TRIBUNWOW.COM - Pasukan militer Rusia di bulan Oktober 2022 ini menjadi lebih agresif dibandingkan sebelumnya.
Pada Senin (10/10/2022), Rusia melakukan serangan misil serentak ke sejumlah wilayah di Ukraina.
Dikutip TribunWow dari rt, lalu pada keesokannya yakni pada Selasa (11/10/2022), Rusia kembali melancarkan serangan misil ke sejumlah target.
Baca juga: Sebut AS Terlibat dalam Konflik Ukraina, Rusia Pastikan Putin Bersedia Bertemu Biden di Bali
Pada serangan gelombang ke-2 yakni Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut telah menghancurkan markas dan fasilitas militer milik Ukraina.
Selain itu infrastruktur pengelolaan energi juga menjadi target serangan Rusia.
Rusia mengklaim seluruh serangannya berhasil mencapai target.
Wali Kota Lvov di barat Ukraina, Andrey Sadovoy melaporkan kotanya mengalami mati listrik akibat serangan Rusia.
"Sebuah misil menghantam sebuah infrastruktur penting," ujar Andrey.
Baca juga: Warga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina, Ada yang Joget hingga Kadyrov Ngaku Senang
Di wilayah Vinnitsa di tengah Ukraina, Kepala Administrasi Sergey Borzov melaporkan adanya serangan drone di sebuah stasiun energi lokal.
Total ada 19 orang tewas dan 105 warga luka-luka akibat serangan misil Rusia yang menghujani beberapa wilayah di Ukraina, mulai dari Kyiv/Kiev, Kharkiv, Dnipro, Lviv, Sumy, Zaporizhzhia, dan beberapa daerah lainnya.
Seluruh serangan itu terjadi sekaligus pada hari Senin (10/10/2022).
Dikutip TribunWow dari skynews, khusus Kyiv, diketahui Rusia terakhir kali meyerang Ibu Kota Ukraina terjadi pada Juni 2022 lalu.
Baca juga: Khawatir Dunia Kiamat Gara-gara Perang Dunia III, Trump Minta Ukraina dan Rusia Segera Damai
Total ada 45 bangunan warga sipil yang menjadi korban serangan Rusia tersebut.
Serangan tersebut menghancurkan 3 sekolah, 1 Taman Kanak-kanak (TK), 5 fasilitas kesehatan, hingga 2 bangunan administrasi.
Pada Selasa (11/10/2022), sirine serangan udara berbunyi serentak di seluruh wilayah di Ukraina.
Terdata ada 84 misil yang diluncurkan oleh pasukan militer Rusia.
Sementara itu, stasiun televisi milik pemerintah Rusia menjelaskan bahwa serangan yang terjadi di Kyiv disebabkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina.
Diketahui di Kyiv, serangan terjadi di jantung pusat kota yang sibuk selama jam sibuk di pagi hari.
Tubuh seorang pria dengan celana jins tergeletak di sebuah jalan di persimpangan utama, dikelilingi oleh mobil-mobil yang menyala-nyala.
Di sebuah taman, seorang tentara memotong pakaian seorang wanita yang berbaring di rumput untuk mencoba mengobati luka-lukanya.
Dua wanita lain berdarah di dekatnya.
Sebuah lubang besar menganga di sebelah taman bermain anak-anak di taman pusat Kyiv.
Sisa-sisa rudal yang tampak terkubur, berasap di lumpur.
Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali
Lebih banyak tembakan rudal berlanjut di ibu kota pada pagi hari ketika pejalan kaki berkerumun untuk berlindung di pintu masuk stasiun metro dan di dalam garasi parkir.
Laporan awal dari pejabat di Kyiv menyebutkan jumlah korban setidaknya 11 orang tewas dan 64 orang lainnya terluka, tetapi ada kekhawatiran jumlahnya akan meningkat.
"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
"Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina. Ada rudal yang menghantam. Sayangnya, ada yang tewas dan terluka."
Rory Challands dari Al Jazeera, melaporkan langsung dari Kyiv dan melukiskan kengerian yang terjadi.
Ia menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan Putin atas diledakkannya jembatan Krech sebagai penghubung Rusia dengan semenanjung Krimea.
"Kyiv belum pernah mengalami hal seperti ini selama berbulan-bulan; orang-orang berhenti memperhatikan sirene serangan udara, jadi ini adalah kenyataan yang sangat, sangat berbeda pagi ini," kata
"Faktanya, saya akan mengatakan hal seperti ini tidak terjadi sejak awal perang, dan bahkan pada awal perang, tidak ada banyak serangan pusat seperti yang terjadi hari ini".
"Tidak ada keraguan di sini di Kyiv bahwa ini adalah balas dendam Putin atas jembatan Krimea, dan dia menyerang beberapa target terlemah yang ada, yaitu warga sipil".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mencuitkan tanggapan berang atas penyerangan tersebut.
Ia juga terang-terangan menyebut Presiden Rusia sebagai teroris.
