Tragedi Arema Vs Persebaya

Tak Gandeng PSSI, Mahfud MD Umumkan Anggota Tim Independen untuk Selidiki Tragedi Kanjuruhan

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Polhukam Mahfud MD dalam konferensi pers terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Mahfud umumkan anggota tim independen penyidik tragedi di Satdion Kanjuruhan.

TRIBUNWOW.COM - Menko Polhukam Mahfud MD mengumumkan anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Dilansir TribunWow.com, tim tersebut diketuai Mahfud MD yang dibantu 2 pimpinan lain serta 10 anggota.

Nantinya tim tersebut akan memberikan laporan dan rekomendasi pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta mengungkap tindak pidana yang mungkin terjadi.

Namun dari nama-nama yang tercantu, pemerintah sama sekali tidak melibatkan PSSI sebagai organisasi sepak bola nasional.

Baca juga: Jokowi Beri Santunan Rp 50 Juta untuk 125 Korban di Kanjuruhan, Mahfud MD: Nyawa Tak Bisa Dinilai

Melalui konferensi pers pada Senin (3/10/2022), Mahfud MD menyampaikan para pimpinan dan anggota tim yang telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir dari kanal YouTube KOMPASTV, berikut nama serta latar belakang sosok yang dipilih menjadi anggota tim TGIPF.

Pimpinan:

Ketua : Menko Polhukam, Mahfud MD

Wakil Ketua : Menpora Zainudin Amali

Sekretaris : Dr. Nur Rochmad S.H, M.H (Mantan Jampidum/ Mantan Dep. III Kemenko Polhukam

Anggota:

1. Prof Dr. Rhenald Kasali (Akademisi/UI)

2. Prof. Dr. Sumaryanto (Rektor UNY)

3. Akmal Marhali (Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer)

4. Anton Sanjoyo (Jurnalis Olahraga-Harian Kompas)

5. Nugroho Setiawan (Mantan pengurus PSSI dengan Lisensi FIFA)

6. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (mantan kepala BNPB)

7. Mayjen TNI (Purn) Suwarno (Wakil Ketum 1 KONI)

8. Irjen Pol (Purn) Sri Handayani (Mantan Wakapolda Kalimantan Barat)

9. Laode M Syarif, S.H., LLM., Ph.D (Kemitraan/ Mantan Pimpinan KPK)

10. Kurniawan Dwi Yulianto (mantan pemain sepak bola tim nasional sepak bola)

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Kontroversi Gas Air Mata di Kerusuhan Kanjuruhan, Klarifikasi Polisi hingga Pengakuan Saksi Mata

"Demikian jumlah tim ada 3 pimpinan dan 10 anggota, sehingga ada 13," beber Mahfud MD.

Lebih lanjut, Mahfud MD menerangkan bahwa tim ini akan langsung berada di bawah Presiden.

Nantinya, hasil penyidikan akan digunakan sebagai dasar pembentukan kebijaksanaan terutama dalam bidang persepakbolaan tanah air.

"Outputnya ini nanti disampaikan ke Presiden untuk penilaian kebijakan keolahragaan nasional, khususnya persepakbolaan secara menyeluruh," ungkap Mahfud MD.

"Mungkin saja dari hasil TGIPF ditemukan pelaku-pelaku tindak pidana selain yang telah ditangani oleh Polri secara pro justitia."

Menurut Mahfud MD tim ini berfungsi sebagai kepanjangan tangan Presiden serta penyidik aktif yang akan bekerjasama dengan Polri.

"Tim inilah yang akan menggali dan menyampaikan ke presiden, dan kalau ada pelanggaran hukum akan disampaikan ke penegak hukum," tandasnya.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Panitia Abaikan Saran Polri soal Laga Arema FC Vs Persebaya di Kanjuruhan

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke - 14.10 :

Mahfud MD Sebut Panitia Abaikan Saran Polri

Menko Polhukam Mahfud MD sebelumnya sempat buka suara soal tragedi di Kanjuruhan.

Mahfud MD menegaskan, sebelum pertandingan dilaksanakan, aparat keamanan telah melakukan koordinasi terkait teknis pelaksanaan pertandingan di Stadion Kanjuruhan.

Dikutip TribunWow dari Instagram @mohmahfudmd, Minggu (2/10/2022), Mahfud MD menyampaikan, saran dari aparat terkait pelaksanaan teknis pertandingan diabaikan oleh pihak panitia pelaksana.

Foto kiri: Menko Polhukam Mahfud MD buka suara soal insiden tewasnya 127 orang dalam kerusuhan pertandingan Arema FC Vs Persebaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Foto kanan: Kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Kolase Surya Malang/Purwanto dan YouTube Kompastv)

Baca juga: Peristiwa Kelam Kanjuruhan Bakal Berbuntut Sanksi Berat PSSI untuk Arema FC, Berikut Penjelasannya

Penjelasan ini disampaikan oleh Mahfud pada unggahan akun media sosial miliknya.

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan," tulis Mahfud.

"Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang."

"Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000."

Mahfud turut menjelaskan, tidak ada bentrok antar suporter dalam pertandingan di Kanjuruhan.

Berdasarkan keterangan dari Mahfud, pada saat pertandingan hanya ada Aremania yang menonton langsung di Kanjuruhan.

Mahfud menegaskan, korban meninggal dan luka-luka disebabkan oleh desak-desakkan, saling himpit, terinjak-injak hingga sesak napas.

Baca juga: Kisah Pilu Pasutri Meninggal Terinjak di Laga Arema Vs Persebaya, sang Anak Berusia 11 Tahun Selamat

Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Mahfud:

"TERKAIT KERUSUHAN PASCA PERTANDINGAN SEPAKBOLA DI KANJURUHAN MALANG:

Saya sdh dpt informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sdh berkordinasi dgn Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dgn baik.

Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dgn aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban.

Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000.

Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dgn Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter.

Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki. Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba." (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita lain terkait