TRIBUNWOW.COM - Pada survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pasangan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani mampu mengalahkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang disandingkan dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun dalam simulasi tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 2024 tersebut, Prabowo-Puan hanya bisa menempati posisi nomor dua.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, pasangan Anies-AHY diketahui mendapat dukungan dari simpatisan partai Nasional Demokrat (NasDem), Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Pengamat Soroti Makna Tawa Prabowo saat Tanggapi Anies Jadi Capres 2024 NasDem: Tidak Punya Beban
Kemudian di posisi nomor dua ditempati oleh pasangan Prabowo-Puan yang mendapat dukungan dari konstituen Partai Gerindra dengan angka 51,3 persen.
“Pemilih Prabowo memang saat ini masih baru Partai Gerindra yang lebih kuat konstitennya mendukung prabowo puan dibanding partai-partai lain,” ujar Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam rilis survei bertajuk ‘Pasangan Capres-Cawapres Paling Populer dan Prospeknya’ yang dilakukan secara hybrid, di kawasan Jakarta Timur, Senin (10/10/2022).
Lalu di posisi pertama ditempati oleh pasangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.
Sebanyak 59,9 persen simpatisan PDIP memilih pasangan Ganjar-Airlangga dibanding Prabowo-Puan dan Anies-AHY.
Kemudian Ganjar-Airlangga juga mendapat dukungan sebesar 37,1 persen dari konstituen Partai Golkar, 21,7 persen dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan 41,2 persen dari Partai Amanat Nasional (PAN).
“Ada empat partai yang konstituen partai cenderung memilih psangan Ganjar-Airlangga,” papar Adjie.
Di sisi lain, kemungkinan adanya koalisi antara PDIP dan Partai Gerindra di 2024 nanti bukanlah suatu hal yang mustahil.
Kesimpulan ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi.
Dikutip TribunWow dari Kompas, Ari menyoroti rekam jejak kedekatan antara Ketum Partai Gerindra dan PDIP yakni Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Tertawa Lepas hingga Pamerkan Chemistry, Ini Jawaban Prabowo soal Jokowi Jadi Wakilnya di 2024
Ari menjelaskan bagaimana Prabowo dan Megawati sudah dekat sejak era lengsernya Presiden Soeharto.
“Prabowo tengah di Jordania, mendiang suami Megawati yakni Taufiq Kiemas yang membantu mengusahakan Prabowo bisa pulang kembali ke Tanah Air,” tutur Ari pada Kompas.com, Rabu (5/10/2022).
Hubungan dekat ini terus berlanjut hingga akhirnya Prabowo menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati pada Pemilu 2009 silam.
Selanjutnya, Ari menyebut Megawati memiliki peran atas posisi Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI di era Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Justru Megawati lah yang support Jokowi ketika mengajak Prabowo bergabung di kabinet pasca Pilpres 2019,” ujar Ari.
Terkait koalisi PDIP dan Gerindra di 2024, Ari menjelaskan situasi saat ini masih cair.
Namun aliansi dapat mudah terbentuk mengingat hubungan baik antara Megawati dan Prabowo.
“Kedekatan Megawati dan Prabowo menjadi semakin memudahkan aliansi politik antara PDI-P dengan Gerindra,” tegas Ari.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Ujungnya Hanya Jadi Pembantu, PDIP Sindir Wacana Duet Prabowo-Jokowi 2024
Pesan Prabowo dan Puan soal Pertemuan
Sebelumnya Prabowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sempat melakukan pertemuan di Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (4/9/2022).
Kedua belah pihak tak menampik pertemuan di Hambalang turut membahas soal isu pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Dikutip TribunWow dari Kompas, Prabowo dan Puan sama-sama memberikan sinyal akan berduet di 2024.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Pengamat Lihat Jokowi Kian Condong Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Saat ditanya soal kemungkinan berduet, Prabowo menyebut kemungkinan tersebut ada.
“Jadi kalau Anda tanya memungkinkan atau tidak memungkinkan, saya kira dari segi teori kemungkinan, ya pasti memungkinkan,” kata Prabowo, Minggu (4/9/2022).
Namun Prabowo menjelaskan, pembahasan soal berduet dengan Puan masih terlalu dini untuk dibicarakan.
“Jadi apa saja mungkin untuk kebaikan bangsa dan negara Republik Indonesia,” kata Prabowo.
“Jadi saya kira konklusi yang paling jelas adalah kita bertekad untuk melanjutkan komunikasi politik dengan terus-menerus, dengan terbuka, dengan apa adanya,” sambungnya.
Sementara itu Puan menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Prabowo adalah komitmen membangun bangsa.
Kemudian Puan juga menyinggung soal komitmen Gerindra dan PDIP menjalankan kepercayaan masyarakat dengan cara menjalankan pesta demokrasi Pilpres 2024.
Puan turut menegaskan bahwa pertemuannya pada Rabu (4/9/2022) bukanlah pertemuan terakhir dengan Prabowo.
“Insya Allah bisa dipastikan bukan pertemuan terakhir, ya Mas Bowo ya. Jadi kita akan tetap menyampaikan secara terbuka, membuka ruang untuk tetap menguatkan tekad bersama,” ujar Puan. (TribunWow.com/Anung)