakarta di tahun perdananya.

Pelatih asal Moldova itu sukses mengantarkan Persija Jakarta lolos ke babak final Divisi Utama Liga Indonesia sebelum akhirnya takluk 1-2 atas Persipura Jayapura.

Selain itu, di musim yang sama, Arcan Iurie juga berhasil membawa Persija Jakarta menembus babak final Piala Indonesia 2005.

Sayang, ia kembali gagal di partai puncak usai Macan Kemayoran tunduk dengan Arema FC dengan skor 3-4.

Kegemilangannya bersama Persija Jakarta membuat tim rival abadi Macan Kemayoran, Persib Bandung turut meminangnya.

Alhasil, per 1 April 2006 Arcan Iurie diresmikan oleh Persib Bandung menjadi pelatih kepala.

Sayang, Arcan Iurie tak mampu berbicara banyak di Persib Bandung.

Ia pun memutuskan untuk angkat koper dari Kota Kembang per 28 November 2007.

Posisinya kala itu digantikan oleh Djajang Nurdjaman dan Robby Darwis.

Baca juga: Persija Jakarta Rasa Eropa Semakin Kental, Krmencik Potensi Hancurkan Hegemoni Statistik dari Simic?

Pada awal dimulainya Liga Super Indonesia di musim 2008-2009, Arcan Iurie merapat ke Persik Kediri.

Tercatat bersama Macan Putih, Arcan Iurie dikontrak hingga akhir musim.

Namun karena ada permasalahan rasionalisasi gaji sebesar 60 persen, Iurie memutuskan untuk mundur dari klub kebanggaan Kota Kediri tersebut.

Ia lantas melanjutkan karier kepelatihannya bersama klub asal Surabaya, Persebaya.

Arcan Iurie ditunjuk untuk menggantikan posisi dari pelatih Bajul Ijo sebelumnya, Freddy Muli.

Kembali, ia hanya bertahan satu musim dan memutuskan untuk pindah ke klub Semen Padang di tahun 2010-2011.

Mantan pelatih Persib Bandung dan Persija Jakarta asal Moldova, Arcan Iurie saat melatih Maung Bandung. (Instagram @bulao.id)

Bersama Semen Padang, ia hanya mencatatkan satu musim dan memilih mundur dari jabatan kepelatihan yang ia emban.

Kali ini, Arcan tak mendapatkan klub pengganti dengan cepat, terhitung ia baru melakukan comeback melatih sejak 2 tahun ia mundur dari Kabau Sirah.

Arcan Iurie kembali mendapatkan tim kembali di Indonesia Super League (ISL 2013).

Ia melatih Madura United selama satu musim di tahun 2013-2014.

Pelatih yang tercatat ketika bermain berposisi sebagai gelandang itu memutuskan untuk melanjutkan karier kepelatihannya bersama Pusamania Borneo sejak 2014-2016.

Seusai menjalani dua musimnya bersama Pusamania Borneo FC, pelatih yang identik dengan rambut putihnya memutuskan untuk pindah ke luar Liga Indonesia.

Ia memilih melanjutkan karier kepelatihan bersama Karketi Dili di tahun 2016 hingga 2017.

Hanya bertahan 1 musim, Arcan memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk membesut Cilegon United.

Namun ternyata, karier kepelatihannya bersama Cilegon United merupakan akrier terakhirnya di Liga Indonesia.

Usai di tahun 2018 mengalami stroke dan tak bisa melatih klub manapun.

Di tahun 2021, ia harus di deportasi kembali ke negara asalnya Moldova akibat tak memperpanjang Kitap.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Baca Berita Terkait Liga 1 Lainnya