"Satu-satunya taktik Putin adalah teror di kota-kota Ukraina yang damai, tetapi dia tidak akan menghancurkan Ukraina. Ini juga tanggapannya kepada semua penolong yang ingin berbicara dengannya tentang perdamaian: Putin adalah teroris yang berbicara dengan rudal," tulis Kuleba.
Walikota Kyiv Vitali Klitschko memposting di media sosial membeberkan mengenai serangan di kotanya.
Ia mengatakan bawa sejumlah distrik sekitar Kyiv juga mengalami serangan sementara beberapa bangunan penting ikut hancur.
"Ibukota sedang diserang oleh teroris Rusia! Rudal menghantam benda-benda di pusat kota (di distrik Shevchenkivskyi) dan di distrik Solomyanskyi. Sirene serangan udara berbunyi, dan oleh karena itu ancaman terus berlanjut," tulis Klitschko.
"Jalan-jalan pusat Kyiv telah diblokir oleh petugas penegak hukum, layanan penyelamatan sedang bekerja."
Menurut Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, pasukan nasional telah menembak jatuh setidaknya 41 rudal yang ditembakkan ke Ukraina oleh Rusia.
“Pagi ini, 75 rudal diluncurkan. 41 dari mereka dinetralisir oleh pertahanan udara kami,” tulis Zaluzhnyi di Twitter.
Baca juga: Ditanya kenapa Anaknya Tidak Ikut Perangi Rusia, Diplomat Ukraina Ngamuk Maki-maki Politisi Jerman
Ledakan Terjadi di Dekat Kantor Zelensky
Beberapa ledakan besar dilaporkan terdengar di Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Dilansir TribunWow.com, bahkan penyerangan tersebut menyasar lokasi di dekat kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Peristiwa ini terjadi sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Ukraina atas ledakan di Krimea.
Baca juga: Viral Video Tentara Rusia Tertawa Diberi Pembalut oleh Pemerintah sebagai Bekal Perang di Ukraina
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (10/10/2022), kabar ini dibagikan oleh wali kota Kyiv, Vitali Klitschko di akun Telegramnya.
“Beberapa ledakan di distrik Shevchenkivskyi, di pusat kota,” tulis Vitali Klitschko.
"Detailnya menyusul," katanya.
Diketahui, distrik tersebut merupakan area luas di tengah Kyiv di mana berdiri bangunan bersejarah tua dan kantor-kantor pemerintahan.
Adapun ledakan itu terjadi sekitar pukul 08.15 waktu setempat (05.15 GMT), dengan sirene serangan udara terdengar di ibukota Ukraina lebih dari satu jam sebelum ledakan.
BBC melaporkan rudal-rudal itu menghantam lebih banyak di daerah pusat daripada serangan Rusia di awal perang.
Rekaman langsung di BBC sebelumnya menunjukkan rudal melintasi langit sebelum menabrak sebuah gedung.
Baca juga: Rahasia Ukraina Terbongkar, Hacker Rusia Publikasikan Ribuan Identitas Agen Intelijen Kiev
Pejabat Ukraina melaporkan salah satu rudal jatuh di Jalan Vladimirsky, dekat kantor Zelensky.
Seorang juru bicara Layanan Darurat Negara mengatakan kepada penyiar publik Suspilne bahwa beberapa ledakan mengguncang ibukota Ukraina yang menyebabkan kematian dan cedera.
Lesia Vasylenko, anggota parlemen Ukraina, memposting foto di Twitter yang menunjukkan bahwa setidaknya satu ledakan terjadi di dekat gedung utama Universitas Nasional Kyiv di pusat Kyiv.
Layanan darurat di Kyiv mengatakan jumlah korban tidak diketahui, sementara tim penyelamat masih bekerja di berbagai lokasi.
Ledakan itu adalah yang pertama di ibu kota sejak berbulan-bulan invasi setelah fokus perang bergeser ke wilayah timur Ukraina.
Ledakan itu terjadi setelah serangan semalam di Dnipro dan Zaporizhzhia.
Dan insiden ini terjadi hanya sehari setelah Putin menuduh Ukraina melakukan terorisme dengan meledakan Jembatan Krimea.
Jembatan Kerch sepanjang 12 mil rusak parah setelah sebuah truk dilaporkan meledak, menewaskan tiga orang.
Ledakan memalukan jembatan telah menyebabkan pejabat Rusia marah menyerukan pemogokan di kota-kota besar.
Para pejabat Barat percaya bahwa pemimpin Rusia sekarang akan membalas dendam atas ledakan itu dan khawatir terjadi perang nuklir.
Sebagai informasi, Putin tengah mendapat tekanan yang meningkat setelah mengalami serangkaian kemunduran militer dalam beberapa pekan terakhir.
Terlihat dari sikapnya yang terus merombak kepemimpinan militernya, menunjuk seorang jenderal baru untuk memimpin perang.
Pasalnya, ribuan tentara Rusia dilaporkan sudah mundur dari daerah garis depan di wilayah timur Luhansk dalam beberapa hari terakhir.(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina