Tragedi Arema Vs Persebaya

Kengerian Video CCTV Pintu 13 setelah Arema FC Vs Persebaya, TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Miris Sekali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan pintu tribun 13 Stadion Kanjuruhan pascakerusuhan yang menelan banyak korban jiwa, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Sejumlah saksi mata mengatakan, pintu tribun ini menjadi saksi bisu banyaknya korban suporter Aremania yang meninggal dunia usai laga sepak bola Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

TRIBUNWOW.COM - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) membeberkan temuan pada tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Melalui anggotanya bernama Nugroho Setiawan membeberkan video CCTV ketika terjadi tragedi Kanjuruhan yang merenggut 131 korban jiwa.

Tepatnya CCTV yang memperlihatkan situasi di pintu 13 Stadion Kanjuruhan yang ternyata sangat mengerikan.

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Transfer Mubazir PSS Sleman: Gaet Eks Pemain Persib dan Arema FC di Usia Senja, Kini Hiasi Bench

Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Selasa (11/10/2022), Nugroho Setiawan menjelaskan adanya penumpukan pada pintu 13.

Hal tersebut tak lepas dari kepanikan pendukung Arema FC, Aremania pada gas air mata yang dilontarkan oleh petugas keamanan.

Otomatis banyak Aremania yang ingin menghindari kericuhan di dalam Stadion Kanjuruhan, dan gas air mata.

Namun ternyata pintu 13 Stadion Kanjuruhan ternyata tidak terbuka lebar.

Hingga membuat Aremania berdesak-desakan untuk berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan.

"Saya sudah melihat rekaman CCTV kejadian, khususnya Pintu 13. Itu mengerikan sekali. Jadi, situasinya adalah pintu sudah terbuka, tetapi sangat kecil," ucap Nugroho Setiawan.

"Pintu itu seharusnya digunakan untuk jalur masuk penonton. Namun, dijadikan pintu keluar. Situasinya adalah orang-orang ketika itu berebut keluar," tambahnya.

Baca juga: Transfer Mubazir PSS Sleman: Gaet Eks Pemain Persib dan Arema FC di Usia Senja, Kini Hiasi Bench

Korban mulai berjatuhan karena kehabisan oksigen, terhimpit, terinjak-injak ditambah lagi gas air mata di pintu 13 Stadion Kanjuruhan.

Seolah-olah pintu 13 menjadi kuburan massal karena menjadi titik lokasi paling banyak memakan korban jiwa.

Nugroho Setiawan sampai tak tega menyaksikan CCTV di pintu 13 Stadion Kanjuruhan.

"Pada saat bersamaan, sebagian orang sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak, karena gas air mata," jelasnya.

"Miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan kehilangan nyawa. Itu terekam di CCTV," tandasnya.

Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Media asing Nytimes menyoroti kontroversi tembakan gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian ke arah penonton. (istimewa via TribunJatim.com)

Baca juga: Panpel Arema FC Temukan Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan, Bandingkan Efek Gas Air Mata Tahun 2018

Penyebab Pintu Stadion Kanjuruhan Masih Ditutup

Polisi sudah menetapkan enam tersangka tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Satu di antaranya adalah Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang diduga lalai hingga membuat 131 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.

Pintu Stadion Kanjuruhan masih tertutup ketika pendukung Arema FC, Aremania hendak keluar karena panik kericuhan di dalam.

Hingga akhirnya Aremania berdesak-desakan dan kekurangan oksigen saat mencari jalan keluar stadion.

Ditambah lagi dengan kondisi gas air mata yang memberatkan membuat korban tragedi Kanjuruhan mulai berjatuhan.

Padahal menurut aturan pintu stadion dibuka 10 menit sebelum laga selesai.

Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Minggu (9/10/2022), Abdul Haris membeberkan penyebab pintu Stadion Kanjuruhan masih ditutup.

Abdul Haris menyebut ada beberapa oknum yang sengaja tidak membukakan pintu Stadion Kanjuruhan.

Bahkan, Abdul Haris memiliki bukti berupa rekaman CCTV terkait hal tersebut.

Dengan berlinang air mata, Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang didampingi kuasa hukumnya dan Manajer Arema FC meminta maaf pada semua korban tragedi Kanjuruhan Malang. (Tribun Jatim Network/Dya Ayu)

Selain itu, Abdul Haris juga mendapatkan laporan dari Security Officer Suko Sutrisno bahwa pintu Stadion Kanjuruhan seluruhnya sudah dibuka.

Seperti diketahui, Security Officer Suko Sutrisno juga menjadi satu di antara enam orang yang ditetapkan menjadi tersangka.

"Sesuai SOP semua pintu harus terbuka, kalau memang tertutup, mohon maaf kalau ada oknum yang menutup itu ada di CCTV," ujar Abdul Haris.

"Semua ada di CCTV. Mulai jelang pertandingan, kick off sampai selesai ada CCTV-nya," tambahnya.

"Di situ juga ada portir, ada PAM, ada dari kepolisian di setiap pintu. Saya ada di tengah."

"Yang jelas laporan dari Pak Suko semua pintu sudah dibuka."

Bukti CCTV dari Abdul Haris pun sudah diserahkan pada pihak kepolisian.

Selanjutnya, bukti CCTV akan menjadi materi penyelidikan tragedi Kanjuruhan.

"Selebihnya itu sudah masuk materi penyidikan, jadi biar ranahnya tim bagian hukum yang menyampaikan," kata Abdul Haris. (TribunWow.com)

Baca juga berita lain terkait