Terkini Nasional

Senyum Pahit Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Sambo Belum Selesai, Muncul Tragedi Kanjuruhan dan Sabu

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan sejumlah kasus yang menjadi sorotan publik, dari kasus Ferdy Sambo-Brigadir J, Tragedi Kanjuruhan hingga penyalahgunaan narkoba Teddy Minahasa, Jumat (28/10/2022).

TRIBUNWOW.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tersenyum pahit saat membahas kasus besar yang belakangan terjadi secara bertubi-tubi.

Dilansir TribunWow.com, mulai dari kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo, tragedi di Stadion Kanjuruhan, hingga keterlibatan Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa dalam jaringan narkoba.

Kasus-kasus tersebut telah membuat citra Polri semakin anjlok di mata masyarakat dan mendorong adanya reformasi yang tengah diinisiasi Listyo Sigit.

Baca juga: Kasus Sambo hingga Teddy Minahasa Jadi Bukti Ketegasan Kapolri, Disebut Momentum Bersih-bersih Polri

Hadir dalam wawancara dengan presenter Karni Ilyas, Kapolri mendapat simpati dari sang jurnalis senior.

Hal ini terkait masalah yang satu demi satu mendera institusi Polri hingga mendulang kritik dari berbagai pihak.

Listyo Sigit kemudian membeberkan awal mula masalah yang bermuara dari rekayasa kasus pembunuhan oleh eks Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Ia menekankan telah serius menangani kasus tersebut, dan selalu berhati-hati mengambil keputusan meski dicap lambat dalam bertindak.

"Apa yang kami lakukan ini sebagai komitmen kami, kita menunjukkan bahwa terkait dengan penanganan kasus FS ini, kita betul-betul serius dan publik bisa menilai di situ," kata Listyo Sigit dikutip kanal YouTube tvOneNews, Jumat (28/10/2022).

Ia lantas tersenyum ketika menceritakan insiden selanjutnya yang terjadi di tengah berjalannya kasus Ferdy Sambo.

Ketika polisi masih disibukkan penyelidikan skenario Sambo, pada Sabtu (1/10/2022) terjadi tragedi dalam laga sepakbola Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Total sebanyak 135 orang meninggal setelah pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan menyebabkan kepanikan sehingga penonton berdesakan, terhimpit, hingga terinjak dan menjemput ajalnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers setelah bersama sejumlah jajaran Polri mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jumat (14/10/2022). (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Setelah Dipanggil Jokowi, Kapolri Listyo Sigit Gemetaran saat Konferensi Pers di Istana Negara

Tak lama setelah kejadian itu, Kapolda Jawa Timur Teddy Minahasa yang baru lima hari ditunjuknya, ditangkap karena diduga menjual barang bukti sabu-sabu ke pengedar.

"Kemudian itu belum selesai, muncul peristiwa Kanjuruhan dan juga tentunya yang terakhir terkait dengan sabu yang kemudian melibatkan Irjen TM," ungkap Listyo Sigit.

"Ini tentunya mengagetkan kita, karena memang di setiap arahan saya, berkali-kali sudah saya sampaikan bahwa tidak ada lagi anggota yang bermain-main dengan narkoba."

Baca juga: Sebut Masalah Polri seperti Drama, Arteria Dahlan: Episode Sambo, Tragedi Kanjuruhan, Teddy Minahasa

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 11.50:

Jokowi: Begitu Ada Peristiwa FS, Runyam Semua

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan langsung kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya.

Dilansir TribunWow.com, instruksi tersebut disampaikan di hadapan ratusan aparat dari tingkat Kapolda, Kapolres, hingga pejabat tinggi Mabes Polri.

Dalam instruksinya, Jokowi menyinggung mengenai kepercayaan masyarakat pada Polri yang anjlok.

Terutama setelah kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diinisiasi Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo (FS) mencuat ke media.

Baca juga: Kepercayaan Publik Anjlok, Kapolri Ungkap Arahan Jokowi untuk Reformasi Polri: Tegas dan Jelas

"Begitu ada peristiwa FS, runyam semuanya dan jatuh ke angka paling rendah, dulu dibandingkan institusi penegak hukum yang lain tertinggi, sekarang saudara-saudara harus tahu menjadi terendah," kata Jokowi dikutip kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).

"Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras."

Pada bulan November 2021, menurut Jokowi, tingkat kepercayaan masyarakat ke Polri sangat tinggi mencapai 80,2 persen.

Namun, kini tingkat kepercayaan masyarakat tersebut telah anjlok hingga hampir 30 persen.

Jajaran kepolisian republik Indonesia memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022). (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Kasus Sambo hingga Teddy Minahasa Jadi Bukti Ketegasan Kapolri, Disebut Momentum Bersih-bersih Polri

"Sekarang, kemarin Agustus berada di 54 persen. Jatuh, terus terang itu rendah sekali," ucap Jokowi.

"Itulah pekerjaan berat yang saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini."

Sebagaimana diketahui, Presiden telah memanggil jajaran anggota Polri dari Kapolres, kapolda hingga perwira tinggi dengan jabatan strategis.

Ratusan aparat tersebut dikumpulkan di Istana Negara Jakarta untuk mendapat arahan langsung setelah sejumlah kasus yang melibatkan anggota kepolisian menjadi sorotan masyarakat.

Adapun para aparat tersebut datang tanpa diizinkan membawa senjata maupun ponsel, dan hanya boleh memegang buku catatan atau pulpen.(TribunWow.com/Via)

Berita lain terkait